SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati berdialog dengan Direktur RSST Sragen Wisnu Retnaningsih (kanan) saat perayaan HUT ke-2 RSST Sragen, Minggu (30/6/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Perkembangan RSUD Sukowati Tangen (RSST) Sragen sangat prospektif menjadi rumah sakit (RS) yang maju. Target pendapatan RSST yang baru operasional dua tahun terakhir ternyata sudah melampaui target yang ditentukan.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menghadiri sendiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2 RSST Sragen, Minggu (30/6/2024). Bupati merasa senang dengan capaian yang sudah dimiliki RSST di bawah pimpinan Direktur RSST Sragen dr. Wisnu Retnaningsih.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Pada HUT ke-2 RSST ini, gedung baru sudah jadi dan sudah dimanfaatkan. Target pendapatan selama dua tahun terakhir juga luar biasa. Melihat progres yang bagus di RSST maka target pendapatan dievaluasi. Pada 2024 ini akhirnya berani ditarget mencapai Rp12 miliar,” jelas Yuni, sapaan Bupati Sragen, saat ditemui Solopos.com, di RSST Sragen.

Yuni melihat infrastruktur yang perlu dipikirkan untuk mempercepat rujukan pasien di utara Bengawan Solo ke RSST Sragen karena jalan bergelombang. Dia mengatakan jalannya memang tidak ada yang rusak tetapi bergelombang. Ketika ambulans itu membawa pasien darurat, kata dia, tidak bisa dengan kecepatan tertentu karena jalan bergelombang.

“Saya mendapat cerita dari Kepala Puskesmas Jenar, saat ambulans membawa pasien dengan jalan gelombang dan kecepatan tertentu, pasiennya bisa mumbul. Ya, karena tekstur tanahnya gerak. Jalan depan puskesmas terutama memang butuh diperbaiki. Seharusnya kualitas cor betonnya seperti proyek IJD [Inpres Jalan Daerah]. Coba nanti diminta ke provinsi atau APBN,” kata Yuni.

Bupati Sragen menyatakan RSST ini sangat prospektif ke depan karena perkembangannya signifikan. Banyak pasien dari Grobogan, kata dia, juga masuk ke RSST. Dari tingkat hunian di RSST, ujar dia, juga tinggi mencapai 72%. “Prospek banget ke depannya,” jelas dia.

Direktur RSST Sragen, dr. Wisnu Retnaningsih, menyampaikan target pendapatan pada 2023 lalu awalnya dipatok Rp3 miliar. Padahal RSST ini, kata dia, baru bekerja sama dengan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada Juni 2023 sehingga pasien BPJS baru bisa dilayani Juni-Juli 2023. “Realisasi pendapatan di akhir 2023, Alhamdulillah bisa mencapai Rp3,7 miliar,” jelas Wisnu.

Dia melanjutkan target pendapatan pada 2024 naik dari Rp3 miliar menjadi Rp6,25 miliar di APBD penetapan 2024. Namun, pada APBD perubahan 2024, jelas dia, target tersebut dinaikkan lagi menjadi Rp12 miliar. “Hingga Juni, realisasi pendapatan di RSST sudah mendekati Rp6 miliar. Semoga realisasi pendapatan bulanan bisa antara Rp900 juta-Rp1 miliar per bulan,” harap dia.

Wisnu menjelaskan bed occupation rate (BOR) di RSST Sragen itu tergantung pada tren angka kesakitan. Dia menyebut seperti Maret itu relatif tinggi karena ada kasus demam berdarah dengue. Dia menyatakan BOR paling tinggi itu 72%-78% sedangkan paling rendah di angka 50%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya