Soloraya
Kamis, 29 Juni 2023 - 08:16 WIB

Salat Id di Masjid Agung Boyolali, Bupati Said: Momentum Belajar Ikhlas

Nimatul Faizah  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Umat Islam melaksanakan Salat Id di Masjid Agung Boyolali, Kamis (29/6/2023). (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) melaksanakan Salat Id di Masjid Agung Boyolali, Kamis (29/6/2023).

Ratusan warga juga menghadiri Salat Id di Masjid Agung Boyolali yang berada di depan rumah dinas bupati tersebut.

Advertisement

Said bersama Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Boyolali, Taufiqur Rahman, dan rombongan berjalan kaki dari rumah dinas Bupati Boyolali sekitar pukul 06.24 WIB. Bupati dan rombongan kemudian masuk ke masjid.

Sedangkan, Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan, dan beberapa Kepala OPD melaksanakan salat Id di tempat terpisah yaitu di Masjid Ageng Boyolali Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali.

Advertisement

Sedangkan, Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan, dan beberapa Kepala OPD melaksanakan salat Id di tempat terpisah yaitu di Masjid Ageng Boyolali Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali.

Sebelum Salat Id dimulai, Bupati Said memberikan sambutan kepada masyarakat yang hadir. Dalam kesempatan tersebut, Said selaku bupati memohon maaf kepada masyarakat. Ia juga mengajak masyarakat, dalam momen tersebut untuk saling memaafkan.

Ia mengatakan, selain merupakan bagian dari akhlaqul karimah, memaafkan juga membutuhkan pengorbanan, keikhlasan, dan kekuatan hati untuk dilakukan.

Advertisement

“Seraya merenungkan kembali keteladanan agung Nabi Ibrahim Alaihissalam, ketika ia mendapat perintah untuk mengorbankan putra terkasihnya, Nabi Ismail Alaihissalam, yang telah teruji memiliki keikhlasan, kekuatan hati, dan ketaatan mutlak terhadap Allah SWT,” kata dia.

Masih dalam kesempatan yang sama, Said juga mengimbau masyarakat Boyolali tidak perlu khawatir dalam berkurban. “Karena hewan kurban di Kabupaten Boyolali Insya Allah bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku [PMK] maupun virus Lumpy Skin Disease [LSD],” jelas dia.

Ia telah memerintahkan jajaran Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali untuk memantau langsung kesehatan dan kelayakan hewan ternak yang akan dijadikan sebagai hewan kurban.

Advertisement

Untuk hewan kurban yang datang dari luar daerah, jelas Said, Pemkab Boyolali juga sudah mengantisipasi di pintu-pintu masuk dengan melakukan pemeriksaan dan menandai hewan yang sehat dengan tanda khusus.

“Insya Allah, ikhtiar yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam mengantisipasi penyebaran PMK dan LSD pada hewan ternak tersebut berbuah manis,” jelas dia.

Setelah sambutan selesai, salat Iduladha dilaksanakan. Imam dan khotib Salat Id di Masjid Agung Boyolali adalah Kepala Kemenag Boyolali, Taufiqur Rahman.

Advertisement

Seusai menjadi imam, Taufiq memberikan khotbah. Ia menyampaikan salah satu pelajaran penting dari Iduladha adalah semangat berkorban.

Umat Islam yang mempunyai keluasan rezeki dianjurkan untuk berkurban. Waktu berkurban mulai Kamis ini hingga akhir hari Tasyriq, yaitu tanggal 13 Dzulhijjah.

“Menurut Data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, setiap Idul Adha dan 3 hari Tasyriq yang mengiringinya tidak kurang dari 78.000 hewan ternak yang dijadikan kurban. Ini menunjukkan tingginya semangat berkurban masyarakat Jawa Tengah,” ucap dia.

Ia menjelaskan dorongan berkurban sejatinya adalah dorongan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Taufiq mengungkapkan cakupannya sangat luas, sehingga apapun yang dilakukan umat Islam adalaj untuk mendekatkan diri kepada Allah

“Baik berupa materi maupun nonmateri dapat dikatagorikan sebagai implementasi kurban. Ketulusan dalam berkurban menjadi tolok ukur diterimanya kurban,” kata dia.

Taufiq mengatakan Nabi Ibrahim juga telah memberikan contoh ketulusan dalam berkorban. Hal tersebut tercermin ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail.

“Dengan berbagai macam godaan yang dilancarkan oleh iblis, Nabi Ibrahim bergeming tetap melaksanakan perintah Allah dengan penuh ketulusan, sehingga akhirnya oleh SWT diganti dengan seekor domba besar,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif