SOLOPOS.COM - Warga menangkap ikan di saluran irigasi Colo Barat, Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, yang sedang dikeringkan pada Senin (16/10/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Penutupan pintu air saluran irigasi Colo Barat di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, dimanfaatkan warga untuk berburu ikan air tawar, Senin (16/10/2023).

Di sisi lain, petani yang memanfaatkan air dari saluran irigasi itu harap-harap cemas. Mereka khawatir tidak bisa panen karena tanaman padi kurang air dan berharap segera turun hujan sehingga sawah mereka tetap terairi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pantauan Solopos.com di saluran irigasi Colo Barat, Desa Nambangan dan Desa Jaten, Kecamatan Selogiri, Senin pagi, puluhan hingga ratusan orang turun ke saluran irigasi yang tengah menyusut sedikit demi sedikit itu.

Mereka mencari ikan menggunakan alat penyetrum atau jaring ikan. Adapun ikan yang ditangkap antara lain nila dan bader. 

Salah satu warga penangkap ikan, Ades, mengatakan sudah menjadi agenda rutin tahunan bagi warga di Selogiri, Wonogiri, untuk beramai-ramai menangkap ikan saat saluran irigasi Colo Barat dikeringkan.

Para warga itu tidak hanya dari Wonogiri, melainkan ada pula yang dari Klaten, Sukoharjo, dan Karanganyar. Mereka biasanya mulai berburu ikan dari pagi sampai siang. Menurut Ades, populasi ikan di saluran irigasi Colo Barat kian menipis dari tahun ke tahun. Dia tidak mengerti apa penyebab pasti kondisi tersebut.

“Ikannya sudah tidak sebanyak dulu. Ini saja saya baru dapat sekitar dua kilogram, ada bader dan nila sedikit. Kalau tahun-tahun bisa capai tujuh sampai 10 kilogram dari pagi sampai siang. Ini sulit, ikannya sepi,” kata Ades saat ditemui Solopos.com di saluran irigasi Colo Barat wilayah Wonogiri, Senin.

Ades menangkap ikan dengan cara menjala. Cara itu dia pilih karena dinilai lebih aman. Selain itu, tidak sampai mematikan ikan-ikan berukuran kecil yang seharusnya belum layak ditangkap. Hal itu berbeda dengan mereka yang menangkap ikan menggunakan alat penyetrum ikan. 

Populasi Ikan Menurun

Warga lain, Supriyanto, juga mengungkapkan hal serupa. Ikan di saluran Colo Barat semakin berkurang dari tahun ke tahun. Padahal lokasi yang biasa dia pilih untuk menangkap ikan di saluran Colo Barat itu biasanya cukup banyak ikan karena ada banyak bebatuan.

Alat penyetrum ikan yang dia buat sendiri pun tidak mampu menghasilkan ikan sampai puluhan kilogram seperti tahun-tahun lalu.

“Biasanya bisa dapat sampai 20 kilogram kalau pakai alat setrum ikan begini. Tapi ini ikannya sepi. Mungkin karena faktor cuaca ya. Bulan-bulan akhir ini kan cuacanya panas banget ya. Itu bisa juga pengaruh ke populasi ikan,” ujar Supriyanto.

Kepala Desa Nambangan, Selogiri, Wonogiri, Suparno, menyebut selama ini memang tidak ada larangan bagi warga untuk menangkap ikan saat saluran irigasi Colo Barat dikeringkan. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo ((BBWSBS) pun belum pernah meminta desa untuk mengimbau warganya tidak terjun ke saluran irigasi saat penutupan pintu air.

“Biasanya kalau sore, orang-orang yang menangkap ikan di saluran Colo Barat itu banyak yang ider jual ikan hasil tangkapan ke warga kampung,” ucap Suparno.

Sementara itu, salah satu petani pemanfaat air dari saluran irigasi Colo Barat, Narto, mengungkapkan padi sawah miliknya seluas lebih kurang 4.000 meter persegi di Desa Nambangan sedianya bisa panen dua hingga tiga pekan ke depan.

Sebelum saluran irigasi itu dikeringkan, sawahnya sudah diberi air sedikit lebih banyak daripada biasanya. Hal itu agar sawah tetap mendapatkan air sampai dua pekan ke depan, sehingga hasil panen juga bisa optimal. 

“Secara teori, kondisi air segitu harusnya cukup sampai padinya panen di masa tanam ketiga ini. Tapi enggak tahu nanti. Ya semoga saja bisa segera turun hujan. Soalnya masih ada beberapa sawah yang baru umur sebulan, itu pasti butuh air banyak,” kata Narto.

Petani Khawatir

Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Colo Barat, Wonogiri, Rusdiyanto, mengatakan penutupan saluran irigasi Colo Barat dan Timur itu sebenarnya mundur dari jadwal tahunan seharusnya yaitu 1 Oktober.

Pengunduran pengeringan saluran tersebut atas kesepakatan petani pemakai air dari saluran irigasi Colo Barat di Wonogiri, Sukoharjo, dan Klaten. Dasar dari usulan tersebut lantaran masa tanam (MT) II dan MT III masing-masing petani pemanfaat air dari saluran irigasi itu tidak bisa serentak. 

Akibatnya, masa panen juga tidak serentak. Dia belum tahu berapa lama proses pengeringan saluran irigasi itu akan berlangsung. Biasanya, hal itu bergantung pada elevasi atau tinggi muka air di WGM Wonogiri.

Saat saluran irigasi Colo Barat kering, petani yang belum panen pada MT III biasanya mengandalkan sumur dalam atau berharap agar hujan segera turun. “Sebenarnya ya khawatir juga mereka, takut panennya enggak optimal. Tapi kan mau tidak mau memang harus begitu,” kata Rudiyanto.

Rusdi menyebut saat ini saluran irigasi Colo Barat dimanfaatkan untuk mengairi 532 hektare (ha) sawah di empat desa di Kecamatan Selogiri, Wonogiri, meliputi Sendangijo, Nambangan, Jaten, dan Pule. 

Kepala Sub Divisi Jasa Air III/1 Perum Jasa Tirta I, Fendi Ferdian, mengatakan penutupan saluran irigasi itu dalam rangka pemeliharaan saluran irigasi oleh BBWSBS.  

“Total sawah yang terlayani dari saluran irigasi Colo Barat dan Timur seluas lebih kurang 25.000 hektare. Pengeringan itu dilakukan rutin setiap tahun untuk perawatan saluran irigasi tersebut,” kata Fendi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya