SOLOPOS.COM - Kondisi saluran irigasi di wilayah Dukuh Lusah, Desa Bakung, Kecamatan Jogonalan, Klaten, yang penuh lumpur, Sabtu (19/8/2023). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — DPRD Klaten merespons keluhan para petani di sejumlah desa di Kecamatan Jogonalan mengenai saluran irigasi Jolontoro yang menjadi dangkal dan dipenuhi lumpur diduga dari limbah pencucian pasir.

DPRD segera berkoordinasi dengan Pemkab untuk menindaklanjuti keluhan warga dan petani itu. Dalam hal ini, DPRD belum bisa menduga-duga penyebab sedimentasi yang berdampak pada irigasi pertanian tersebut.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Wakil Ketua DPRD Klaten, Triyono, menjelaskan penyebab sedimentasi itu perlu ditelusuri dan diidentifikasi terlebih dahulu. DPRD segera berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Klaten untuk mencari tahu penyebab sedimentasi tersebut.

“Kami identifikasi dulu asalnya dari mana, kalau memang nanti berasal dari limbah pencucian pasir, ya diperingatkan,” kata Triyono saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (23/8/2023).

Berdasarkan pantauan Solopos.com, ada aktivitas depo pasir di hulu saluran irigasi yang dipenuhi kini menjadi dangkal akibat dipenuhi lumpur di Jogonalan, Klaten, itu. Depo tersebut berada di samping sungai. Lebih ke hulu lagi, aliran air pada saluran relatif jernih meskipun digenangi sampah.

Sebelumnya, petani di sejumlah desa wilayah Kecamatan Jogonalan, Klaten, dibikin resah dengan pendangkalan saluran air untuk irigasi pertanian mereka. Selama beberapa bulan terakhir, saluran mengalami sedimentasi berupa lumpur dan bertambah tinggi dalam waktu singkat.

Air dari saluran tersebut selama ini dimanfaatkan petani di sejumlah desa di antaranya Gondangan, Bakung,  serta Rejoso di Kecamatan Jogonalan. Endapan lumpur terjadi di sepanjang saluran.

Endapan lumpur salah satunya terlihat di saluran yang melintasi perkampungan Dukuh Lusah, Desa Bakung. Akibat endapan lumpur itu hanya tersisa ruang sekitar 20 sentimeter dari bibir saluran untuk air mengalir. Endapan lumpur juga mulai mengalir ke persawahan petani di wilayah Gondangan.

Lumpur sudah Masuk ke Sawah

Ketua Kelompok Tani Gemah Ripah Desa Gondangan, Ahmad Wahono, mengatakan endapan lumpur di saluran irigasi Jogonalan, Klaten, itu mulai cepat naik sejak enam bulan lalu. Dalam rentang sebulan, endapan lumpur cepat bertambah.

“Setiap tiga bulan saluran dibersihkan oleh kelompok tani. Tetapi dalam waktu sebulan endapannya cepat bertambah,” kata Wahono saat ditemui Solopos.com di area persawahan Desa Gondangan, Sabtu (19/8/2023).

Wahono menjelaskan air tetap bisa mengalir, namun air membawa lumpur hingga masuk ke persawahan. Kondisi itu berdampak pada tanaman. Pertumbuhan padi jadi lambat lantaran pori-pori tanah tertutup lumpur.

Petani menduga endapan lumpur pada saluran irigasi di Jogonalan, Klaten, tersebut berasal dari limbah pencucian pasir di dekat saluran tersebut.

“Harapan petani sebaiknya aktivitas pencucian pasir di depo dilakukan dengan membuat bak sendiri, tidak langsung dibuang ke sungai karena sangat merugikan petani. Kami membuat surat pengaduan ke wakil rakyat [DPRD] dan suratnya diproses,” kata Wahono.

Selain ke pertanian, endapan lumpur dikhawatirkan berdampak ke permukiman seperti di wilayah Dukuh Lusah, Desa Bakung. Endapan lumpur kini hampir mencapai bibir saluran di wilayah tersebut selama tiga hingga empat bulan terakhir.

“Kalau kondisi normal kedalaman saluran kira-kira sekitar 75 sentimeter. Sekarang endapan lumpurnya sudah banyak,” kata Kepala Desa Bakung, Sugiyo.

Jika endapan tak kunjung dibersihkan, Sugiyo mengatakan warga khawatir bisa membuat permukiman kebanjiran ketika musim hujan tiba. “Harapannya ya dibersihkan agar kembali seperti semula serta aliran untuk pertanian baik lagi serta tidak berdampak ke lingkungan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya