Soloraya
Senin, 1 April 2024 - 17:48 WIB

Santri MA Dimsa Berdakwah di 14 Desa di Sragen-Ngawi Untuk Latih Mental

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Santri Madrasah Aliyah (MA) Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen (Dimsa). (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN – Sebanyak 83 santri Madrasah Aliyah (MA) Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen (Dimsa) mengikuti program Syiar Dakwah Ramadan (Sidak) 2024 di 14 desa di Kabupaten Sragen dan Ngawi. Program yang berjalan delapan hari ini bertujuan untuk mencetak kader ulama yang memahami kondisi masyarakat dan mampu berdakwah dengan baik.

Kepala MA Dimsa, Fuad Ibrahim, mengatakan Sidak merupakan program tahunan yang bertujuan untuk mendekatkan santri dengan masyarakat. Santri diterjunkan langsung ke masyarakat untuk berinteraksi, mengajar, dan berdakwah selama delapan hari.

Advertisement

“Program ini menjadi bagian dari proses pengkaderan sehingga kelak santri-santri itu bisa menjadi kader ulama yang dibutuhkan masyarakat,” kata Fuad, Senin (1/4/2024).

Fuad menjelaskan, para santri belajar menjalin relasi dengan berbagai pihak, mengenalkan MA Dimsa kepada masyarakat, dan mempraktikkan ilmu agama yang didapat di madrasah.

“Yang penting, sopan santun mereka sebagai santri terjaga betul. Karakter mereka sebagai santri tercermin dalam pergaulan. Hal itu juga menjadi syiar kami bahwa pendidikan akhlak yang dilakukan di MA Dimsa berhasil dengan respons positif dari masyarakat,” harapnya.

Advertisement

Sebelum diterjunkan ke masyarakat, para santri mendapat pembekalan selama sepekan. Mereka belajar materi kultum, microteaching, dan praktik mengajar.

Program Sidak kali pertama dilaksanakan di 2023 dengan menerjunkan 37 santri di empat lokasi. “Target mereka bisa kultum [kuliah tujuh menit], mengajar, dan menjadi imam. Pada 2023 lalu Sidak dipusatkan di Mondokan dan Sukodono dengan empat desa sasaran. Pada 2024 diperluas karena banyak masukan masyarakat yang meminta program Sidak di wilayah mereka,” ujar Fuad.

Kelompok santri putri dibagi menjadi tujuh kelompok dan ditempatkan di tiga desa di Ngambe, Ngawi; dua desa di Masaran, Sragen; dan dua desa di Sidoharjo, Sragen. Kelompok santri putra juga dibagi menjadi tujuh kelompok dan ditempatkan di dua desa di Plupuh, Sragen; satu desa di Sukodono, Sragen; satu desa di Tanon, Sragen; satu desa di Sidoharjo, Sragen; dan dua desa di Widodaren dan Sine, Ngawi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif