Soloraya
Senin, 1 April 2024 - 09:34 WIB

Santri Yatim dan Duafa di Sragen Berbuka Puasa Bareng Komunitas SSR

Tri Rahayu  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perwakilan pengurus Komunitas Stream Soloraya (SSR) menyerahkan bingkisan kepada pengurus Ponpes An-Nahl Sragen, Sabtu (29/3/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Sebanyak 40 orang santri yatim dan duafa di Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nahl Hidayatullah Sragen berbuka puasa dengan para pecinta mobil Honda Stream yang tergabung dalam Komunitas Stream Soloraya (SSR), Sabtu (29/3/2024) lalu. Hampir setiap hari selalu ada pihak yang berbuka puasa bersama para santri.

Pengasuh Ponpes An-Nahl Sragen, Furotul Afifah, kepada Solopos.com, Sabtu petang, menyampaikan total ada 55 santri di ponpes tersebut. Dia mengatakan ada 40 santri yang ikut berbuka puasa bersama dan 15 santri lainnya ada acara di luar ponpes. Dia menerangkan para santri ada yang berasal dari luar Jawa, Jakarta, Madura, dan luar kota Sragen.

Advertisement

“Alhamdulillah, kebutuhan para santri selalu dicukupi dari donatur tetap dan donatur yang terus berdatangan dari berbagai pihak. Bantuan itu berupa pakaian dan kebutuhan lainnya. Para santri yang tinggal di ponpes ini gratis semua. Mereka ini anak-anak yatim dan anak-anak duafa, termasuk anak-anak telantar,” jelas Furotul.

Dia senang ada komunitas yang mau berbagi dengan para santri An-Nahl. Dia bersyukur setiap hari selalu ada yang memberi uang jajan para santri dan sembako. Dia menyatakan meskipun anak-anak yatim dan duafa, para santri juga bersekolah di sekolah negeri dan swasta dari jenjang SD sampai tingkat SMA.

Ketua Komunitas SSR Atut Dian Cahyadi didampingi bagian Humas SSR, Sistiarto, mengatakan ada sebanyak 50 anggota Komunitas SSR yang melakukan bakti sosial (baksos) dan buka puasa bersama di Ponpes An-Nahl Sragen. Dia mengatakan kegiatan tersebut rutin dilaksanakan SSR setiap tahun.

Advertisement

“Tadi menyerahkan sembako dan uang saku. Dalam baksos itu dilakukan berkeliling di daerah-daerah se-Soloraya. Tahun ini di Sragen, tahun depan di kabupaten lain. Sebelumnya kami survei dulu. Pada tahun sebelumnya di Wonogiri, Sukoharjo, Boyolali, dan sekarang di Sragen. Tahun depan mungkin di Karanganyar,” ujar Atut.

Dia mengatakan setiap kabupaten sudah ada koordinator wilayah (korwil) tetapi pusatnya di Solo. Dia mengatakan kopi darat tidak harus dilakukan di Solo tetapi bisa di kabupaten tetangga. Dia mengungkapkan komunitas SSR lahir pada 2012 lalu, tepatnya pada Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2012.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif