SOLOPOS.COM - Pengendara motor melintas di depan lokasi pembangunan Ponpes Tanah Jawi yang tengah dibangun Cak Diqin sebelum meninggal di Glagahan, Jipangan, Banyudono, Boyolali. Foto diambil Minggu (12/11/2023). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Kepergian penyanyi dan pencipta lagu campursari legendaris Cak Diqin atau Muhammad Sodiqin yang meninggal dunia pada Jumat (10/11/2023) meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman, dan para penggemarnya.

Apalagi menjelang akhir hidupnya, Cak Diqin melakukan banyak hal baik untuk sesama. Salah satunya membangun pondok pesantren (ponpes) tahfiz di Dukuh Glagahan, Desa Jipangan, Kecamatan Banyudono, Boyolali.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Seperti diketahui, Cak Diqin meninggal dunia pada usia 59 tahun karena sakit di RSUD Pandan Arang Boyolali pada Jumat (10/11/2023). Kepergiannya yang begitu mendadak membuat banyak rencananya yang belum terwujud.

Salah satunya ponpes di Jipangan, Banyudono, Boyolali. Lokasinya hanya berada di seberang sungai timur restoran Cak Diqin, Pawon Glagahan, dan sebelah timur makam Cak Diqin. Ponpes tersebut dinamakan Tanah Jawi dan pembangunan telah dimulai sejak 2021.

Istri Cak Diqin, Sri Lestari atau Nyimut, menyampaikan pembangunan Ponpes Tanah Jawi akan terus berjalan walaupun sang suami telah meninggal dunia. Seniwati asal Banyudono tersebut mengatakan Ponpes Tanah Jawi dibangun di lahan seluas 6.000 meter persegi.

“Awalnya 2.000 meter persegi, akan tetapi dengan gigihnya Cak Diqin mencari sumbangan ke sana kemari. Atas koneksinya, akhirnya tanahnya bisa bertambah hingga sekarang jadi 6.000 meter persegi,” jelas Nyimut saat ditemui Solopos.com di kediamannya, Ngangkruk, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali, pada Minggu (12/11/2023).

50 Santri Pertama

Ia menjelaskan pembangunan fisik ponpes itu dilakukan bertahap. Di sana telah ada rumah induk berupa limasan dan sudah dibangun pula talut sepanjang 6.000 meter di pinggir sungai. Pagar pembatas lahan Ponpes Tanah Jawi juga sudah ada.

“Saat ini pembangunan masjid, sudah ada fondasinya di sana. Namun, masjid belum berdiri, Cak Diqin sudah mendahului,” kata dia.

Nyimut memastikan walaupun Cak Diqin telah tiada, ia mengatakan pembangunan Ponpes Tanah Jawi akan terus berjalan. Ia akan terus mengusahakan dan berharap pengurus Ponpes Tanah Jawi amanah dan selalu berjuang hingga pondoknya selesai dibangun.

Sesuai rencana Cak Diqin, Ramadan 2024 Ponpes Tanah Jawi akan menerima 50 santri pertama yang bakal menuntut ilmu dan menghafal Al-Qur’an. Para santri tersebut juga tidak akan dibebani biaya sepeser pun.

Sebanyak 50 santri yang akan mendiami Ponpes Tanah Jawi juga dicari sendiri oleh Cak Diqin. Ia masih menawar-nawarkan ke teman-temannya agar bisa menjadi penghafal Al-Qur’an di Ponpes Tanah Jawi.

“Sementara kegiatan pondok baru untuk mengaji, mujahadah, dan TPQ [Taman Pendidikan Al-Qur’an], gitu saja. Yang jelas santri belum bisa tidur di situ karena belum ada ruangannya,” jelas dia.

Ia menjelaskan kegiatan mengaji dilaksanakan setiap malam Sabtu Pahing. Orang-orang yang datang mengaji ke Ponpes Tanah Jawi berasal dari Soloraya. Para pengisi mengaji juga ada dari penceramah terkenal seperti Gus Miftah, Kyai Anwar Zahid, Gus Usman Ali, dan lain sebagainya.

Pengajian Rutin

“Cak Diqin di sisa hidupnya ingin totalitas untuk agama Islam. Dia membikin pondok tersebut untuk menciptakan santri-satri yang tahfiz Al-Qur’an. Insyaallah, nanti gratis. Itu cita-cita Cak Diqin, setelah Cak Diqin enggak ada, saya belum tahu,” jelas dia.

Nyimut akan berupaya untuk tetap terkoneksi dengan relasi Cak Diqin. Ia menjelaskan semasa hidup, Cak Diqin banyak sekali memiliki relasi donatur yang ingin membantu. Ia berharap para donatur tetap bisa mewujudkan mimpi Cak Diqin.

Cak Diqin juga sengaja dimakamkan di permakaman umum setempat di barat Ponpes Tanah Jawi agar selalu bisa mendengarkan orang mengaji Al-Qur’an.

Sementara itu, salah satu karyawan restoran Pawon Glagahan, Wagimin, mengaku sangat kehilangan sosok Cak Diqin. Ia mengakui Cak Diqin sebagai sosok yang agamis, ulet, dan gigih memperjuangkan keinginannya, termasuk membangun Ponpes Tanah Jawi.

Wagimin mengagumi Cak Diqin yang mewakafkan tanahnya untuk membangun pondok pesantren yang nantinya menjadi pusat pembelajaran Al-Qur’an. Cak Diqin juga sering mengundang mubalig ternama untuk pengajian ke Ponpes Tanah Jawi. Masyarakat bisa datang gratis tanpa dipungut biaya.

“Selain itu, Cak Diqin juga sangat dermawan. Sepekan dua hingga tiga kali, biasanya meminta kami untuk membuat nasi kotak. Biasanya per pesanan ada 20 kotak, itu dibagikan ke warga lansia [lanjut usia], orang di sawah, dan lain-lain yang ditemui saat pulang dari sini,” jelas dia saat ditemui di Pawon Glagahan, Minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya