Soloraya
Jumat, 5 April 2024 - 15:34 WIB

Sedot Jutaan Rupiah, Segini Nilai Fitrah Lebaran untuk Anak-anak di Wonogiri

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi uang fitrah, Sabtu (1/4/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, WONOGIRI — Memberikan uang fitrah kepada anak-anak saat Lebaran sudah menjadi tradisi sejak lama, tak terkecuali di Wonogiri. Besaran nilai uang yang diberikan kepada anak-anak beragam tergantung usia anak dan jauh dekatnya hubungan kekerabatan.

Salah satu warga Kecamatan Wonogiri, Destiana Wati, mengatakan sudah menyiapkan uang fitrah yang akan diberikan kepada para keponakan dan anak-anak lain di lingkungan sekitar rumah.

Advertisement

Dia menganggarkan uang senilai Rp1 juta untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak. Besaran nilai uang yang dibagikan kepada anak itu tidak selalu sama per anak.

Belum lama ini, ibu anak satu itu sudah menukarkan uang ke bank senilai Rp1 juta menjadi uang pecahan ribuan hingga puluhan ribu rupiah yang akan dibagikan kepada anak-anak saat Lebaran. Desti menentukan besar-kecil uang yang diberikan itu bergantung pada hubungan kekerabatan dan usia anak.

Advertisement

Belum lama ini, ibu anak satu itu sudah menukarkan uang ke bank senilai Rp1 juta menjadi uang pecahan ribuan hingga puluhan ribu rupiah yang akan dibagikan kepada anak-anak saat Lebaran. Desti menentukan besar-kecil uang yang diberikan itu bergantung pada hubungan kekerabatan dan usia anak.

Semakin dekat hubungan kekerabatan, semakin besar uang yang diberikan kepada anak tersebut. Begitu pula semakin tua usia anak, semakin besar nilai fitrah yang diberikan.

“Misalnya untuk keponakan yang sudah remaja, saya kasih RpRp150.000 per anak. Keponakan yang masih kecil saya kasih Rp100.000 per anak. Kalau anak-anak tetangga atau anak-anak kampung yang tidak cukup dekat, paling saya kasih Rp10.000 atau Rp5.000 per anak,” kata Desti saat berbincang dengan Solopos.com di rumahnya, Jumat (5/4/2024).

Advertisement

Tradisi Turun Temurun

Dia menceritakan di Wonogiri biasanya anak-anak akan berkeliling dari rumah ke rumah saat Lebaran. Tuan rumah yang didatangi anak-anak itu pada umumnya memberikan uang kepada mereka meski tidak dalam jumlah besar untuk tiap anak.

“Cuma saya belum tahu, apakah bujet Rp1 juta ini nanti sisa atau kurang, karena ini tahun pertama saya bagi-bagi rezeki saat Lebaran kepada anak-anak tetangga. Biasanya yang begitu kan ibu saya. Kebetulan karena tahun ini saya sudah bekerja jadi gantian,” ujar dia.

Warga Kecamatan Jatisrono, Iqbal Makruf, mengungkapkan sudah menjadi kebiasaan bagi orang Wonogiri yang sudah bekerja atau menikah memberikan uang kepada anak-anak saat Lebaran. Dia dan istrinya menganggarkan uang minimal Rp1,5 juta untuk dibagikan kepada anak-anak saudara dan sekitar rumah.

Advertisement

Iqbal mengaku memberikan uang maksimal Rp100.000 atau lebih sedikit kepada keponakan. Sedangkan kepada anak-anak di sekitar rumah yang tidak memiliki hubungan kerabat langsung, dia memberikan minimal Rp20.000 per anak.

”Ya lumayan banyak juga sebenarnya. Tetapi tidak apa-apa, itu sudah menjadi tradisi turun temurun di keluarga kami. Lagi pula ini kan momen setahun sekali,” ungkapnya.

Warga Wonogiri lainnya, Megantara atau biasa dipanggil Minus, menyampaikan uang tunjangan hari raya (THR) yang dia terima dari perusahaan malah banyak yang dialokasikan untuk diberikan sebagai uang fitrah kepada anak-anak. Dia sama sekali tidak keberatan dengan hal tersebut. Malahan, hal itu menjadi sumber kebahagiaan lain bagi dirinya.

Advertisement

Tidak Ada Patokan atau Standar

”Ya walaupun bukan orang yang punya-punya [harta] amat, tapi bisa berbagi rezeki kepada anak-anak, kepada orang lain itu senang. Soalnya saya dulu merasakan sendiri. Waktu masih kecil, tidak punya uang, bukan dari keluarga kaya, terus dikasih uang itu rasanya senang sekali. Makanya, sebisa mungkin saya tetap ngasih,” kata Minus.

Terpisah, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wonogiri, Eko Sunarsono, mengatakan sebenarnya tidak ada patokan atau standar khusus nilai uang yang diberikan seseorang kepada anak-anak saat Lebaran di Wonogiri.

Hal itu sesuai dengan kemampuan orang atau keluarga masing-masing. Bahkan hal itu tidaklah hal yang wajib. Warga juga tidak akan menjustifikasi jika ada orang yang sudah bekerja atau menikah tetapi tidak memberikan uang kepada anak-anak saat Lebaran.

Mereka sudah saling memahami. Tetapi yang jelas, tradisi bagi-bagi uang kepada anak-anak di Wonogiri sudah berlangsung sejak lama, sama seperti daerah-daerah lain di Indonesia.

“Tidak ada yang mewajibkan seseorang harus memberi uang saat Lebaran. Itu kembali ke masing-masing orang, melihat kondisi dan kemampuan. Lagi pula tidak ada patokannya, orang terserah mau memberi dengan nilai berapa saja kepada siapa saja,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif