SOLOPOS.COM - Ribuan orang memadati jalan depan Masjid Ar Riyadh untuk mengikuti puncak acara Haul ke-111 Habib Ali bin Muhammad Al Habsy di Pasar Kliwon, Solo, Selasa (15/11/2022). Haul Habib Ali 2023 akan berlangsung November 2023. (Solopos/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO — Bulan Rabiul Akhir setiap tahunnya di Kota Solo, Jawa Tengah, terdapat sebuah acara bersejarah bagi umat muslim di Tanah Air, yakni Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsy atau juga dikenal dengan Haul Solo.

Pada tahun ini, acara haul akan diselenggarakan mulai 1 November-5 November 2023, namun untuk puncak acaranya diadakan pada 4 November 2023 pukul 09.00 WIB. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Haul Solo ini diadakan di kompleks Masjid Riyadh, Jl Kapten Mulyadi, Solo.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Acara tersebut digelar untuk memperingati wafatnya ulama karismatik dari Yaman, yakni Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi. Semasa hidupnya, Habib Ali menjadi pusat perhatian dan kekaguman serta memperoleh tempat terhormat di hati setiap orang. Habib Ali pada usia 68 tahun juga mengarang sebuah kitab maulid yang diberi nama Simtud Durar. Sebuah kitab maulid yang masyhur dan penuh berkah hingga kini dibaca di Hadramaut, Indonesia, dan Afrika. Beliau mengarang kitab ini pada Kamis, 26 Shafar 1327 dan menyempurnakannya pada 10 Rabiul Awal 1327 Hijriah.

Maka dari itu, banyak jemaah dari berbagai daerah di Indonesia ikut meramaikan Haul Solo, acara keagamaan bersejarah yang ada di Solo. Mengutip penelitian yang diterbitkan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, anak dari Habib Ali, yakni Habib Alwi yang pertama kali menyelenggarakan Haul Solo.

Habib Alwi bin Ali memang diketahui hijrah ke Indonesia sesaat setelah ayahandanya wafat. Awalnya, Habib Alwi beserta anak Habib Ali lainnya menginjakkan kaki di Tanah Air tepatnya di Garut, Jawa Barat. Namun, Habib Alwi pindah ke Solo karena banyak pendatang dari Seiwun, Yaman, tempat dia berasal yang menetap di sana.

Selain itu, keputusan tersebut merupakan buah dari ajakan salah satu temannya, yaitu habib Muhammad bin Abdullah Al-Idrus. Habib Alwi juga memilih menetap di Solo karena salah satu saudara kandungnya, yaitu Habib Ahmad bin Ali al-Habsyi yang lebih dahulu menetap di sana.

Seiring berjalannya waktu, Habib Alwi pun mendirikan masjid di Kota Solo yang diberi nama persis seperti nama masjid yang dibangun ayahnya di Hadramaut, yaitu Masjid Riyadh, pada 1355 H. Masjid itu dibangun di sebidang tanah yang diwakafkan oleh Habib Muhammad bin Abdullah Al-Idrus. Beliau juga mendirikan zawiyah atau majelis kecil untuk mengaji yang berada di sisi utara Masjid Riyadh. Sampai saat ini, pengajian yang diinisiasi oleh Habib Alwi masih terus dilanjutkan.

Setelah Habib Alwi meninggal pada 1953, kepemimpinan di masjid dan zawiyah Riyadh Solo dipegang oleh putra tertuanya, Habib Anis. Habib Alwi dimakamkan di halaman Masjid Riyadh. Di makam kompleks keluarga itu kini terdapat tiga makam, yakni makam Habib Alwi dan dua anaknya, Habib Ahmad, dan Habib Anis.

Sosok Habib Ali dalam Haul Solo

Setelah mengetahui sejarah Haul Solo, tak ada salahnya mengenal Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, sosok ulama karismatik dari Hadramaut, Yaman.

Habib Ali terlahir dari pasangan Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi dan Habibah Alawiyah binti Husein bin Ahmad Al-Hadi Al-Jufri. Nasab mulia Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi tidak perlu diragukan lagi. Sebab, dalam Manaqib Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, nasabnya tersambung melalui jalur nasabnya Ali Zainal Abidin bin Husein bin Fathimah az-Zahra binti Muhammad bin Abdillah.

Dalam biografi Habib Ali bin Muhammad Al Habsy diceritakan ketika Habib Ali berusia tujuh tahun, ayahnya pindah ke Kota Makkah bersama ketiga anaknya yang sudah dewasa yakni Abdullah, Ahmad, dan Husein.

Saat Habib Ali berumur 11 tahun, bersama sang ibu hijrah ke Seiwun untuk memperdalam ilmu fiqih dan ilmu-ilmu lainnya. Kepindahan tersebut sesuai apa yang diperintahkan Habib Umar bi Hasan bin Abdullah Al-Haddad.

Habib Ali dibesarkan di bawah asuhan dan pengawasan kedua orang tuanya. Pada usia yang amat muda, Habib Ali Al-Habsyi telah mempelajari dan mengkhatamkan Al-Qur’an dan berhasil menguasai ilmu-ilmu dzahir dan batin sebelum mencapai usia yang biasanya diperlukan untuk itu. Sehingga sejak saat itu dirinya diizinkan oleh para guru dan pendidiknya untuk memberikan ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian di hadapan masyarakat.

Dalam sejarah Haul Solo, Ketika berusia 37 tahun, Habib Ali membangun ribath (pondok pesantren) pertama di Hadramaut, untuk para penuntut ilmu dari dalam dan luar kota. Ribath menyerupai masjid terletak di sebelah timur halaman masjid Abdul Malik. Biaya orang-orang yang tinggal di ribath beliau tanggung sendiri.

Saat berusia 44 tahun, beliau membangun Masjid Riyadh di Kota Seiwun, pada tahun 1303 H. Pada bulan Syawal 1305 H, Habib Ali menggubah sebuah syair tentang Masjid Riyadh. Beliau berkata “Dalam Masjid Riyadh terdapat cahaya rahasia dan keberkahan Nabi Muhammad SAW.

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi meninggal pada 20 Rabiuts Tsani 1333 H. Pada tahun-tahun terakhir menjelang wafatnya, penglihatan Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi semakin kabur.

Habib Ali Al-Habsyi meninggalkan lima anak, empat laki-laki dan seorang putri dari dua istri. Yang pertama seorang wanita Qosam (bernama Abdullah) dan Syarifah Fatimah binti Muhammad Maulakhela (Muhammad, Ahmad, Alwi dan Khadijah).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya