Soloraya
Selasa, 23 Januari 2024 - 09:59 WIB

Sejarah Simpang Joglo Solo: Tempat MN VII dan PB X Nonton Pesawat Mendarat

R Bony Eko Wicaksono  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana pembangunan jembatan rel layang Joglo, Banjarsari, Solo, Rabu (29/11/2023). Simpang Joglo dibuka sementara dan terbatas pada Selasa (4/12/2023) mulai pukul 20.00 WIB. (Solopos/Joseph Howi Widodo).

Solopos.com, SOLO–Masifnya pembangunan fisik di Kota Solo tampak jelas di kawasan simpang tujuh Joglo, Kecamatan Banjarsari. Pemerintah membangun rel layang atau elevated rail dan underpass yang dikerjakan multiyears mulai 2022-2024.

Saat ini, proyek pembangunan underpass Joglo masuk tahap pekerjaan tahap dua, yakni pekerjaan frontage, dan dinding diafragma. Guna mendukung pekerjaan tersebut, dua ruas jalan ditutup mulai 15 Januari. Kedua ruas jalan itu, yakni Jalan Ki Mangun Sarkoro dan Jalan Sumpah Pemuda.

Advertisement

Di balik gencarnya pembangunan fisik, kawasan simpang Joglo Solo  menyimpan histori yang menarik lantaran erat hubungannya dengan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran. Kawasan Joglo yang terletak di wilayah Solo bagian utara menjadi saksi sejarah saat era pemerintahan Raja Keraton Solo, PB X dan penguasa Pura Mangkunegaran, K.G.P.A.A. Mangkunagoro (MN) VII.

Era pemerintahan PB X mulai 1893-1939. Kala itu, pamor Keraton Solo makin bersinar dengan kondisi politik yang stabil.

“Hubungan PB X dengan Mangkunagoro VII sangat dekat. Kedekatan itu karena PB X dan Mangkunagoro VII sama-sama memiliki istri dari Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Jadi hubungan keduanya sangat akrab dan dekat,” kata pemerhati sejarah sekaligus kerabat Keraton Solo, Kanjeng Raden Mas Aryo Panji (KRMAP) L. Nuky Mahendranata Adiningrat alias Kanjeng Nuky, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (22/1/2024).

Advertisement

Kala itu, lanjutnya, para penguasa peninggalan Dinasti Mataram Islam itu bertekad mewujudkan moda transportasi udara seperti pesawat terbang.

Pendaratan pesawat terbang kali pertama di Solo pada 1911. Lantaran ingin menonton langsung pesawat terbang yang hendak mendarat, Mangkunagoro VII membangun bangunan berbentuk joglo di wilayah Solo bagian utara.

Mangkunagoro VII mengajak PB X menonton pendaratan pesawat terbang di bangunan joglo tersebut. “Mangkunagoro VII dan PB X mirsani pesawat terbang di joglo. Lambat laun, lokasi itu diberi nama joglo atau simpang joglo oleh masyarakat setempat,” ujar dia.

Advertisement

Bangunan joglo tersebut lantas dipindah ke Taman Balekambang pada 1921. Kanjeng Nuky berharap agar bangunan joglo itu turut dijaga meski saat ini Taman Balekambang Solo tengah direvitalisasi. “Saya sempat mengecek langsung kondisi bangunan joglo pada 2022. Kondisi bangunan masih utuh,” papar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif