SOLOPOS.COM - Ketua Pengarah Acara Gebyar Santri Insan Cendekia Boarding School, Badrus Zaman, mengalungkan medali kepada siswa yang diwisuda di pondok pesantren setempat, Minggu (12/11/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI –– Sebanyak 41 siswa SD dari berbagai sekolah di Kabupaten Boyolali dan Semarang mengikuti wisuda tahfiz atau penghafal Al-Qur’an juz 29 dan 30 yang diadakan Insan Cendekia Boarding School Boyolali, Minggu (12/11/2023) siang.

Wisuda digelar di Insan Cendekia Boarding School, Kadireso, Teras, Boyolali. Para wisudawan mengenakan pakaian berwarna putih didampingi para wali atau orang tua mereka. Kegiatan tersebut menjadi puncak dari acara Gebyar Santri di Insan Cendekia Boarding School.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ketua Pengarah Acara, Badrus Zaman, mengungkapkan 41 siswa yang diwisuda tahfiz pada Minggu ini tidak hanya berasal dari SDIT Insan Cendekia Boyolali. Ada juga siswa enam sekolah mitra di wilayah Kabupaten Semarang dan Boyolali. Badrus mengatakan siswa sekolah lain juga berminat mengikuti wisuda tahfiz.

“Jadi sebulan sebelum wisuda, kami ada tim untuk memverifikasi yang sudah hafal. Ada di minimal enam titik untuk ujian menghafal,” jelas dia saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela acara, Minggu.

Ia menjelaskan hal tersebut untuk semakin mengukuhkan Insan Cendekia Boarding School Boyolali sebagian pondok tahfiz Al-Qur’an. Selain menekankan untuk tahfiz Al-Qur’an, ada pula pendidikan umum baik di SDIT Insan Cendekia dan SMPTQ Insan Cendekia Boyolali.

Ia menyebut siswa SDIT Insan Cendekia Boyolali ada 284 orang. Lalu, SMPTQ Insan Cendekia Boyolali baru menelurkan dua angkatan yaitu kelas VII dan VIII dengan total 29 siswa.

Lebih lanjut, Badrus berharap nantinya Al-Qur’an tidak hanya sekadar dihafal akan tetapi juga dipahami dan diamalkan. Ia mengatakan Insan Cendekia Boarding School Boyolali juga memiliki slogan EMAS yang memiliki kepanjangan Ethical, Modern School, Al-Qur’an Centric, dan Scientific.

Badrus menjelaskan ethical berarti mengedepankan adab dan akhlak sebelum ilmu. Modern school yakni manajemen sekolah modern dan kekinian terlebih adanya tantangan global. Sehingga, Insan Cendekia Boarding School menekankan siswanya untuk menguasai dua bahasa internasional.

Dua bahasa itu yaitu bahasa Inggris dan Arab. Ke depan direncanakan juga akan ditambah bahasa Mandarin. Selanjutnya, Al-Qur’an Centric berarti seluruh pusat inspirasi dan motivasi berasal dari Al-Qur’an. Badrus meyakini semua aspek di kehidupan memiliki keterkaitan dengan Al-Qur’an.

Menghafal Al-Qur’an sejak TK

“Terakhir Scientific, jadi segala sesuatu harus pendekatan sains, ilmiah, tidak ilusi. Kami juga menekankan anak-anak menguasai ilmu dan teknologi masa kini,” jelas dia.

Sementara itu, salah satu wisudawan asal SDIT Insan Cendekia Boyolali, Jehan Aliya Saqueena, mengatakan ia telah menghafal 1,5 juz Al-Qur’an terdiri dari juz ke-30 dan sebagian 29. Ia mengaku berminat menghafalkan Al-Qur’an agar bisa masuk surga dan mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW.

“Di sela-sela belajar di SDIT, saya juga berusaha untuk tetap menghafalkan Al-Qur’an dengan menyetel murottal dan menghafal sedikit demi sedikit ,” jelas siswa kelas VI tersebut.

Jehan mengaku ia telah belajar menghafal Al-Qur’an sejak TK. Setiap hari, ia menyetorkan hafalan Al-Qur’an kepada gurunya di sekolah dan orang tua di rumah.

Ia menilai kesulitan terbesarnya yakni tajwid. Tajwid sangat penting agar pengucapan saat menghafal Al-Qur’an bisa benar. Setoran pun bisa dilakukan berulang kali karena ada kesalahan tajwid.

Sementara itu, wisudawan lain dari SD Bina Insani Banyudono Boyolali, Muhammad Ilyas, mengungkapkan ia awalnya tahu informasi tentang ada wisuda tahfiz dari gurunya dan berminat untuk mendaftar. Ilyas mengaku baru menghafal juz ke-30.

Sebelum diwisuda, ia mengaku ada verifikasi hafalan juz ke-30. Setelah lulus verifikasi, ia pun hadir ke wisuda tahfiz Insan Cendekia Boarding School.

“Saya belajar menghafal Al-Qur’an sejak TK. Setoran ke ustazah saat di sekolah. Metode menghafal saya dibaca berulang-ulang. Cita-cita saya habis ini masuk pondok pesantren dan bisa menghafal 30 juz yang ada dalam Al-Qur’an,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya