SOLOPOS.COM - CEO PT Iben Corp Sragen bersama istri berbagi kebahagiaan bersama para santri di Ponpes Banu Saudah Sragen Manggis, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, Jumat (22/3/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Berbagi itu indah. Semangat berbagi dengan sesama itu ingin ditularkan CEO Ibencorp Sragen Beny Arif Lailan atau yang akrab disapa Iben kepada seluruh masyarakat.

Iben mengajak santri Pondok Pesantren (Ponpes) Banu Saudah Sragen berbelanja pakaian untuk keperluan Lebaran 2024, pada Jumat (22/3/2024). Tak hanya para santri, para pengasuh ponpes tersebut juga ikut berbelanja yang difasilitasi Iben.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pada Jumat sore, puluhan santri yang masih duduk di sekolah taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) tampak menuruni tangga sepur kelinci dengan dua gerbong di jalan sempit Perkampungan Sragen Manggis RT 012/RW 004, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen.

Mereka baru saja pulang dari berbelanja pakaian di Unika Store di Jalan Letjen Sutoyo Sragen bersama Iben dan istri. Para santri senang mendapatkan baju baru yang dibelikan Iben. Mereka bisa berlebaran dengan baju baru pada 2024 ini.

“Saya berbagi kebaikan di ponpes ini. Tujuannya untuk menginspirasi para dermawan lainnya agar kebaikan itu menjamur di Sragen, agar Sragen tumbuh dermawan-dermawan. Ya, tadi sempat berbelanja pakaian bersama para santri. Setelah itu, saya berbagi takjil untuk berbuka puasa dan sedikit angpau kepada mereka serta memberikan operasional ponpes,” jelas Iben saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat petang.

Iben berbelanja bersama para santri selama 1,5 jam dan sempat membikin jalanan di depan toko pakaian menjadi ramai.

Sebelumnya, tim Iben sudah melakukan survei dan Ponpes Banu Saudah yang dipilih sebagai lokasi berbagi. Ponpes tersebut merupakan ponpes tertua yang berdiri di Kota Sragen.

Bahkan, pimpinan Ponpes Walisongo Sragen K.H. Ma’ruf Islamuddin pun pernah nyantri kepada pendiri Ponpes Banu Saudah K.H. Muhammad Ali Masyhur, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Huri.

“Dulu ponpes ini besar. Karena kurang support dan pendanaan sehingga berangsur-angsur menurun. Kami hadir agar ponpes ini kembali hidup. Ide berbagi ini sudah saya lakukan sudah 10 tahunan tetapi memang tidak terekspos. Saya merasa kok tidak ada efek yang dasyat. Ngasih selesai hanya buat kami saja sedangkan efek ke teman-teman belum ada,” jelas Iben.

Dia membuktikan sendiri dengan sedekah itu bisa melipatgandakan rezeki. Iben mengajak orang-orang di Sragen untuk mengikuti jalannya agar rezeki mereka berlipat. Dia bisa membayangkan kalau di Sragen ada 100 orang dermawan yang berbagi maka orang yang hidup berkekurangan bisa hilang.

Terinspirasi dari Teman

Kegiatan berbagi ini, kata Iben, terus berjalan berkelanjutan dengan berbagai kesempatan. Bahkan saat bertemu di jalan, Iben sering spontanitas berbagi rezeki dengan pedagang keliling, salah satunya dengan penjual balon yang kakinya lumpuh. Iben mengungkapkan program berbaginya akan dilanjutkan di ponpes lainnya pada Selasa pekan depan.

Iben juga menyisihkan dana corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan miliknya, yakni PT Ibencorp yang bergerak di bidang server pulsa dengan brand Portal Pulsa itu.

Laki-laki asal Plosorejo, Gondang, Sragen, awalnya terinspirasi berbagi dari temannya dan kemudian berlanjut sampai sekarang. Dia berharap ada pihak lain yang turut bergabung dalam program berbagi.

Pengasuh Ponpes Banu Saudah Sragen, Ahmad Aqib Al Tawakib, bersyukur dengan adanya program berbagi yang bermanfaat untuk keberlangsungan ponpes. Dia menyatakan program berbagi ini sangat baik bagi umat.

Dia berkisah Ponpes Banu Saudah ini sebenarnya sudah lama didirikan bapaknya, K.H. Muhammad Ali Masyhur, tetapi baru diresmikan dengan berbadan hukum pada 1975.

“Ini ponpes pertama di Kota Sragen. Dulu awalnya, bapak hanya mencarikan teman mengaji bagi kedua kakak saya. Ternyata banyak yang datang untuk mengaji bersama sehingga menjadi ponpes. Dulu perkembangan santrinya sangat baik, sekarang santrinya ada 200-an orang yang tidak bermukim di ponpes. Sedangkan yang tinggal di ponpes ada 20-an santri. Ini ponpes tahfiz Qur’an dan Kitab Kuning,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya