SOLOPOS.COM - Pengelola Masjid Sheikh Zayed memediasi anggota satpam masjid yang kedapatan menerima tips dari jemaah dan akan dipecat, namun urung. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO– Seorang anggota satuan keamanan (Satpam) Masjid Sheikh Zayed Solo, Gholik, akhirnya tidak jadi dipecat atau mengalami pemutusan hubungan kerja. Hal itu setelah adanya mediasi yang difasilitasi pengurus Masjid Sheikh Zayed.

Gholik merupakan salah satu karyawan Arsa Indonesia. Perusahaan tersebut adalah pihak ketiga atau perusahaan yang ditunjuk untuk menyediakan karyawan untuk Masjid Sheikh Zayed Solo.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Gholik dipecat setelah kedapatan menerima uang tip dari jemaah/pengunjung. Kejadian itu terekam video lalu konten video sampai kepada pimpinan ARSA Indonesia sehingga Gholik mendapatkan sanksi. Para pekerja lainnya protes lalu melakukan mogok kerja.

Direktur Operasional Masjid Sheikh Zayed, Munajat, diminta konfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. Pengurus Masjid Sheikh Zayed Solo melakukan mediasi sehingga karyawan itu tetap mempekerjakan satpam tersebut dan tidak ada pemutusan hubungan kerja.

“Kemarin kita [pengurus Masjid Sheikh Zayed] membantu memfasilitasi karyawan Arsa dan Manajemen Arsa atas permintaan para karyawan.Terus kita meminta manajemen untuk terbuka dan fair. Tadi malam saya dikabari kalau manajemen akan menarik kembali Mas Gholik,” kata dia kepada Solopos.com, Minggu (18/6/2023).

Dia mengatakan karyawan yang dipecat kedapatan menerima tip dari jemaah atau pengunjung Masjid Sheikh Zayed lalu terekam video. Munajat mendapatkan laporan lalu menelpon kantor pusat Arsa Indonesia untuk mediasi.

“Rencana dari kantor tidak diberhentikan. Meskipun pengurus tidak campur tangan manajemen karyawan namun secara moral, demi kebaikan kami lakukan mediasi,” ungkap dia.

Sebelumnya, kata Munajat, para karyawan sempat bergunjing lalu melakukan protes dengan mogok kerja, Sabtu. Para karyawan itu mengadu kepada pengurus MRSZ Solo.

Namun, kini pelayanan MRSZ yang dikerjakan karyawan kondisinya sudah normal kembali. Karyawan Masjid Sheikh Zayed curhat ke pengurus Masjid Sheikh Zayed setiap ada masalah.

“Dulu ada pemotongan gaji larinya ke pengurus. Itu hak mereka [protes] yang penting jangan sampai ganggu pelayanan,” ungkap dia.

Ditanya apakah pengunjung dan karyawan Masjid Sheikh Zayed Solo dilarang memberi maupun menerima apapun, Munajat mengatakan aturan itu diberlakukan Arsa Indonesia. Pengurus Masjid Sheikh Zayed Solo belum membuat aturan tersebut.

“Kemarin yang diperdebatkan oleh para karyawan itu. Belum ada sosialisasi kok terus diberhentikan. Kami baru akan merumuskan setelah kejadian ini,” ungkap dia.

Munajat mengatakan pengurus Masjid Sheikh Zayed Solo akan berkoordinasi dengan para stakeholders atau pihak-pihak berkepentingan untuk memberikan pelayanan terbaik dalam waktu dekat, antara lain Pemkot Solo, vendor, masyarakat, paguyuban-paguyuban yang baru terbentuk, dan wartawan.

“Kalau kebijakan terkait security, cleaning service dan MEP [Mechanical, electrical, and plumbing] itu menjadi kewenangan vendor, PT Arsa. Kalau ada urusan internal sifatnya kita hanya memberikan input, masukan. Tapi kalau layanan yang disepakati tidak dipenuhi baru urusannya terkait dengan kita,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya