SOLOPOS.COM - Watu Sepur di Bayat, Klaten. (Istimewa/Instagram @vavaa_ria)

Solopos.com, KLATEN — Objek wisata Watu Sepur yang menyajikan pemandangan unik deretan batuan purba mirip ombak sepanjang 100 meter di Desa Jotangan, Kecamatan Bayat, Klaten, dikabarkan sepi pengunjung dan terbengkalai alias mangkrak.

Padahal objek wisata itu sempat ramai sekitar 2018 lalu. Banyak wisatawan berkunjung karena penasaran dengan keindahan pemandangan bebatuan purbanya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kabar objek wisata Watu Sepur sepi dan terbengkalai seperti terlihat pada video yang diunggah akun Instagram @klatenkita yang melansir video dari akun TikTok @Hery-lainsisi, Minggu (3/12/2023).

Pada video yang diambil pada malam hari itu terlihat objek wisata Watu Sepur di Jotangan, Bayat, Klaten, itu seperti sudah lama tidak terjamah. Suara laki-laki dalam video tersebut mengatakan kurang lebih tiga tahun terakhir objek wisata itu terbengkalai.

Tampak beberapa batang bambu bercat hijau berserakan dan ada pula satu pohon yang miring dan hampir jatuh melintang di jalan batu berundak. Pembuat video berencana melakukan uji nyali di tempat tersebut.

“Ada kenangan dengan Wisata Watu Sepi Bayat ini Lur? Kalau malam Mak Prinding ya ternyata,” tulis pengelola akun @klatenkita seraya menambahkan saran jika ingin ke objek wisata di Jotangan, Bayat, Klaten, itu sebaiknya meminta izin ke pengurus RT atau RW setempat.

Beberapa warganet mengungkapkan kenangan mereka akan objek wisata itu di kolom komentar. “Jaman corona dulu sepedaan sampe sini,lg dibangun bangunnya ini,sekarang blm tau lg kyk gmana,” tulis @janokoklatenyoben.

“Pernah main kesitu. Pas baru2 dipromosikan,” tulis warganet lain dengan nama akun @estersugoto.

Sementara itu dari pengamatan Solopos.com, akun Instagram @watu_sepur juga sudah lama tidak ada update unggahan. Terakhir ada unggahan pada 8 Agustus 2019, setelah itu tidak ada update lagi.

Dibangun dan Dikelola Pokdarwis

Laman resmi Pemkab Klaten, klatenkab.go.id, mengungkapkan Watu Sepur di Jotangan, Bayat, menyajikan pemandangan deretan bebatuan purba menyerupai ombak sepanjang sekitar 100 meter yang membuatnya dinamai Watu Sepur.

Bebatuan di objek wisata ini sama tuanya dengan batu di sekitar Desa Kebon dan Desa Gununggajah. Di Watu Sepur, batu kuno berlokasi di puncak bukit yang tidak lebih tinggi dari Bukit Pertapaan di Kebon atau Wisata Bukit Cinta di Gununggajah.

Untuk berkunjung, wisatawan harus berjalan kaki menanjak melewati jalan setapak berbatu yang dipenuhi serasah atau sampah organik berupa tumpukan daun kering, ranting, kulit kayu dan lainnya yang telah mati.

Objek wisata Watu Sepur dibangun di tanah perorangan yang disewa oleh Kelompok Sadar Wisata Dukuh Bogoran, Jotangan, Bayat, Klaten. Ada delapan petak, yang satu petaknya berukuran kurang lebih 800 meter persegi yang disewa Rp500.000 per petak per tahun guna mengembangkan wisata alam.

Pengelola objek wisata Watu Sepur, Supriyanto, mengatakan di area tanah lapang yang dikelilingi pohon mahoni dipakai untuk camping, seminar, reuni, pertemuan, sampai tadabur alam.

Semua dana bersumer swadaya dari masyarakat, termasuk tenaganya. Meski memiliki omzet yang kecil, lantas tak membuat pengelola Wisata Watu Sepur mengabaikan manfaat sosial kemasyaratan atas keberadaannya.

Pendapatan di Watu sepur setiap bulannya disisihkan Rp300.000 untuk santunan kepada janda, keluarga tak mampu, anak yatim dan lainnya di desa setempat. Wisata Watu Sepur ini buka setiap harinya mulai pukul 06.00 WIB sampai 17.00 WIB. Harga tiketnya cukup terjangkau dengan membayar sebesar Rp2.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya