Soloraya
Rabu, 1 November 2023 - 18:50 WIB

Seniman Artwork Sragen Ini Mendunia, Karyanya Jadi Poster 2 Film Box Office AS

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seniman artwork Sragen, Didit Himawan, menunjukkan dua karya desain ilustrasi yang menjadi poster film kelas box office berjudul Mortal Kombat dan IT Chapter Two di rumahnya, Kliteh, Kelurahan Sragen Tengah, Sragen, Rabu (1/11/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Mortal Kombat, sebuah film laga Box Office Amerika Serikat (AS) yang dibintangi aktor Indonesia, Joe Taslim, pada 2021 lalu sukses meraup pendapatan $84,4 juta. Tak disangka, poster film fantasi yang disutradarai Simon McQuoid ternyata hasil coretan tangan seniman artwork asal Sragen, yakni Didit Hermawan.

Seniman yang baru berumur 39 tahun ini juga menghasilkan coretan seni yang menjadi poster dalam film Box Office lainnya berjudul It Chapter Two yang dirilis 6 September 2019 lalu.

Advertisement

Hebatnya lagi, capaian tersebut diraih bapak empat anak ini dalam kondisi fisiknya yang berkebutuhan khusus. Didit tak bisa berjalan normal sejak terjatuh saat masih duduk di bangku SMK 2 Muhammadiyah Sragen. Ia berjalan harus dibantu kruk.

Di tengah keterbatasan, tidak membuat Didit putus asa. Ia  justru terpacu untuk terus belajar. Ia tertarik dengan dunia artwork sejak 2005-2006 yang diawali dari hobi bikin coretan.

Advertisement

Di tengah keterbatasan, tidak membuat Didit putus asa. Ia  justru terpacu untuk terus belajar. Ia tertarik dengan dunia artwork sejak 2005-2006 yang diawali dari hobi bikin coretan.

Panjang jalan yang harus ditempuh warga Kampung Kliteh RT 002/RW 005, Kelurahan Sragen Tengah, Kecamatan Sragen, Ini untuk bisa sampai seperti sekarang, menjadi seniman kelas dunia dengan penghasilan dalam dolar AS.

Ia semula tak punya cita-cita hidup di dunia seni. Seniman-seniman senior yang dikenalnya menyampaikan menjadi seniman harus berani susah. Hingga akhirnya Didit berkenalan dengan seorang lulusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.

Advertisement

Mengetahui ada peluang mencari cuan di dunia artwork, Didit mulai belajar bagaimana hasil karyanya bisa laku. Ia banyak berdiskusi dengan Tri Hartono, seorang seniman artwork lain di Sragen. Didit mengetahui situs untuk menjual desain gambar animasi dan tempat kontes. Di website itu, Didit mengetahui harga satu desain itu bisa laku sampai 150 dolar AS.

“Kalau bisa laku segitu, nilainya lebih besar daripada gaji saya di radio. Ini gila betul. Desain teman saya pernah laku sampai $3.000 dan bisa beli motor tua, laptop, dan kamera. Saya termotivasi. Saya tidak punya genre spesifik, tetapi lebih pada artwork ilustrasi,” kata pria berkumis cukup tebal itu.

Ia memanfaatkan fasilitas di ruang siarannya untuk mencari pelanggan dari luar negeri. Ia benar-benar menjadi seniman profesional sejak 2007-2008. Ia membeli alat gambar digital bekas dari temannya seharga Rp700.000.  Butuh waktu sampai sebulan untuk membiasakan diri menggunakan alat gambar itu.

Advertisement

“Selama belajar, saya baca blog, lihat Youtube, dan seterusnya. Sejak itu, jualan desain ilustrasi online lancar dengan penghasilan lumayan, masih di bawah Rp5 juta per bulan. Saya kemudian memutuskan keluar dari radio meskipun sempat tiga kali ditolak keluar. Cita-cita saya hanya bekerja di rumah supaya bisa lihat anak dan istri, akhirnya ketemu dunia ilustrasi ini,” ujarnya.

Menjanjikan

Didit menilai industri artwork saat itu luar biasa menjanjikan. Gambar Hello Kitty yang dibuat seram saja bisa laku 120-150 dolar AS. Didit kemudian berdiskusi dengan teman-temannya sesama seniman artwork. Didit mendapat masukan supaya membuat target pendapatan setiap bulan. Akhirnya, Didit berani memasang target untuk dirinya sendiri Rp10 juta per bulan. Ia ingat kata-kata seniman Bali, seniman itu bermainnya dengan pengusaha atau investor.

Didit bisa mendapat predikat top level di website yang biasa menjual desain kelas dunia dalam waktu hanya tiga bulan. Bahkan Didit ditawari menjadi admin website penjualan artwork dunia, tetapi ditolaknya. Hingga akhirnya, Didit menemukan talenthouse untuk ikut berkompetisi dalam desain artwork secara profesional.

Advertisement

Dia sadar saingannya adalah seniman artwork di dunia yang jumlahnya ribuan. Ia mencoba membuat desain artwork untuk film Mortal Kombat 2021 dan berhasil menang. Ia dapat hadiah 2.000 dolar AS atau jika dirupiahkan saat ini setara Rp31,8 juta.

Didit ingin memiliki cita-cita tidak hanya membawa nama Indonesia, tetapi juga membawa nama Sragen ke dunia. Sebelumnya, desain artwork untuk film IT Chapter Two miliknya juga menang pada 2019 dengan mendapat hadiah 1.500 dolar AS.

“Dua desain itu menjadi portofolio saya. Saya dianggap expert di bidangnya. Padahal menangkan desain IT Chapter Two itu sempat kontroversial, tetapi tetap menjadi pemenang,” ujarnya.

Sementara desain Mortal Kombat-nya sebenarnya merupakan garis semua. Untuk bisa dapat ide itu butuh waktu sampai satu bulan. Begitu ide didapat, pengerjaannya bisa selesai dalam empat hari.

Didit membubuhkan namanya di dalam karyanya tapi banyak orang tak mengetahuinya karena disembunyikan di balik desain itu.

Sampai sekarang Didit terus berkreasi hingga menghasilkan portofolio-portofolio baru. Kini penghasilannya dari bekerja di rumah tidak kurang dari Rp10 juta/bulan. Pelangganya 60% dari luar negeri, sisanya lokal.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif