SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Dok. Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Karanganyar  sepanjang 2023 ini telah merenggut satu korban jiwa. Angka kematian ini menurun dibanding tahun lalu di mana tercatat delapan nyawa melayang akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar, Warsito, mengatakan tren kasus DBD menurun dibanding tahun lalu. Meski demikian masyarakat tak boleh lengah dan tetap melakukan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS) serta memberantas sarang nyamuk (PSN).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Hingga pekan ke-47 tahun 2023 ini angka kasus DBD ada 294 kasus. Dari jumlah kasus itu, seorang meninggal dunia,” kata dia, Rabu (6/12/2023).

Kasus DBD mengalami kenaikan tajam pada pekan ke-19 di mana tercatat ada 16 kasus. Dari gambaran distribusi kasus DBD periode tahunan, peningkatan kasus berada pada periode April-Juli. Kemudian kasus mulai melandai pada Juli-Desember. Namun pada 2021, setelah melandai pada Juli dan Agustus, kasus kembali meningkat pada September hingga Januari 2022.

“Di 2022, lonjakan kasus juga terjadi pada April-Mei. Setiap tahun memang kasus meningkat di bulan-bulan itu,” kata Warsito.

Sebaran kasus DBD di Karanganyar tertinggi ada di wilayah Kecamatan Tasikmadu dengan jumlah 46 kasus. Kemudian disusul Colomadu dengan 44 kasus dan Kebakkramat sebanyak 37 kasus. Sedangkan satu kasus kematian DBD ada di wilayah Kecamatan Karanganyar.

“Kecamatan Jenawi angka kasus DBD terendah se-Karanganyar, hanya satu kasus,” katanya.

Warsito meminta masyarakat mewaspadai penyakit DBD saat memasuki musim hujan seperti sekarang. Musim penghujan rentan menunculkan sejumlah penyakit yang disebabkan berbagai faktor seperti virus, penurunan daya tahan tubuh, atau media perantara hewan.

“Musim hujan seperti sekarang kami mewaspadai penyakit DBD. Tapi bukan itu saja, penyakit lain seperti diare, tipes, dan leptospirosis juga perlu diwaspadai,” katanya.

Penyakit-penyakit tersebut bisa sangat berbahaya bagi penderita hingga menyebabkan kematian apabila tidak segera tertolong atau ditangani medis.

Untuk menekan kasus DBD, selain melakukan fogging, warga juga harus menggerakkan pemantauan jentik nyamuk. Kegiatan ini semakin intensif dilakukan guna mengantisipasi munculnya penyakit DBD. Gerakan pemantauan jentik nyamuk dilakukan dengan mengecek setiap tempat penampungan air seperti bak mandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya