Soloraya
Rabu, 6 September 2023 - 15:50 WIB

Sepanjang 2023 Terdapat 194 Kasus DBD di Sukoharjo, 1 Meninggal

Magdalena Naviriana Putri  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam berdarah. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKOHARJO — Hingga pekan ke-34 atau Agustus 2023, terjadi 194 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sukoharjo. Satu pasien di antaranya meninggal dunia, yakni dari Kecamatan Weru.

Terjadi penurunan signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada Januari-Juni 2022 lalu saja Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo mencatat ada sebanyak 410 kasus DBD. Dari jumlah itu, 56 pasien mengalami dengue shock syndrome (DSS) atau komplikasi infeksi DBD dengan risiko kematian tinggi.  Dari total 56 kasus DSS, 7 pasien di antaranya meninggal dunia.

Advertisement

Kepala Dinkes Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, pada Rabu (6/9/2023) mengatakan pada tahun ini jumlah kasus DBD terbanyak berasal dari Kecamatan Sukoharjo, yakni 29 kasus. Disusul Bendosari 27 kasus, Polokarto dan Kartasura masing-masing 25 kasus. Weru menyumbang 21 kasus dengan 1 pasien meninggal, kemudian Grogol 15 kasus, Nguter 13 kasus, Gatak 11 kasus, Baki dan Tawangsari masing-masing 10 kasus, Mojolaban 6 kasus. Sementara jumlah kasus DBD paling sedikit ditemukan di Bulu sebanyak 2 kasus.

Penyebab DBD adalah nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue yang dapat mengancam nyawa penderita apabila tidak mendapatkan penanganan sedini mungkin. Tri Tuti mengatakan penting bagi masyarakat untuk melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit DBD dan mencegah perkembangan nyamuk Aedes aegypti.

“Upaya pencegahan DBD merupakan langkah yang penting untuk dilakukan sebagai langkah preventif agar diri sendiri dan keluarga terbebas dari penyakit ini. Segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan apabila mengalami demam mendadak atau gejala demam berdarah lainnya,” ungkap Tri Tuti.

Advertisement

Selain melakukan 3M atau menguras, menutup dan mengubur tempat genangan air, pencegahan DBD dilakukan dengan memasang kasa atau kelambu nyamuk. Selain itu tidak menumpuk atau menggantung baju terlalu lama, dan menggunakan lotion anti nyamuk.

Selain itu juga bisa dicegah menggunakan pakaian tertutup saat keluar rumah, memangkas, dan membersihkan tanaman liar di pekarangan rumah. Warg juga bisa mendapatkan vaksin DBD, menjaga daya tahan tubuh, serta menghias rumah dengan tanaman anti nyamuk alami.

Sementara itu Direktur RSUD Ir Soekarno Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, menyebut hingga Agustus 2023, pasien DBD yang dirawat terus menurun.

Advertisement

“Agustus lalu kemarin kami merawat 8 pasien DBD. Bulan-bulan sebelumnya lebih dari 20 kasus. Dari Januari-Agustus kasus yangg meninggal 1 orang dengan dengue shock syndrom,” ungkap Yunia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif