SOLOPOS.COM - Petani di Desa Juwiran, Kecamatan Juwiring, Klaten, mengadakan gropyokan tikus yang merusak tanaman padi di lahan sawah desa tersebut, Sabtu (3/2/2024). (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN — Serangan tikus di lahan sawah merebak dan makin ganas dalam beberapa bulan terakhir di wilayah Klaten. Serangan hewan pengerat itu bikin petani pusing tujuh keliling lantaran terancam gagal panen dan rugi jutaan rupiah.

Salah satu daerah yang diserang tikus yakni Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari. Hampir semua hamparan sawah yang ditanami padi di desa tersebut diserang tikus. Total luas sawah di Sekaran sekitar 100 hektare (ha).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Serangan tikus di area persawahan Sekaran terjadi sejak tiga bulan lalu. Awalnya, serangan tikus hanya pada spot-spot area pertanian tertentu.

“Sekitar tiga atau empat bulan lalu itu mulai terlihat satu atau dua [patok] diserang tikus. Sekarang hampir merata semuanya,” kata Kepala Desa (Kades) Sekaran, Hery Tri Marjono, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (4/2/2024).

Serangan tikus di wilayah utara-timur Klaten itu belakangan semakin ganas dan rakus. Jika sebelumnya hanya menyerang tanaman yang sudah mratak atau umur tanaman dua hingga tiga bulan, kini tikus juga merusak batang tanaman padi yang baru berumur satu bulan.

Serangan tikus di Sekaran bukan kali pertama terjadi. Beberapa tahun lalu, serangan tikus sempat merebak. Saat itu, tikus hanya menyerang bagian tengah dari hamparan sawah.

“Dulu serangan tikus hanya di bagian tengah, menyisakan pinggir. Kalau sekarang diserang semua. Saya sendiri tanam 11 patok sawah semuanya diserang. Alhamdulillah, ra disisani [tidak ada sisa tanaman yang bisa dipanen], diwenehi sehat [tetap diberi kesehatan],” jelas Hery.

Petani di Sekaran rata-rata mulai masa tanam pada Januari lalu dan diperkirakan panen pada Maret-April. Serangan tikus itu membuat petani merugi terutama dari pengeluaran biaya produksi.

Gencar Gropyokan

Untuk satu patok sawah dengan luasan sekitar 2.000 meter persegi, biaya produksi yang dikeluarkan petani antara Rp1,5 juta-Rp2 juta. Biaya itu di antaranya untuk tenaga mengolah lahan, tanam padi, hingga pupuk.

Guna mengendalikan serangan tikus di area persawahan, petani dibantu Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) serta Babinsa menggelar gropyokan pada Kamis (1/2/2024) lalu. Rencananya, gropyokan digelar rutin oleh petani di Sekaran saban Kamis.

Pemdes juga meminta petani untuk sementara tidak tanam dulu hingga serangan tikus mereda atau populasinya bisa dikendalikan. Bagi yang sudah terlanjur tanam, petani bersama-sama melakukan upaya pengendalian dan cara yang paling efektif dan aman melalui gerakan gropyokan.

Selain Sekaran, serangan tikus juga terjadi di area persawahan wilayah lain di Kecamatan Wonosari seperti Desa Bentangan, Boto, serta Ngreden. “Harapannya pemerintah turun tangan membantu petani agar hama tikus bisa dikendalikan,” jelas Hery.

Hery mengakui tikus menjadi hama yang paling memusingkan petani. Hal itu karena perkembangbiakan hewan tersebut cepat dan memiliki daya rusak pada tanaman yang cukup tinggi.

Di Desa Juwiran, Kecamatan Juwiring, petani juga dipusingkan serangan tikus. Petani di desa tersebut mengeluhkan sudah mengalami gagal panen selama empat bulan terakhir atau sejak Oktober 2023 gara-gara tanaman diserang tikus.

Serangan tikus yang sudah merebak selama empat bulan terakhir membuat petani mengalami gagal panen hingga 80 persen. Gerakan gropyokan tikus di area persawahan juga dilakukan petani bersama Babinsa, PPL, petugas pengamat hama dan penyakit, sukarelawan desa, hingga perusahaan swasta yang bergerak di bidang pertanian.

Gropyokan digelar Sabtu (3/2/2024). “Gropyokan dilakukan dengan pengomposan [pengasapan] tikus dan pengocoran air,” kata Kaur Perencanaan Desa Juwiran, Andi Prasetyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya