SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa kelas XI SMA Warga Surakarta tengah menyaksikan salah seorang ibu-ibu yang tengah membatik saat kunjungan ke House of Danar Hadi, Solo beberapa waktu silam. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Kewirausahaan membatik menjadi kegiatan yang dipilih oleh SMA Warga Surakarta.

Hal ini tidak lepas dari besarnya potensi kearifan Kota Solo berupa batik yang perlu untuk terus dikembangkan dan dilestarikan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Hal itu tertuang dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dilaksanakan siswa kelas XI tahun ini.

SMA Warga telah menjalankan kegiatan P5 sejak tahun 2022 silam sebagai bagian implementasi kurikulum merdeka.

Kewirausahaan membatik kali ini diikuti 169 siswa kelas XI dengan tujuan untuk memberikan pengalaman belajar siswa terutama praktik berwirausaha batik yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, kegiatan ini juga sebagai ajang menggali keterampilan dan kreasi siswa dalam dalam berwirausaha.

Sehingga nantinya akan menjadi bekal untuk hidup tapi mereka ke depan namun tetap memegang karakter pelajar Pancasila.

Adapun profil karakter pelajar Pancasila adalah sebagai beriku: Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, Berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Salah satu Guru Bahasa Indonesia SMA Warga Surakarta, Rizqi Rahmawati, menyampaikan proyek kewirausahaan membatik ini sudah dimulai pada 22 April 2024, kemudian sempat non-aktif karena adanya ujian semesteran.

Setelah itu kami baru akan mengadakan Market Day atau gelar karya.

“Aksi nyata akan diselenggarakan pada hari Jumat, 21 Juni 2024 bertepatan dengan penerimaan rapor. Jadi, nanti gelar karya tidak hanya dihadiri oleh siswa, tetapi juga para orang tua siswa. Untuk tempat pelaksanaan proyek di sekolah tapi para siswa juga melakukan kunjungan ke House of Danar Hadi pada tanggal 29 April 2024,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis (30/5/2024).

Rizqi menjelaskan P5 sebetulnya ada tujuh tema yang bisa diimplementasikan pada setiap jenjang pendidikan.

Di SMA Warga, P5 dibagi menjadi 3 tingkatan, Kelas XI mengimplementasikan P5 dengan tiga tema, yakni Bhineka Tunggal Ika, Kearifan Lokal, dan Gaya Hidup Berkelanjutan, Kelas XI terkait Suara Demokrasi dan Kewirausahaan, dan kelas XII 2 tentang Bangunlah Jiwa Raganya serta Rekayasa dan Teknologi.

“Karena siswa kami duduk di kelas XI maka pilihan kami jauh ke kearifan lokal dan kita kembangkan melalui kewirausahaan membatik. Kami berharap para siswa bisa berkreasi dengan motif-motif batik yang ada dan dapat diaplikasikan tidak hanya pada pakaian, tetapi juga pada produk-produk lain, seperti tas, sepatu, aksesoris, dan masih banyak lagi,” imbuh dia.

Rizki menilai kegiatan tersebut mendapatkan sambutan dan antusiasme yang besar dari siswa.

Lantaran para siswa tidak hanya belajar di kelas, melainkan juga terjun ke lapangan dengan mengunjungi tempat-tempat usaha, mengikuti workshop melukis motif batik di atas kain dengan menggunakan canting botol dan cat tekstil, dan sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya