SOLOPOS.COM - Sejumlah orang tua membuat akun dan memverifikasi berkas untuk PPDB di SMA Negeri, Kamis (15/6/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO — Dinas Pendidikan (Disdik) Solo mengklaim sudah menyiapkan lahan yang bisa digunakan untuk membangun SMA Negeri baru di Kecamatan Laweyan, Solo. Namun lahan tersebut belum memenuhi syarat.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dian Rineta menyebut memang Solo setidaknya masih kekurangan satu SMAN di Kecamatan Laweyan. “Kami sedang upayakan begitu, di Laweyan bakal ada satu SMA,” kata dia kepada Solopos.com, Selasa (4/7/2023).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dia mengatakan saat ini pihaknya berencana menggabungkan dua SMPN di Laweyan menjadi satu. Nantinya lokasi itu bisa digunakan untuk lahan SMAN baru. Namun dia enggan menyebut detail lokasi. 

Sayangnya, lahan yang disiapkan itu tidak memenuhi syarat pembangunan SMAN baru yang ditentukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Dalam hal ini, syarat luas tanah harus 7.000 meter persegi. 

“Syaratnya [harus] diturunkan, karena kota itu berbeda dengan kabupaten yang lahannya luas, kalau tetap di angka 7.000 meter persegi, enggak ada lahan di Solo yang seluas itu. Jadi diturunkan sedikit, menjadi 5.500 meter persegi, nanti gedungnya dibuat ke atas atau dua lantai bisa,” kata dia.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jateng, Agus Triyanto menyebut lahan yang harus diajukan untuk membuat SMAN baru minimal 7.000 meter persegi. Jika kurang dari itu, menurutnya pembangunan tidak bisa dilakukan.

“Karena itu nanti bakal diverifikasi, itu tanahnya sesuai standar apa belum,” kata dia, ketika ditemui Solopos.com, belum lama ini.

Menurutnya standar luas tanah tersebut untuk memenuhi sarana prasarana seperti kelas, laboratorium, lapangan, dan lainnya. “Jadi kalau memang iya, harus sesuai dengan standar yang diminta,” kata dia.

Agus menambahkan tolak ukur kualitas sekolah dilihat dari sarana prasarana. Dia mencontohkan ketika siswa diharuskan praktek olahraga maka memerlukan lapangan. 

Meski begitu, dia mengatakan pihaknya sudah mendapat arahan dari Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang menghendaki pada 2024 Kecamatan Laweyan sudah memiliki SMA Negeri. 

“Mereka kan masuk zonasi juga susah, karena kalah dengan warga yang lebih dekat, jadi Mas Wali kemarin sudah memberikan lampu hijau,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya