Soloraya
Jumat, 28 Juni 2024 - 16:00 WIB

Taman Safari Indonesia Group Dukung Konservasi Lewat HOPE Karya Regina Safri

Brand Content  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana acara #ngobrolbukufoto HOPE karya Regina Safri di Solo Safari pada Kamis (27/6/2024). (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA-Semakin banyak perhatian tertuju pada isu konservasi di Indonesia, terutama terkait konflik antara manusia dan satwa liar. Pada awal tahun 2020, Regina Safri, atau kerap dipanggil Rere, mengambil langkah besar dengan kembali melanjutkan studi magister di Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia.

Tesis yang diangkatnya membahas konflik manusia dengan satwa liar yang terjadi di hutan Aceh dan Sumatra Utara, terinspirasi dari kasus nyata penembakan yang dilakukan oleh dua remaja di Kota Subulussalam, Aceh.

Advertisement

Kasus tersebut melibatkan AIS, 17, dan TAN, 16, yang menembak seekor induk orang utan dengan 74 peluru hingga menyebabkan kebutaan permanen pada sang induk orang utan  dan kematian bayinya akibat malnutrisi. Bayi orang utan tersebut tidak mendapatkan air susu setelah induknya diserang secara membabi buta menggunakan senapan angin. Induk orang utan tersebut dinamai Hope.

Kisah tragis ini mendapat sorotan dari berbagai media yang mengangkat tentang tindakan kejam para remaja tersebut. Hukuman yang diberikan kepada mereka hanya berupa mengumandangkan azan di masjid terdekat, yang dianggap kurang memberikan efek jera.

Advertisement

Kisah tragis ini mendapat sorotan dari berbagai media yang mengangkat tentang tindakan kejam para remaja tersebut. Hukuman yang diberikan kepada mereka hanya berupa mengumandangkan azan di masjid terdekat, yang dianggap kurang memberikan efek jera.

Berita itu mendorong Regina Safri untuk lebih mendalami kasus tersebut dan melanjutkan penelitiannya selama pandemi Covid-19. Selama sekitar empat tahun, ia melakukan penelitian lapangan di sekitar hutan Sumatra Utara dan Aceh, untuk mengumpulkan bukti bahwa konflik antara manusia dan satwa liar masih sering terjadi.

Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, lulusan S2 Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia ini juga menyoroti masalah pertambahan populasi manusia yang menyebabkan semakin banyak hutan yang dibuka untuk memenuhi kebutuhan pangan. Hal ini membuat ruang hidup satwa liar semakin sempit dan meningkatkan potensi konflik antara manusia dan satwa liar.

Advertisement

Didukung oleh Taman Safari Indonesia Group yang sejalan dengan misi konservasi yang diusung oleh Regina Safri, hasil penelitiannya itu kemudian didokumentasikan dalam sebuah buku foto berjudul HOPE yang diterbitkan oleh Gueari Galeri dan didiskusikan dalam tur ke 16 kota dan kabupaten di Indonesia.

Para peserta acara #ngobrolbukufoto HOPE karya Regina Safri berfoto bersama di Solo Safari pada Kamis (27/6/2024). (Istimewa)

Kota-kota tersebut meliputi Aceh, Bali, Bandung, Bekasi, Bogor, Cirebon, Jakarta, Kuningan, Lampung, Malang, Medan, Purwokerto, Solo, Surabaya, dan Yogyakarta dari bulan April hingga Agustus 2024 bekerja sama dengan berbagai komunitas lokal. Beberapa di antaranya ialah Kabumi Space, Pewarta Foto Yogyakarta, Rumah Rengganis, Teman Sayur, Studio Rempah, Voice of Forest, dan Walking in Ngalam,

Harapannya melalui buku foto dan diskusi yang diadakan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya untuk lebih peduli terhadap nasib hutan dan satwa liar, serta memahami pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.

Advertisement

HOPE  merupakan buku ketujuh Regina Safri hasil dari penelitian terkait konflik antara manusia dan satwa liar di hutan Aceh dan Sumatra Utara. Sebelumnya, dia telah menghasilkan enam buku yaitu Membidik Peristiwa jadi Berita (2011), Orangutan Rhyme and Blues (2012), Membumi bersama Mbah Rono (2016), Susi Pudjiastuti: Kece Dari Lahir (2018), dan Susi Pudjiastuti: Kece Dari Lahir 2 (2019) sebagai kado ulang tahun untuk Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti (2014-2019).

 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif