SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani memberi pupuk tanaman padinya. (Antara)

Solopos.com, SRAGEN—Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen meminta kios pupuk lengkap (KPL) dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) menyosialisasikan program penebusan pupuk bersubsidi dengan menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) kepada petani. Belum semua petani memahami tentang program I-Pubers tersebut.

Permintaan itu disampaikan Ketua KTNA Sragen Suratno kepada Solopos.com, Jumat (22/3/2024). Suratno menyampaikan sosialisasi penebusan pupuk bersubsidi dengan KTP itu perlu disosialisasikan karena para petani belum mengetahui namanya sudah masuk dalam rencana definitif kebutuhan kelompok elektronik (e-RDKK) dan alokasi elektronik (e-alokasi) atau belum.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Penebusan pupuk dengan KTP itu belum diketahui petani. Dengan sosialisasi maka petani menjadi paham dengan program pemerintah. Sosialisasi itu dapat dilakukan dengan mengumpulkan petani dalam satu kelompok tani (poktan). Dengan sosialisasi itu sekaligus menghidupkan pertemuan petani per poktan,” jelas Suratno.

Dia menerangkan pertemuan petani dalam poktan itu mestinya satu kali dalam satu musim tanam. Dia menilai kemungkinan pemahaman penebusan pupuk dengan KTP itu baru di tingkat poktan tetapi menyeluruh sampai ke petani.

“Ketika petani tidak tahu biasanya ada petani yang ogah mengambil jatah pupuk karena enggan mengurus kartu tani. Ketika ada pupuk yang tidak diambil petani ini makan riskan disalahgunakan,” ujarnya.

Dia menerangkan ternyata tidak semua petani bisa menebus pupuk menggunakan KTP karena masih memegang kartu tani. Dia menyampaikan apabila kartu tani rusak atau hilang dan sebagainya, petani enggan mengurus ke BRI.

Dia menerangkan kalau mau menggunakan KTP harus ada migrasi atau pendaftaran ke aplikasi I-Pubers maka prosedur ini yang harusnya disosialisasikan ke petani.

“Apalagi saat pendaftaran ke I-Pubers itu harus ada persetujuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) itu membutuhkan waktu berapa lama juga belum diketahui petani,” ujarnya.

Dia merasa penebusan pupuk dengan KTP ini sebenarnya memudahkan petani untuk mendapatkan jatah pupuk bersubsidi. Dia berharap prosedurnya lebih disederhanakan sehingga petani bisa mudah dan cepat menggunakan fasilitas penebusan pupuk menggunakan KTP.

Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan Ahli Muda Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Dikumindag) Sragen, Daru Roseno, menyampaikan hasil pengawasan yang dilakukan di lapangan antara kartu tani dan I-Pubers bisa jalan bersama.

Rapat koordinasi di Semarang pun, kata dia, juga membicarakan persoalan itu. Dia mengatakan sosialisasi I-Pubers itu sudah dilakukan.

“Seperti di Ngrampal pernah ada sosialisasi I-Pubers. Kami berharap dalam pemakaian I-Pubers ini berhati-hati, terutama dalam masalah perbedaan data di KTP, seperti ada yang sudah meninggal dunia, dan seterusnya. Kami harap ketika terjadi kesulitan dalam kartu tani pun segera ada solusi. Prinsipnya penyalahgunaan bisa diminialisasi dan angka serapan pupuk bisa maksmal,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya