SOLOPOS.COM - Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, saat kunjungan ke Lapangan Desa Cangkol, di Jepuh, Cangkol, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo dalam acara Launching Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana, pada pukul 14.35 WIB hingga pukul 16.05 WIB, Selasa (26/12/2023). (Solopos.com/ Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SOLO —  Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Prabowo mengaku dicurhati petani di Kabupaten Sukoharjo ihwal masalah pertanian di sana.

Mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) ini menyebut dia mendapat dua komplain dari petani, salah satunya tentang kurangnya pupuk di wilayah setempat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal tersebut Ganjar sampaikan kepada awak media seusai acara Launching Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana di Lapangan Desa Cangkol, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, pada Selasa (26/12/2023) sore.

Sebelum meluncurkan Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana, Ganjar sempat bertemu petani di Joglo Tani, Desa Karangwuni, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo. Selain pupuk yang dinilai masih kurang, Ganjar juga menyebut persoalan distribusi air di Kabupaten Makmur.

“Tadi ketemu dengan petani, komplainnya masih sama, ada dua hal yang penting, yang pertama terkait dengan pupuk yang ternyata kurang memang. Yang kedua soal air, jadi soal distribusi dalam musim yang kondisi terjadi anomali, [musim] kering,” terang Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan para petani menginginkan manajemen air bisa terdistribusikan dengan baik di tengah anomali cuaca saat ini.

Dalam kesempatan tersebut Ganjar juga bertemu dengan keluarga tidak mampu. Dia bakal mengusahakan beasiswa dan pendidikan hingga perguruan tinggi dalam Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana.

Menurutnya dengan adanya satu Sarjana di satu keluarga miskin bisa mengubah nasib orang tuanya kelak. Dia berharap program tersebut menjadi sebuah gerakan.

Oleh sebab itu, biaya pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD, Ganjar fokuskan ke dalam program tersebut. Dengan begitu, dia yakin bisa menjemput bonus demografi yang ada.

“20% biaya pendidikan dari APBN itu sudah cukup tinggal bagaimana kami memprioritaskan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya