SOLOPOS.COM - Ilustrasi korban pelecehan seksual. (Freepik.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Kasus pelecehan seksual guru cabuli muridnya kembali terjadi di Wonogiri, tepatnya di salah satu SD negeri di wilayah Kecamatan Jatisrono.

Dari informasi yang diperoleh Solopos.com, guru yang menjadi pelaku pencabulan itu sudah berusia 51 tahun. Guru Olahraga itu berinisial P. Sedangkan murid yang menjadi korban pencabulan itu seorang siswi berusia 12 tahun. Pelecehan seksual itu dilakukan saat jam pelajaran sekolah.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Wonogiri, Teguh Setiyono, mengatakan sudah mengetahui kasus tersebut. Menurutnya, kasus ini sangat memprihatinkan mengingat itu bukanlah kasus pertama sepanjang 2023 ini di lingkungan pendidikan Wonogiri.

Teguh mengaku belum bisa banyak memberikan keterangan mengenai kasus guru SD cabuli muridnya di Jatisrono, Wonogiri, itu. Namun, ia mengatakan ini Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB P3A) sudah menangani kasus itu. 

“Dinas sudah turun tangan untuk menangani kasus itu,” kata Teguh saat ditemui Solopos,com di kantornya Kompleks Sekretariat Daerah Wonogiri, Rabu (22/11/2023).

Terpisah, Camat Jatisrono, Trisnadi Tulus, mengaku geram mendengar ada kasus pelecehan seksual itu di salah SD negeri di wilayahnya. Sebab kasus serupa juga belum lama ini terjadi di salah satu SMP negeri di Jatisrono dengan pelaku guru dan satu siswi sebagai korbannya.

Dia menyebut edukasi ihwal pencegahan pelecehan seksual sebenarnya sudah kerap dilakukan Pemerintah Kecamatan Jatisrono ke desa-desa dan sekolah. “Ini sangat disesalkan dan kami sangat prihatin. Kasus guru SD melecehkan siswinya itu masih dalam pendalaman. Itu sudah tangani dinas,” ujar dia.

Kepala Bidang P3A Dinas PPKB P3A Wonogiri, Indah Kuswati, membenarkan tengah menangani kasus guru SD yang cabuli muridnya di Jatisrono. Dinas sudah melakukan pendampingan kepada siswi yang menjadi korban pelecehan seksual gurunya itu.

Dinas sudah mendatangi korban sebanyak dua kali untuk asesmen. Saat ini murid itu mengalami trauma dan malu bertemu orang banyak. Indah menyebut kasus ini menambah daftar kasus pelecehan atau kekerasan seksual di lingkungan pendidikan dalam kurun waktu 11 bulan pada 2023.

Tercatat sepanjang waktu itu, ada enam kasus kekerasan seksual dengan jumlah korban 19 anak. Satu kasus terjadi di salah satu pondok pesantren di Karanganyar tetapi korbannya santri asal Wonogiri.

“Dari kasus itu, tujuh guru menjadi pelaku dalam kasus pelecehan itu. Jujur saja, ini membuat kami sedih. Ada masalah dalam pendidikan kita,” kata Indah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya