SOLOPOS.COM - Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Mudofir. (Facebook/@uin.rmsaidsurakarta)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pimpinan UIN Raden Mas Said Surakarta terkejut dengan digandengnya aplikasi pinjaman online (pinjol) oleh Dewan Mahasiswa (Dema) sebagai sponsor untuk kegiatan mahasiswa baru 2023.

Rektor UIN Surakarta, Mudofir, mengatakan dirinya mendapat laporan tentang polemik tersebut pada Sabtu (5/8/2023) sore.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Mudofir mengaku tidak tahu adanya kerja sama tersebut karena untuk hal-hal teknis diurus sendiri oleh organisasi mahasiswa.

“Kami akan mempelajari dulu dokumennya. Kalau untuk jawaban sementara ya normatif, bahwa semua harus tunduk pada aturan yang berlaku. Jika ada sesuatu yang merugikan bagi pihak manapun maka harus dicegah dan dikaji ulang,” ujar Mudofir saat dihubungi Solopos.com, Sabtu.

Mudofir menyatakan kegiatan kemahasiswaan diurusi oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Syamsul Bakri.

Terkait dengan polemik yang terjadi, dirinya berkoordinasi dengan Wakil Rektor dan seluruh jajaran untuk mempelajari kerja sama yang membuat geger tersebut.

Jika kemudian ternyata kerja sama itu berpotensi merugikan mahasiswa, maka pihaknya akan membatalkannya.

Syamsul Bakri saat dihubungi terpisah menyatakan kerja sama untuk kegiatan mahasiswa baru 2023 murni dilakukan oleh Dema UIN Surakarta dengan pihak swasta.

Pihaknya tidak tahu menahu jika pada akhirnya Dema menggandeng aplikasi pinjol.

“Tidak (tidak terlibat). Di bawah Wakil Rektor ada Kabag, ada lagi Koordinator Bagian. Semua tidak tahu soal pinjol itu. Tidak ada instruksi soal pinjol. Entah siapa itu,” kata Syamsul Bakri.

Diserbu Warganet

Akun Instagram @demauinsurakarta dibanjiri komentar, Sabtu (5/8/2023), setelah Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Raden Mas Said menggandeng aplikasi pinjaman online, Akulaku, sebagai sponsor dalam kegiatan mahasiswa baru.

Bahkan, Dema UIN Surakarta meminta mahasiswa untuk registrasi ke akun pinjol tersebut.

Warganet mengingatkan para mahasiswa baru untuk tidak melakukan registrasi karena dikhawatirkan bakal terjerat pinjol.

“Sekelas UIN kerja sama ama akun pinjol ga riba tah? Buat maba-maba jangan mau aktivitasi akun, data bisa aman tapi tanggung jawab moralnya ga ada, memaksa maba terjun ke riba,” kritik akun @adri_gunawa***.

@adri_gunawan12, selain pengenalan budaya, juga diperlukan pengenalan akun pinjol,” komentar @ajinurahmad3***.

“Ada yang sudah terlanjur aktivasi kak,” balas @a.rahmaa***.

“Rektor dikritik mengeluarkan surat keputusan rektor, bagaimana dengan DEMA? Apakah cuma dungu pura-pura tidak tahu?” tanya akun @akhmaddin***

Beberapa warganet mengingatkan kepada para mahasiswa baru untuk tidak melakukan registrasi ke Akulaku.

Mereka khawatir registrasi itu akan menjerat mahasiswa UIN sebagaimana yang banyak terjadi di berbagai tempat.

“Cuma aktivasi akun, tapi jangan kaget nanti muncul berita “ribuan mahasiswa terjerat pinjol”, awal mulanya ya dr aktivasi,” tulis akun @aqileds***

“Buat teman-teman maba, tolong JANGAN PERNAH INFOKAN DATA DIRI SPT NO KTP/NO KK ATAU BAHKAN FOTO KTP/KK kalian kepada orang lain apapun alasannya. Tolong itu bahaya bgt. Kecuali kepada lembaga yg terpercaya dan memang diperlukan utk keperluan administrasi sprti KAMPUS, PERBANKAN, KEPOLISIAN, Atau PT/Perusahaan jika kalian nanti melamar kerja. Selain itu tolong rahasiakan data pribadi kalian karena itu untuk keamanan kalian sendiri,” akun @gunawan_is*** memberi peringatan.

Akun @furqo*** juga mempertanyakan apakah Dema UIN Surakarta mau bertanggung jawab jika di kemudian hari terjadi kebocoran data yang mengakibatkan banyak mahasiswa terjerat pinjol.

“Jangan merasa data kalian aman wahai Maba, nanti kalo ada kebocoran apa Dema U mau tanggung jawab? Mereka pasti beralasan, kita kan hanya aktivasi akun,” tulisnya.

Akun @iqbalsyah*** memberi contoh tentang kasus yang pernah terjadi di sejumlah tempat sebelumnya.



“Kalau dulu, kasus yang sempat menimpa kampus I** yang sempat terjerat Pinjol, para korban ini terikat kerja sama dalam bentuk bisnis belanja online (online shop) oleh pelaku dengan iming-iming bagi hasil 10 persen. Modus sebenarnya kenapa bisa terkait dengan salah satu platform ya karena adanya kerja sama antara korban dengan terlapor. Tapi ternyata terlapor menawarkan kerja sama secara online dengan cara bagi hasil dijanjikan 10 persen,”. Pelaku menjanjikan keuntungan 10 persen itu dengan syarat para korban harus mengajukan pinjaman online terlebih dulu. Tapi kalau kerja sama di kampus yang ini sih tidak tau ya apa bentuk, isi MOU, dan sistem pencairan dananya bagaimana. Yang jelas, semoga semuanya aman, Datanya aman, PBAK nya meriah dan lancar. Aamin,” tulisnya.

Jadi Perbincangan

Diberitakan sebelumnya, Kampus UIN Raden Mas Said Surakarta menjadi perbincangan di media sosial setelah Dewan Mahasiswa setempat menggandeng aplikasi pinjaman online (pinjol), dalam Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) bagi mahasiswa baru 2023.

Para mahasiswa baru diminta untuk registrasi ke aplikasi pinjol yang digandeng Dema UIN RM Said, yakni Akulaku.

Selain Akulaku, Dema UIN juga menggandeng Bank Central Asia (BCA) dan Bank Aladin sebagai sponsor kegiatan PBAK.

“Ketiga lembaga tersebut sudah dinaungi dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sehingga dapat dipastikan segala bentuk kecurangan dan penyalahgunaan data akan mendapatkan sanksi,” ujar Ketua Dema UIN Surakarta, Ayuk Latifah, dalam unggahan di akun resmi @demauinsurakarta yang dikutip Solopos.com, Sabtu (5/8/2023) malam.

Yang menjadi sorotan adalah digandengnya Akulaku oleh Dema UIN RM Said.

Sebagaimana diketahui, Akulaku adalah salah satu platform pinjol resmi yang diakui oleh OJK.

Akulaku mendapat pengakuan dan izin dari OJK sebagai perusahaan pembiayaan dengan Nomor KEP-436/NB.11/2018.

Dikutip dari laman resmi, www.akulaku.com, Akulaku adalah platform perbankan dan keuangan digital terkemuka di Asia Tenggara yang hadir di Indonesia, Filipina, dan Malaysia.

Akulaku hadir di negara berkembang untuk membantu memenuhi kebutuhan keuangan sehari-hari bagi pelanggan yang kurang mendapat jangkauan dalam menggunakan layanan perbankan, pendanaan, dan investasi secara digital, serta layanan broker asuransi.

Selain kartu kredit virtual dan platform e-commerce Akulaku, perusahaan Akulaku juga mengoperasikan Asetku (platform manajemen kekayaan online) dan Neobank (bank digital seluler yang didukung oleh Bank Neo Commerce).

Misi Akulaku adalah dapat melayani 50 juta pengguna di seluruh Asia Tenggara pada tahun 2025.

“Kami menyediakan pinjaman tanpa jaminan sampai 15 bulan. Pinjaman cepat dan pembayaran dengan cicilan yang dapat memenuhi kebutuhan darurat Anda. Anda dapat dengan mudah mendaftar online dengan ponsel Anda dan pinjaman akan langsung ditransfer ke akun bank anda,” tulis laman Akulaku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya