SOLOPOS.COM - Aparat Polri dan TNI berbincang dengan Parmo Parimin, 68, warga Gebang, Masaran, yang terjatuh ke sungai saat lewat jembatan putus di Desa Kedungwaduk, Karangmalang, Sragen, Selasa (2/1/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Seorang kakek-kakek berumur 68 tahun, Parmo Parimin, lolos dari maut setelah terperosok jembatan ambrol dan terhanyut di Sungai Jambangan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Selasa (2/1/2024) dini hari. Pria tua yang tinggal di Dukuh Kedungwaduk RT 023, Desa Kedungwaduk, Kecamatan Karangmalang ini berhasil naik ke daratan berkat adanya sebatang bambu yang melintang sungai.

Sungai Jambangan membelah Dukuh Sumbermulyo dengan Dukuh Kedungcabe di Desa Kedungwaduk. Jembatan yang ambrol itu penghubung kedua dukuh tersebut dan berada di antara dua perbukitan dengan jalan menurun cukup tajam. Pajang jembatan itu sekitar 50 meter dengan tinggi 3 meter.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sebelum mengalami musibah, Parmo pagi-pagi sekitar pukul 05.00 WIB hendak pulang ke rumahnya di Dukuh Nglebak, RT 037, Desa Gebang, Kecamatan Masaran setelah menginap di rumah adiknya di Dukuh Kedungwaduk yang berjarak sekitar 3 km.

Jembatan yang ambrol itu menjadi rute yang biasa dilewati Parmo. Pagi itu, Parmo yang mengendarai motor Honda Supra 125 berpelat nomor AD 6489 YN tak menyangka jembatan itu terputus. Sehingga tanpa mengurangi kecepatan ia melintasi jembatan itu dan terperosok.

“Jembatan itu biasanya tidak ada airnya. Tahu-tahu jatuh terperosok ke lubang jembatan yang putus itu. Saya tidak tahu kalau jembatannya putus. Kalau sudah tahu pasti tidak lewat situ. Saat jatuh tiba-tiba langsung terseret arus air sejauh 1 km. Untungnya ada batang bambu menjulur ke sungai. Batang bambu itu bisa saya raih dan akhirnya bisa menepi,” ujar Parmo bercerita menggunakan bahasa Jawa saat ditemui wartawan.

Parmo berjuang keras keluar dari sungai. Perutnya penuh air sungai. Ia meminta tolong oran yang kebetulan lewat untuk mengantarnya ke rumah adiknya. Karena kondisinya yang basak kuyup, apalagi dengan celana yang sudah dilepas, Parmo disangka orang gila.

“Orang-orang takut saat saya minta bantuan. Saya dikira orang tidak waras. Mungkin karena menyeret celana panjang yang saya lepas itu. Akhirnya berjalan sendiri sampai di rumah adik,” katanya.

Adik Parmo pun ikut gemetar melihat kakaknya yang kembali ke rumah dalam kondisi basah kuyup. Saat itu Parmo belum bisa bicara karena kebanyakan minum air sungai.

Akibat insiden itu, kepala Parmo luka memar. Sisanya tidak ada cedera berarti. Motornya yang masih di sungai dievakuasi oleh warga ramai-ramai dan diantar ke rumah adik Parmo. Karena Terendam air lama, motor itu tidak bisa dihidupkan mesinnya.

“Sekarang kalau pulang ke Nglebak harus memutar lewat Banaran, Gebang, Masaran, yang lebih jauh. Awalnya hanya 3 km, maka menjadi 4 km,” ujar Parmo saat ditanya wartawan dan aparat Polsek Karangmalang dan Babinsa Kedungwaduk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya