Soloraya
Rabu, 24 Januari 2024 - 16:39 WIB

Terus Meningkat, Monumen Pers Nasional Solo Targetkan 150.000 Kunjungan di 2024

Magdalena Naviriana Putri  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Monumen Pers Nasional, Widodo Hastjaryo saat ditemui Solopos.com di SMA Negeri 2 Sukoharjo di Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo seusai kegiatan Monumen Pers Goes to School, Rabu (24/1/2024). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kunjungan ke Monumen Pers Solo sepanjang 2023 mengalami peningkatan signifikan. Angka kunjungan mencapai 150% dari target 100.000 pengunjung, mencapai sekitar 150.000 orang. Peningkatan ini mencerminkan antusiasme masyarakat terhadap literasi yang terus berkembang.

Kepala Monumen Pers Nasional, Widodo Hastjaryo, menyampaikan hal ini saat ditemui oleh Solopos.com di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Pertemuan tersebut berlangsung di Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, dalam kegiatan Monumen Pers Goes to School pada Rabu (24/1/2024).

Advertisement

“Kunjungan pada 2023 melampaui target 100.000 pengunjung menjadi 150.000 pengunjung. Jika ditambah dengan kunjungan virtual, jumlahnya bisa mencapai 230.000 pengunjung. Untuk target 2024, kami meningkatkannya menjadi 150.000, semoga bisa tercapai pada akhir tahun ini,” ungkap Widodo.

Ia menekankan pentingnya meningkatkan kegiatan literasi agar generasi mendatang tetap memiliki sensasi membaca. Dia mengamati banyak masyarakat memiliki persepsi bahwa berkunjung ke Monumen Pers Solo berarti harus membayar, meskipun Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menyediakan akses gratis ke seluruh layanan di Monumen Pers.

Advertisement

Ia menekankan pentingnya meningkatkan kegiatan literasi agar generasi mendatang tetap memiliki sensasi membaca. Dia mengamati banyak masyarakat memiliki persepsi bahwa berkunjung ke Monumen Pers Solo berarti harus membayar, meskipun Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menyediakan akses gratis ke seluruh layanan di Monumen Pers.

“Masuk gratis, membuat kode perpustakaan juga gratis. Bawa wadah minum, ada minuman gratis. Bahkan ada WiFi gratis,” jelas Widodo.

Monumen Pers Nasional menawarkan empat layanan dan produk. Layanan pertama yakni papan baca. Melalui papan baca, masyarakat dapat membaca surat kabar harian nasional dan lokal.

Advertisement

Layanan ketiga adalah perpustakaan. Setiap orang, termasuk pelajar dan masyarakat umum, dapat membaca secara gratis. “Bahkan juga ada kids corner untuk memperkenalkan anak-anak pada buku-buku di sana. Ada banyak koleksi majalah, tabloid, dan buku yang bisa diakses dengan gratis,” beber Widodo.

Layanan lain yang disajikan Monumen Pers adalah e-paper. Layanan tersebut merupakan pemindaian surat kabar menjadi e-paper atau surat kabar elektronik, terutama yang usianya sudah puluhan tahun. Ini bertujuan untuk melestarikan karya jurnalistik itu. Layanan e-paper juga bisa diakses masyarakat melalui laman mpn.kominfo.go.id/arsip.

Literasi Masih Rendah

Widodo mengamati tingkat literasi warga di Soloraya masih rendah, terutama di tengah dunia digital yang mempromosikan membaca melalui gadget. Monumen Pers kini memiliki layanan perpustakaan anak sebagai upaya untuk membiasakan anak-anak membaca buku. Menurutnya, kegiatan literasi sangat penting untuk membangun karakter bangsa.

Advertisement

Widodo menegaskan bahwa Monumen Pers terbuka untuk semua orang, termasuk penyandang difabel. Tempat ini didesain menjadi tempat yang inklusif. Koleksi produk pers nya lengkap sejak masa pendudukan Belanda.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) Pendidikan Wilayah VII, Agus Triyanto, mengatakan dengan Kurikulum Merdeka saat ini dunia pendidikan semakin terbuka dalam meningkatkan literasi dan mutu sekolah. Monumen Pers Nasional menjadi salah satu pilihan untuk meningkatkan literasi siswa, terutama dalam menumbuhkan kecintaan dan menambah wawasan akan produk pers dari masa ke masa.

Agus menyatakan bahwa literasi yang terus dibangun di kalangan pelajar diharapkan dapat membantu mereka  membedakan informasi yang benar dan hoaks. Dia juga mengajak masyarakat untuk memperkenalkan anak-anak mereka dengan Monumen Pers Nasional. “Literasi adalah kunci untuk melestarikan budaya,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif