SOLOPOS.COM - Dokter hewan DKP3 Sragen memeriksa gigi sapi untuk mengetahui sapi poel atau belum saat pemeriksaan hewan di Pasar Hewan Nglangon, Sragen, Selasa (4/6/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN–Tim dokter hewan dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Sragen melakukan pemeriksaan hewan, utamanya sapi, di Pasar Hewan Nglangon, Karangtengah, Sragen, menjelang Hari Raya Iduladha, Selasa (4/6/2024).

Dalam pemeriksaan tersebut, tim tak menemukan penyakit pada hewan yang diperiksa. Tetapi uniknya, tim mendapati sapi jumbo dengan berat badan mencapai 650 kg dan dijual dengan harga Rp35 juta di Pasar Hewan Nglangon Sragen.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Tim dokter hewan itu dipimpin Petugas Medic Veteriner DKP3 Sragen Ana Margaretha. Mereka datang pada saat hari pasaran Pasar Hewan Nglangon, tepatnya setiap pasaran Pahing. Setiap Pahing, populasi sapi yang diperdagangkan mencapai lebih dari 300 ekor.

Tim DKP3 Sragen memeriksa kondisi fisik sapi, seperti sapi sudah poel belum giginya, pemeriksaan kukunya, dan seterusnya.

Seorang pedagang sapi asal Kradenan, Grobogan, Mariman, 56, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa, mengaku membawa empat ekor sapi ke Pasar Hewan Nglangon. Sejak pagi hingga pukul 09.30 WIB, dia menyebut dagangannya sudah laku dua ekor yakni sapi betina masing-masing seharga Rp13,5 juta dan Rp15 juta.

Dia mengaku masih tersisa dua ekor sapi dan satu ekor sapi di antaranya merupakan sapi jumbo dengan berat 650 kg. “Saya jual sapi simmental dengan harga Rp35 juta. Tadi sudah ditawar orang senilai Rp30 juta tetapi tidak saya lepas. Kalau yang satunya saya jual Rp23 juta tapi hanya ditawar Rp22 juta,” jelasnya.

Pedagang sapi lainnya, Mulyono, 60, warga Winong, Gondang, Sragen, mengaku membawa tiga ekor sapi dan dua ekor sapi masih anakan sudah laku. Dia mengatakan tinggal satu ekor sapi yang disiapkan untuk sapi kurban karena sudah berumur dua tahun.

Dia mengatakan sapi jenis limosin dijual dengan harga Rp23 juta tapi baru ditawar Rp22 juta.

“Saat ini harga belum naik. Nanti saat menjelang Iduladha biasanya harga naik sampai 10%. Saya menggeluti dagang sapi selama 10 tahun. Penjualannya sering ke Pasar Hewan Nglangon ini. Kadang juga ke pasar hewan di Ngrambe dan Walikukun Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Yang paling ramai di sini,” ujarnya.

Sementara itu, Ana Margaretha menyampaikan di Sragen pernah ada kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD) tetapi sekarang sudah mereda dan tidak ada kasus lagi. Dia mengatakan pihaknya menemukan sapi sehat tapi punya riwayat pernah kena LSD karena bekas-bekasnya masih terlihat.

Selain pemeriksaan kesehatan hewan, Ana mengimbau kepada warga yang membeli sapi untuk kurban supaya benar-benar memilih yang sudah poel atau tanggal giginya atau minimal berumur dua tahun karena sesuai dengan syariat Islam.

Dia menyatakan sapi atau kambing yang belum poel belum boleh digunakan sebagai hewan kurban. Dia mengatakan sapi yang poel itu biasanya giginya sudah berganti dari gigi susu ke gigi permanen, baik di bagian bawah dan atas.

Dia menerangkan pemeriksaan hewan korban dilakukan di pasar-pasar hewan, tempat penampungan hewan kurban yang ada di 20 kecamatan.

Berikut tips memilih sapi sehat untuk keperluan kurban Iduladha: 

1. Dilihat dulu dari penampilan fisiknya dan performanya, misalnya dilihat kaki, kemudian organ-organ luarnya semuanya komplet, termasuk alat kelamin, tidak diare, tidak dalam kondisi ngiler.

2. Nafsu makan juga baik, cermin hidung basah, sorot mata tajam, tidak lesu, terus bulu mengilap, tidak kusam, itu bisa dipastikan sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya