Soloraya
Jumat, 23 Juni 2023 - 08:12 WIB

Tim Riset UNS Latih Guru SLB Boyolali Bikin Flash Card untuk Disabilitas

Nimatul Faizah  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim UNS saat mengajar pembuatan flash card guru SLB YPCM Boyolali di aula sekolah setempat, beberapa waktu lalu. (Istimewa/YPCM Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI — Tim Riset Group Information System for Sustainable Development dari Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Universitas Sebelas Maret (UNS) memberikan pelatihan pembuatan dan pemanfaatan flash card untuk guru SLB YPCM Boyolali selama satu pekan, Rabu-Rabu (14-21/6/2023).

Pada kesempatan itu, pakar dan praktisi pendidikan luar biasa UNS, Dr. Joko Yuwono, M. Pd, ikut memberikan pelatihan. Para peserta dari guru SLB YPCM Boyolali dilatih membuat flash card dengan Canva kemudian memanfaatkannya untuk pembelajaran siswa dengan disabilitas.

Advertisement

Ketua Yayasan Penderita Cacat Mental (YPCM) Boyolali, Rosihan Ari Yuana, mengungkapkan flash card merupakan media efektif pembelajaran siswa difabel.

“Walaupun begitu, tidak banyak guru yang memahami bagaimana cara memanfaatkannya secara efektif dalam pembelajaran,” terang dia kepada Solopos.com via pesan WhatsApp (WA), Kamis (22/6/2023).

Advertisement

“Walaupun begitu, tidak banyak guru yang memahami bagaimana cara memanfaatkannya secara efektif dalam pembelajaran,” terang dia kepada Solopos.com via pesan WhatsApp (WA), Kamis (22/6/2023).

Selain itu, lanjut Ari, faktor yang menghambat efektivitas flash card untuk pembelajaran siswa difabel adalah karakteristiknya yang tidak sesuai dengan karakter dan level kemampuan siswa, khususnya yang dijual di pasaran.

Ia menyampaikan seorang guru perlu tahu cara mendesain dan membuat sendiri flash card disesuaikan dengan karakter dan kemampuan siswanya. Sehingga, mereka dilatih untuk mendesain flash card sendiri dengan aplikasi Canva.

Advertisement

Tatap muka pertama di hari pertama, cerita Ari, peserta dilatih merancang dan membuat media pembelajaran flash card. Lalu, selama lima hari setelahnya, setiap peserta diminta mengembangkan media sesuai karakteristik siswa yang diampu.

Memasuki hari terakhir, peserta dilatih menggunakan flash card di dalam pembelajaran. Ari menjelaskan berdasarkan kuesioner yang disebar kepada peserta, 60 persen guru belum pernah menggunakan flash card. Lalu, 60 persen guru merasa kurang dalam penugasan yang berhubungan dengan komputer.

“Adapun dari kuesioner setelah workshop diperoleh informasi bahwa 90% peserta merasa mendapatkan ilmu yang benar-benar baru dan 100% peserta termotivasi mengembangkan dan menerapkannya di kelas,” kata dia.

Advertisement

Salah satu peserta, Nur Hidayati, merasa senang memperoleh ilmu cara membuat flash card dan memanfaatkannya dalam pembelajaran.

Ia mengatakan awalnya memang tidak familiar terhadap Canva. Namun, setelah dilatih oleh tim dari UNS, Nur merasa paham dan ternyata mudah.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat dan bagus untuk diterapkan ke siswa. Saya harap, lain waktu diadakan workshop lain lagi demi kemajuan siswa dan tentunya menambah wawasan guru,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif