SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo  (Solopos.com)--Sebanyak sembilan tokoh, akademisi serta budayawan asal Jogja menerima gelar kehormatan  dari Keraton Kasunan Surakarta Hadiningrat, Sabtu (25/6/2011).

Sejawaran Yogyakarta, Purwadi M Hum ketika ditemui Espos di Keraton Kasunanan  Surakarta menjelaskan, pemberian gelar kehormatan kepada warga Jogja tersebut berdasarkan  kiprah mereka selama ini dalam pelestarian kebudayaan Jawa. Ada yang bergelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) adapula yang bergelar Kanjeng Raden Aryo Tumenggung (KRAT). “Salah satu  apresiasi keraton atas kiprah mereka ialah dengan memberikan penghargaan,” kata Purwadi.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pria yang juga menjadi tim di belakang pembentukan Daerah Istimewa Surakarta (DIS) tersebut  menyebutkan, kesembilan orang tersebut antara lain Sri Windari Rahayu, perbankan Jogja, Prof  Dr Siswanto, dosen UGM, Chozin Amirullah, tokoh HMI, serta Noor Wahyudi, tokoh  kebudayaan Jogja. “Dari kesembilan tokoh itu, ada juga yang menerima gelar kehormatan karena  peran sertanya dalam pembentukan DIS,” jelasnya.

(asa)



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Buntut Kecelakaan di Subang, KNKT Ingatkan Sekolah Hati-Hati Sewa Bus Wisata

Buntut Kecelakaan di Subang, KNKT Ingatkan Sekolah Hati-Hati Sewa Bus Wisata
author
Newswire , 
Chelin Indra Sushmita Minggu, 12 Mei 2024 - 13:25 WIB
share
SOLOPOS.COM - Kondisi bangkai bus dan motor yang terlibat kecelakaan di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Hingga Sabtu (11/5) malam, petugas gabungan dari BPBD, Polri, TNI dan Damkar masih mendata jumlah korban meninggal dunia dan korban luka-luka pada kecelakaan tersebut. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.

Solopos.com, SUBANG — Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) meminta masyarakat atau sekolah agar menyewa bus wisata dan perusahaan yang legal dan berizin, guna menghindari kecelakaan bus seperti yang terjadi di Ciater, Subang, Jawa Barat.

“KNKT meminta agar masyarakat atau sekolah sebelum melakukan perjalanan berwisata dengan bus, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, pilih bus pengelola atau perusahaan bus wisata yang legal dan berizin. Caranya bagaimana ? Minta ke perusahaan atau pengelola yang disebut dengan kartu pengawasan dan kartu ini harus asli, tidak boleh salinan,” ujar Investigator Senior KNKT Ahmad Wildan saat dihubungi Antara di Jakarta, Minggu (12/5/2024).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kedua, masyarakat atau pihak sekolah harus memastikan bus wisata telah memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Publik atau pihak sekolah bisa meminta buku ujinya ke perusahaan atau pengelola bus wisata tersebut.

Ketiga, masyarakat atau sekolah yang ingin menyewa bus wisata harus memastikan kendaraan dilengkapi dengan surat tugas dari perusahaan serta memastikan SIM pengemudi yang sesuai dengan kendaraan yang disewa.

Koran Solopos

“Di sini pengguna jasa atau penyewa harus aware artinya harus meminta siapa pengemudi bus wisatanya dan mana SIM-nya,” kata Ahmad Wildan.

Hal berikutnya adalah pilih bus wisata yang dilengkapi sabuk keselamatan atau safety belt pada bangku penumpang, serta pastikan jumlah penumpang tidak melebihi kapasitas.

“Dengan demikian, maka kita telah memilih kendaraan atau bus wisata yang tepat,” ujar Ahmad Wildan.

Emagazine Solopos

Ia menjelaskan karakteristik operasional dari bus wisata adalah pertama, tidak diatur trayeknya. Artinya bus wisata ini bisa beroperasi ke mana saja sesuai keinginan penyewa atau pemesan.

Karakteristik kedua adalah tidak diatur waktunya, karena bus wisata bebas beroperasi kapan saja. Kedua hal inilah yang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan pada bus wisata.

“Risiko kecelakaan pada bus wisata dapat terjadi di mana bus masuk jurang atau mengalami rem blong karena pengemudi kurang mengenal medan atau menguasai jalur perjalanan. Hal ini dikarenakan bus-bus wisata bisa beroperasi ke mana saja,” kata Ahmad Wildan.

Interaktif Solopos

Dirinya menambahkan bahwa kecelakaan bus wisata terjadi berulang-ulang karena secara umum banyak pengelola bus wisata yang ilegal atau tidak berizin, sehingga bisa jadi kendaraan yang digunakan tidak laik jalan. Selain itu, banyak pengemudi bus wisata ilegal yang tidak kompeten.

Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan bahwa bus pariwisata yang ditumpangi rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok yang mengalami kecelakaan di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024) petang, diduga tidak memiliki izin angkutan.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Aznal menyampaikan bahwa hasil pengecekan pada aplikasi Mitra Darat, status lulus uji berkala dari Bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat tersebut, telah kedaluwarsa. Dan status lulus uji berkala telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Laka Bus Siswa SMK di Ciater Renggut 11 Nyawa, KNKT Kerahkan Tim Investigasi

Laka Bus Siswa SMK di Ciater Renggut 11 Nyawa, KNKT Kerahkan Tim Investigasi
author
Newswire , 
Anik Sulistyawati Minggu, 12 Mei 2024 - 13:15 WIB
share
SOLOPOS.COM - Petugas kepolisian mengumpulkan barang milik korban kecelakaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Dinas Kesehatan Kabupaten Subang mencatat, dalam kecelakaan bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok tersebut untuk sementara terdapat 11 orang korban meninggal dunia yang terdiri dari 10 orang siswa SMK dan 1 orang pemotor asal Cibogo Kabupaten Subang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.

Solopos.com, JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menurunkan tim investigasi untuk menyelidiki peristiwa kecelakaan bus pariwisata yang ditumpangi rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat.

“KNKT menurunkan tim untuk melakukan investigasi,” ujar Investigator Senior KNKT Ahmad Wildan sepertio dilansir Antaranews di Jakarta,Minggu (12/5/2024).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Bus pariwisata yang ditumpangi rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024). Kecelakaan diduga akibat rem blong.

Data terkini sementara korban meninggal dunia dalam kecelakaan bus terguling di Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang tersebut berjumlah 11 orang.

Koran Solopos

Sebelumnya. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Subang, Jawa Barat menyampaikan data terkini sementara korban meninggal dunia dalam kecelakaan bus terguling di Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, berjumlah 11 orang.

“Sembilan korban anak-anak [yang ada di] rombongan bus, satu guru [juga] ikut rombongan bus, dan satu warga lokal,” kata Kadinkes Kabupaten Subang, Maxy saat dikonfirmasi di Bandung, Sabtu (11/5/2024) seperti dilansir Antaranews.

Maxy menyebut total keseluruhan korban sebanyak 60 orang. Untuk korban yang meninggal dunia, kata dia, saat ini tengah dalam perjalanan ke RSUD Ciereng, Kabupaten Subang.

Mobil derek berusaha mengevakuasi bus yang terlibat kecelakaan di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Hingga Sabtu malam, petugas gabungan dari BPBD, Polri, TNI dan Damkar masih mendata jumlah korban meninggal dunia dan korban luka-luka pada kecelakaan tersebut.

“Untuk korban luka berat ada 27 orang, luka sedang ada kurang lebih 13 orang,” dia menambahkan.

Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa saat ini sejumlah korban dilarikan ke beberapa fasilitas kesehatan di antaranya RSUD Ciereng, RS Hamori, Puskesmas Jalancagak, dan Puskesmas Palasari.

Emagazine Solopos

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol. Jules A. Abast menjelaskan kronologis kejadian berawal saat bus tersebut datang dari arah selatan menuju utara. Pada saat melaju di jalan yang menurun, bus tiba-tiba oleng ke kanan hingga menabrak kendaraan mobil dari arah berlawanan.

“Kemudian terguling miring ke kiri posisi ban kiri di atas dan terselusur sehingga menabrak tiga motor yang terparkir di bahu jalan,” kata dia.

Kecelakaan terjadi pada pukul 18.45 WIB. Saat ini polisi masih melakukan penanganan terkait dengan kecelakaan tersebut.

Rem Blong

Sementara itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan bus pariwisata yang ditumpangi rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok yang mengalami kecelakaan di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024) petang, diduga tidak memiliki izin angkutan.

“Adapun pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan,” kata kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Aznal dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (11/5/2024) malam.

Aznal juga menyampaikan hasil pengecekan pada aplikasi Mitra Darat, status lulus uji berkala dari Bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat tersebut, telah kedaluwarsa.

“Dan status lulus uji berkala telah kedaluwarsa sejak 6 Desember 2023,” ujar Aznal.

Interaktif Solopos

Kemenhub menyatakan insiden bus pariwisata yang ditumpangi rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok yang mengalami kecelakaan di kawasan Ciater, Subang, diduga akibat rem blong.

Kronologinya, jelas Aznal, yaitu saat Bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat sedang mengarah dari Bandung menuju ke Subang.

Namun, kata Aznal, bus tiba-tiba oleng ke arah kanan dan menabrak sepeda motor yang berada di jalur berlawanan dan bahu jalan sehingga bus terguling. Kejadian nahas tersebut terjadi pada pukul 18.45 WIB.

Aznal menambahkan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus melakukan investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut.

Kemenhub mengimbau seluruh Perusahaan Otobus (PO) dan pengemudi untuk memeriksa secara berkala kondisi armada dan melakukan pendaftaran izin angkutan serta rutin melakukan uji berkala kendaraan.

Di samping itu, diimbau kepada seluruh masyarakat yang menggunakan angkutan umum bus dapat memeriksa kelayakan kendaraan sebelum keberangkatan pada aplikasi Mitra Darat yang dapat diunduh pada smartphone.

“Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan menyampaikan turut prihatin dan berduka cita atas kecelakaan Bus Trans Putera Fajar di Ciater, Subang, Jawa Barat,” ucap Aznal.



Terpisah, pengamat transportasi Djoko Setijowarno dari Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata mengatakan bahwa ada beberapa masalah krusial pada pengemudi di Indonesia.

Pertama, jumlah pengemudi bus dan truk di Indonesia mengalami penurunan, serta rasio dengan jumlah kendaraan yang beroperasi sudah masuk dalam zona berbahaya (danger). Hal itu jelas sangat berisiko tinggi terhadap keselamatan.

“Kedua, kecakapan pengemudi dalam mengoperasikan kendaraan di jalanan di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi yang ada pada bus dan truk, serta kemampuan melakukan pendeteksian dini atas kondisi kendaraan yang mengalami bad condition sangat rendah. Hal ini teridentifikasi dari faktor faktor penyebab kecelakaan bus dan truk yang terkait dengan kecakapan pengemudi ternyata tidak ter-captured pada mekanisme pengambilan SIM B1/B2 kita serta mekanisme pelatihan Defensive Driving Training (DDT) yang selama ini dijadikan persyaratan wajib Kemenhub untuk memberi izin,” ujar Djoko kepada Antara.

Ketiga, waktu kerja, waktu istirahat, waktu libur dan tempat istirahat pengemudi bus dan truk di Indonesia sangat buruk. Hal itu diduga karena belum ada regulasi yang memadai sehingga performa pengemudi bus dan truk rentan terpapar kelelahan dan bisa berujung pada micro sleep.

Karena itu, masalah-masalah tersebut perlu dimitigasi secara terstruktur dan sistematis untuk mencegah kecelakaan bus dan truk di Indonesia.

Kecelakaan rem blong pada bus dan truk di Indonesia hampir semuanya terjadi di jalan menurun, dan hampir semuanya menggunakan gigi tinggi serta tidak memanfaatkan engine brake dan exhaust brake kendaraan. Menurut Djoko, KNKT juga menemukan kecelakaan micro sleep yang dipicu fatigue by design karena jam kerja pengemudi jauh di atas 12 jam.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Ditangkap karena Curi Raket, Pemuda Ngadirojo Wonogiri Terancam 7 Tahun Penjara

Ditangkap karena Curi Raket, Pemuda Ngadirojo Wonogiri Terancam 7 Tahun Penjara
author
Suharsih Minggu, 12 Mei 2024 - 13:10 WIB
share
SOLOPOS.COM - Aparat Polres Wonogiri menyidik tersangka pencurian raket badminton di Mapolres Wonogiri, Sabtu (11/5/2024). (Istimewa/Humas Polres Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Seorang pemuda asal Desa Mlokomanis Wetan, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, ANS, 18, ditangkap polisi lantaran diduga mencuri satu raket bulu tangkis milik tetangganya, Jumat (10/5/2024).

Ia terancam hukuman tujuh tahun penjara karena mencuri raket seharga kurang dari Rp900.000 itu. Kasi Humas Polres Wonogiri AKP Anom Prabowo mewakili Kapolres Wonogiri AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah mengatakan ANS ditangkap karena diduga mencuri raket badminton milik tetangga satu RT, TS, 42.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Aksi pencurian itu diduga dilakukan pelaku pada Selasa (7/5/2024). Pelaku mencuri tas yang di dalamnya berisi raket Yonex warna putih tipe Astrox 99 Play. Pengamatan Solopos.com pada akun resmi Yonex di lokapasar, harga raket tipe tersebut kurang dari Rp900.000.

“Barang hasil curian tersebut telah dijual dan uang hasil penjualan juga habis digunakan pelaku untuk keperluan pribadi,” kata Anom kepada Solopos.com, Minggu (12/5/2024).

Koran Solopos

Kendati demikian, kata Anom, dalam penangkapan tersebut, polisi bisa menyita kembali raket itu dan satu unit sepeda motor yang digunakan pelaku sebagai sarana untuk melancarkan aksinya sebagai barang bukti.

Anom menjelaskan pencurian raket badminton di Ngadirojo, Wonogiri, itu diduga terjadi pada Selasa (7/5/2024) sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu korban baru pulang dari main bulu tangkis kemudian meletakkan tas berisi raket di rumah.

Korban baru menyadari raketnya hilang pada Kamis (9/5/2024) sekitar pukul 07.00 WIB ketika hendak mengambil tas tersebut. “Merasa curiga tas tersebut hilang dicuri orang, korban kemudian melapor ke Polsek Ngadirojo,” ujar Anom.

Emagazine Solopos

Dia menambahkan seusai menerima laporan korban, Tim Resmob melakukan penyelidikan dan akhirnya mengarah kepada ANS sebagai tersangka pencurian. Pelaku ditangkap di rumahnya pada Jumat.

Saat ditangkap, ANS mengakui perbuatannya. Pelaku kini ditahan di ruang tahanan Polres Wonogiri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tersangka bakal dijerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman pidana penjara tujuh tahun.

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories