SOLOPOS.COM - Pejabat kementerian hingga tokoh nasional hadiri Munas IX Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) di Gedung DPRD Karanganyar, Jumat-Minggu (23-25/6/2023). (Istimewa/Panitia Munas HPK)

Solopos.com, KARANGANYARMusyawarah Nasional (Munas) IX Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) yang digelar di gedung DPRD Karanganyar secara resmi ditutup pada Minggu (25/6/2023) malam.

Munas dibuka Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo pada Jumat (23/6/2023). Munas tersebut sekaligus mengukuhkan Hadi Prajoko sebagai Ketua Umum.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Tokoh-tokoh penting hadir dalam Munas itu, di antaranya Kapuspen TNI, Laksamana Muda Julius Widjojono mewakili Panglima TNI, Jenderal Yudho Margono; tokoh pembina keagaamaan di Indonesai, K.H., Said Aqil Siradj; BNPT yang diwakili Brigjen Ahmad Nur Wakhid; budayawan, sejarawan serta teolog, Prof., Bambang Nur Seno; perwakilan Mendagri, Irjen Pol., Made Mahendra; perwakilan Kemenag, Ali Safruddin, Ekuin, DR., Panggah; dan Prof., Yudiari selaku penghayat sekaligus rektor salah satu universitas.

Kahadiran pejabat dan tokoh nasional ini menjadi penyejuk bagi penghayat kepercayaan sehingga bisa mempertahankan eksistensi akar kebudayaan bangsa.

Ketua Harian DPP HPK, Tony Hatmoko, mengatakan setelah Munas agenda selanjutnya akan digelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) untuk menyusun program kerja tahunan. Beberapa pekerjaan rumah (PR) akan dibahas terkait dengan masyarakat penghayat dan adat di Indonesia. Misalnya persoalan pernikahan bagi masyarakat adat, meninggal dunia, hingga sekolah.

“Semua persoalan itu akan kami bawa di Rakernas nanti. Kami sangat bersyukur Munas kemarin dihadiri tokoh-tokoh penting. Artinya keberadaan kami dihargai,” kata Tony kepada Solopos.com, Selasa (27/6/2023).

Saat ini, Tony mengatakan ada sekitar 1.638 organisasi penghayat dan masyarakat adat di Indonesia. Hal ini semakin memperteguh eksistensi budaya luhur serta tradisi yang menjadi bagian budaya turun-temurun di Indonesia.

Dalam pemaparannya di Munas kemarin, tokoh keagamaan, Said Aqil Siradj bahkan menyampaikan penghayat memiliki tanggung jawab menjaga, melestarikan keutuhan NKRI, nilai budi pekerti dari leluhur nusantara ini. Penghayat kepercayaan juga menjadi penyejuk dalam keberagaman agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia.

“Beliau menyampaikan, tentang pentingnya harmonisasi nusantara sebagai satu-satunya penjaga gawang NKRI dengan dinamika yang sedang mengalami peningkatan radikalisme dan semakin liarnya sosial kultur dan religi. Maka penghayat menjadi penjaga gawang yang senantias menjaga nilai luhur Nusantara,” jelasnya.

Tony pun berharap Pemerintah memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat adat dan penghayat kepercayaan sehingga terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa pandang bulu. Penghayat kepercayaan meminta pemerintah tidak lalai dan tebang pilih.

Pemerintah bisa mengayomi warganya serta bagaimana bangsa ini dibawa menjadi bangsa yang maju dan berperadaban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya