SOLOPOS.COM - Siswa SD Rumpun Muslim Jatisrono Wonogiri belajar membaca Al-Qur'an di masjid sekolah, baru baru ini. (Isitmewa/Choirul Amirudin)

Solopos.com, WONOGIRI — Sejumlah pengelola sekolah dasar atau SD swasta di Wonogiri menyebut tren orang tua atau ortu memilih menyekolahkan anak di sekolah swasta ketimbang negeri sudah berlangsung selama kurang lebih 10 tahun terakhir.

Adanya program belajar berbasis agama menjadi faktor utama ortu memilih sekolah swasta. Hal itu tidak terlepas dari orang tua yang menganggap penting pendidikan keagamaan untuk diberikan kepada anak mereka.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SD Rumpun Muslim Jatisrono, Wonogiri, Choirul Amirudin, mengatakan berdasarkan pengamatannya, tren orang tua menyekolahkan anak di SD swasta berbasis Islam cenderung terus meningkat 10 tahun terakhir.

Orang tua di Wonogiri ingin anak tidak hanya sekadar belajar pelajaran-pelajaran umum, melainkan juga belajar agama. Menurut dia, hal itu karena tingkat keislaman warga Wonogiri juga meningkat. Mereka kemudian menyekolahkan anak di sekolah yang memiliki basis agama yang kuat.

Diharapkan anak mereka mendapatkan materi keagamaan yang kuat pula. “Agama menjadi sangat penting bagi orang tua siswa. Mereka pengin anak-anak bisa mengaji dengan belajar di sekolahan,” kata Choirul kepada Solopos.com, Jumat (30/6/2023).

Dia mencontohkan SD Rumpun Muslim Jatisrono memiliki program unggulan tahfiz atau hafalan Al-Qur’an bagi siswa. Selain itu siswa juga diajari pelajaran-pelajaran lain tentang keislaman. Hal itu menjadi daya tarik bagi banyak orang tua untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah tersebut. 

Tidak hanya itu, lanjut dia, sejumlah program belajar nonakademik pun turut disediakan untuk para siswa. Dengan begitu, siswa tidak melulu belajar soal agama, tetapi juga hal lain sesuai minat dan bakat mereka masing-masing misalnya di bidang teknologi informasi, batik, dan olahraga.

“Kalau saya ngobrol dengan orang tua, hal-hal itu jadi pertimbangan mereka menyekolahkan anak di SD swasta seperti ini,” ujar dia. Dia melanjutkan orang tua di Wonogiri menganggap dengan menyekolahkan anak di sekolah swasta yang berbasis agama lebih praktis.

Bersaing dengan SD Negeri

Orang tua tidak perlu lagi terlalu repot mengajarkan nilai-nilai keagamaan kepada anak. Di sisi lain, jam belajar mereka di sekolah hampir sama dengan jam kerja para orang tua, yaitu dari pagi sampai sore.

Choirul menyebut jumlah siswa di SD Rumpun Muslim Jatisrono saat ini lebih dari 300 anak. Angka itu menjadi yang tertinggi dibandingkan SD lain di Jatisrono. SD tersebut bahkan sampai terpaksa menolak calon murid baru saat pendaftaran lantaran kuota selalu terpenuhi.

Dia menjelaskan separuh siswa di SD Rumpun Muslim merupakan lulusan Raudhatul Athfal atau RA (setingkat TK) di yayasan yang sama. Separuh siswa lain berasal dari TK umum. “Memang sebagian itu melalui kaderisasi sejak RA,” katanya.

Choirul menambahkan saat ini sejumlah SD negeri juga sudah memiliki program berbasis agama. Hal itu untuk meningkatkan nilai tawar mereka kepada orang tua. Ia pun mengakui SD Rumpun Muslim terus berusaha meningkatkan kualitas akademik agar tetap bisa bersaing dengan SD-SD negeri.

Kepala SD Islam Terpadu (SDIT) Al Huda Wonogiri, Fahrudin Kurniawan, juga menyatakan hal serupa. Menurutnya, nilai-nilai keagamaan menjadi pertimbangan utama para orang tua di Wonogiri memilih menyekolahkan anak di sekolah swasta berbasis Islam.

Di sekolah yang ia pimpin, pembelajaran Al-Qur’an menjadi materi wajib bagi siswa. Pendidikan karakter keislaman juga ditekankan di sekolah. Dia mencontohkan siswa diajarkan untuk mengimplementasikan adab-adab keislaman dalam setiap aktivitas.

Biaya Masih Terjangkau

Misalnya berdoa sebelum belajar, makan, bahkan masuk ke kamar mandi. Selain itu, tindakan-tindakan sosial seperti senyum, salam, sapa benar-benar diimplementasikan siswa. “Jadi bukan sekadar teori, kami upayakan pembelajaran yang aplikatif,” kata Fahrudin.

Fahrudin menjelaskan meski tidak gratis seperti di SD negeri, orang tua menilai sekolah di SD swasta di Wonogiri masih sangat terjangkau. Apalagi dengan pelayanan pendidikan yang dinilai baik. Dia menyebut biaya pendidikan di SDIT Al Huda Wonogiri senilai Rp425.000/siswa/bulan. 

“Biaya itu sudah termasuk makan siang dan snack untuk siswa. Siswa di sini jadi terkontrol apa yang mereka makan. Mereka tidak diizinkan untuk jajan sembarangan,” jelasnya.

Sebagai infromasi, SDIT Al Huda saat ini memiliki 662 siswa yang terbagi dalam 24 rombongan belajar. Hal itu menjadi yang paling tinggi dibanding SD lain di Kecamatan Wonogiri.

Salah satu orang tua yang menyekolahkan anak di SD swasta, Erna Tsalatsatun, mengakui nilai-nilai keagamaan menjadi pertimbangan utama ia menyekolahkan anak salah satu SD swasta di Kecamatan Sidoharjo.

Menurut dia, dengan menyekolahkan anak di SD swasta yang berbasis islam, anak diajarkan tata krama dan akidah akhlak yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

“Bagi saya itu penting. Apalagi kalau melihat anak zaman sekarang yang pergaulan dan tata krama itu mengkhawatirkan,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya