SOLOPOS.COM - Dua petugas dari Seksi Dokkes Polres Sragen melakukan pengukuran tinggi badan anak balita di Posyandu Mekar Rahayu Maegoasri, Puro, Karangmalang, Sragen, Kamis (15/6/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Polres Sragen lewat Seksi Dokter Kesehatan (Dokkes) ikut membantu Pemkab Sragen menangani kasus stunting yang masih tinggi. Salah satunya lewat program pemberian makananan tambahan (PMT) kepada 40 bayi dan anak usia bawah lima tahun (balita) di wilayah Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Kamis (15/6/2023).

Program PMT ini diberikan kepada anak balita di bawah binaan Posyandu Mekar Rahayu di Perumahan Margoasri Gang 6, Desa Puro. Selain penyerahan PMT, para polwan dan tim Seksi Dokkes ikut membantu para kader posyandu menimbang, mengukur berat badan, tinggi badan, dan seterusnya. Setiap balita yang diperiksa mendapatkan balon dari para polwan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama, menyampaikan proses tumbuh kembang anak, menentukan kualitas mereka di masa depan. Atas dasar itulah, pemerintah sudah menetapkan pencegahan kasus stunting sebagai program prioritas.

“Penyebab stunting sangat kompleks. Penyebab utamanya kurang gizi pada ibu dan anak. Selain itu ada faktor sosio-kultural, ekonomi, politik, dan keseteraan gender. Perkawinan usia anak, kemiskinan, pendidikan, layanan kesehatan, dan sumber daya juga menjadi faktor penyebab stunting,” ujarnya.

Dia menerangkan Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2030-2035 di mana usia produktif lebih tinggi daripada kalangan usia tua dan balita. Oleh karenanya saat inilah waktu yang tepat untuk menekan angka stunting agar ledakan demografi itu bisa memberikan dampak positif bagi Indonesia.

Kasi Dokkes Polres Sragen, Rahmat Supriyanto, mengatakan penyerahan PMT ini bagian dari rangkaian Bakti Kesehatan dan Hari Bhayangkara ke-77 Polri. “PMT dari Dokkes ada 40 paket dan dari Bhayangkari ada 40 paket. Sasarannya untuk 40 balita. Ada 50 personel yang terlibat,” katanya.

Pemecahan Rekor Muri

Sebelumnya, Polres Sragen juga sudah menggelar donor darah dan akan dilanjutkan dengan pemberian bantuan hidup dasar secara massal. Rencananya ada pemecahan rekor Muri pada acara pemberian bantuan itu pada 22 Juni 2023 mendatang.

Pembina Posyandu Desa Puro, Sri Hartati, mengatakan Posyandu Mekar Rahayu melayani 94 balita yang menyebar di enam RT, yakni RT 023-027 dan RT 042. Kabar baiknya, di Posyandu Margoasri tidak ada kasus stunting. Namun jika ditarik ke skala yang lebih luas yakni se-Desa Puro, masih ada lima kasus stunting. Penyebabnya kasus stunting di Desa Puro adalah karena penyakit, keturunan, dan bayi lahir dengan berat badan rendah.

“Upaya yang dilakukan dengan PMT dan susu setiap hari serta pendampingan kader posyandu. Ada 13 kader posyandu, masing-masing menghandel satu posyantu,” ujar Sri Hartati.

Dia mengatakan puskesmas dan desa pun memberi PMT. Pemerintah desa mengalokasikan dana untuk penanganan stunting Rp70.000/anak/bulan yang diambil dari dana desa. Karena di Desa Puro masih ada lima kasus stunting, maka anggaran yang dialokasikan tahun ini Rp4,2 juta. Sedangkan anggaran posyandu untuk PMT senilai Rp23,4 juta untuk 650 balita selama setahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya