SOLOPOS.COM - Tim Disnakkan Boyolali saat mengecek kesehatan hewat ternak untuk kurban di Sudimoro, Teras, Boyolali, Jumat (16/6/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Tim Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali mengecek kesehatan hewan sapi dan kambing kurban jelang Iduladha di dua kecamatan selama dua hari, Kamis-Jumat (15-16/6/2023).

Selama dua hari itu, ditemukan sapi yang menunjukkan gejala klinis Lumpy Skin Disease (LSD) dan kambing berpenyakit orf. Pengecekan antemortem hari pertama dilakukan di Kecamatan Mojosongo tepatnya di Desa Brajan dan Dlingo.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kemudian, pada hari kedua pengecekan dilaksanakan di Desa Sudimoro, Teras, Boyolali. Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakkan Boyolali, drh Afiany Rifdania, mengungkapkan tim kesehatan hewan Disnakkan selama dua hari itu mengecek 660 ternak.

Sebanyak 660 hewan kurban yang dicek di dua kecamatan di Boyolali itu terdiri dari 430 sapi dan 230 kambing. Pada pekan depan, tim kesehatan hewan baik dari Disnakkan maupun Puskeswan juga akan dijadwalkan berkeliling ke seluruh kecamatan di Boyolali.

“Pada hari pertama kami temukan lima sapi bergejala LSD. Pada hari kedua ini kami temukan dua sapi bergejala LSD. Total tujuh sapi. Kemudian hari ini kami temukan tiga ekor yang orf atau berengan, jadi ada luka-luka di mulut. Lalu nafsu makan turun, ada kekurusan,” kata dia kepada wartawan di Sudimoro, Jumat.

Afi mengatakan untuk hewan yang mengalami LSD sebagian telah memasuki masa penyembuhan. Namun, beberapa masih sakit. Afi pun meminta para peternak untuk melakukan isolasi atau karantina dan pengobatan hewan-hewan tersebut.

Ia mengatakan tim dari Disnakkan Boyolali siap untuk memberikan pengobatan kepada hewan-hewan ternak yang terjangkit penyakit tersebut. Afi mengungkapkan hewan milik peternak di Boyolali tersebut harus disembuhkan dulu sebelum digunakan untuk kurban.

Ia mengatakan jika LSD dan orf tidak berbahaya untuk manusia, akan tetapi penyakit itu menular ke sesama hewan atau disebut penyakit hewan menular strategis.

Sakit Diare dan Mata

“Untuk kesehatan yang kami cek seperti suhu badan, terus sudah poel belum, giginya, ada tidak cacatnya. Lalu kami cek apakah ternak dalam kondisi sehat, bebas penyakit, dan sebagainya,” kata dia.

Selain menemukan ternak LSD dan orf, Afi mengatakan beberapa ternak juga ditemukan sakit diare dan mata. Ia mengungkapkan penyebabnya diduga karena cuaca yang begitu panas dan perjalanan ternak yang jauh, sehingga memungkinkan penyakit dibawa dari luar Boyolali.

Ia juga meminta peternak dan pedagang ketika membeli ternak untuk mengecek kesehatan hewan yang dibeli. Jika membutuhkan tenaga medis veteriner, Afi mempersilakan mereka untuk menghubungi Disnakkan Boyolali agar bisa mengecek.

“Takmir masjid juga kami membuka luas seandainya kami dibutuhkan, kami siap untuk memeriksa hewan ternak yang akan digunakan untuk kurban,” kata dia.

Sementara itu, salah satu peternak Desa Sudimoro, Yoko, berterima kasih kepada Disnakkan Boyolali yang mau mengecek kesehatan hewan ternak untuk kurban di tempatnya. Ia merasa terbantu atas respons tim keswan karena telah dicek sejak masa penyakit mulut dan kuku hingga sekarang.

Yoko berkomitmen akan memberikan pengobatan dan mengisolasi hewan yang sakit agar tidak menular ke hewan yang lain. Ia juga mengatakan memiliki tim sendiri untuk mengecek kesehatan hewan, sehingga hewan kurban di tempatnya selalu terawasi.

“Semisal nanti waktu Iduladha belum sembuh, untuk pelanggan akan kami ganti lagi hewannya. Tapi kebetulan penyakitnya masih gejala awal, jadi insyaallah bisa sembuh sebelum kurban,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya