Soloraya
Sabtu, 23 Maret 2024 - 20:15 WIB

Warga Kemuning Kembali Demo Alih Fungsi Lahan, Kali Ini dalam Bentuk Sarasehan

Indah Septiyaning Wardani  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Kemuning menggelar aksi demo di Terminal Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Sabtu (23/3/2024) sore. (Solopos.com/ Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Ratusan warga Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah yang mengatasnamakan Forum Rakyat Peduli Gunung Lawu kembali menggelar aksi unjuk rasa pada Sabtu (23/3/2024) di Terminal Ngargoyoso.

Aksi untuk kesekian kalinya ini sebagai bentuk protes warga atas alih fungsi lahan perkebunan teh.

Advertisement

Kali ini aksi digelar dalam bentuk sarasehan.

Ketua Koordinator Forum Rakyat Peduli Gunung Lawu (FRPGL), Aan Shopuanudin mengatakan warga bersama sukarelawan peduli kebun teh Kemuning akan terus menggelar aksi hingga seluruh tuntutan dipenuhi.

Dalam tuntutannya, warga meminta seluruh bentuk ekporasi dan eksploitasi di wilayah Kebun Teh Kemuning dihentikan.

Advertisement

Mereka mendesak pemerintah baik legislatif maupun eksekutif dari tingkat kelurahan/desa hingga kabupaten bahkan provinsi, investor serta pengembang untuk terbuka terkait Hak Guna Usaha (HGU) serta Amdal di sana.

Selain itu meminta pemerintah baik legislatif maupun eksekutif dari tingkat kabupaten bahkan provinsi lebih selektif terhadap pengembangan di wilayah Gunung Lawu terutama kebun teh, karena merupakan gentong air untuk masyarakat tidak hanya di Karanganyar.

Namun juga beberapa daerah di Jawa Tengah, bahkan Jawa Timur.

Advertisement

“Kami juga menuntut agar tuntutan yang kami sampaikan kepada Penjabat (Pj) Bupati Karanganyar belum lama ini agar segera dilaksanakan,” kata dia.

Dia mengatakan pesona hijau nan alami di wilayah Ngargoyoso utamanya area kebun teh memang menarik perhatian banyak pihak.

Keasriannya selalu memanjakan mata bagi wisatawan yang berkunjung. Hal ini tak dimungkiri berdampak terhadap sosial ekonomi  bagi masyarakat setempat.

Namun ironisnya eksploitasi dilakukan secara berlebihan. Pembangunan di mana-mana hingga membabat tanaman teh yang dampaknya menimbulkan permasalahan baru bagi masyarakat.

“Banyak investor dan pengembang yang abai dengan kondisi sekitar. Alih-alih mereka hanya ingin mendapatkan pundi rupiah dengan abai terhadap lingkungan alam,” tuturnya.

Saat ini, dia menyampaikan warga Kemuning sendiri sudah sulit untuk sekedar menikmati air bersih.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah melakukan uji laboratorium terhadap kondisi air dan menyatakan air di wilayah Kemuning tidak layak konsumsi.

Gelar aksi masa pun telah dilakukan hingga ke kabupaten dan mendapatkan respons langsung dari Pj Bupati Karanganyar.

Hingga akhirnya menurunkan Tim Teknis Penanganan Kebun Teh Kemuning yang kemudian mengeluarkan maklumat menghentikan seluruh eksplorasi di wilayah tersebut.

Namun faktanya, dia mengatakan pengembang dan investor abai serta acuh terhadap himbauan tersebut.

“Mereka terus membangun dan tak peduli dengan teriakan masyarakat,” katanya.

Karena itu, dia bersama masyarakat Kemuning dan Save Kemuning mengajak seluruh aliansi pergerakan, aktivis, relawan serta seluruh masyarakat yang peduli atas kelestarian alam untuk ikut serta mengawal dalam segala bentuk.

Hal ini agar masalah ini dapat terselesaikan. Pihaknya membantah aksinya untuk mengajak masyarakat anti terhadap investasi atau pengembangan wilayah.

“Kami mendukung segala bentuk upaya untuk kemajuan di Bumi Intanpari, tentu dengan syarat dan ketentuan kepedulian terhadap alam dan lingkungan. Dimana investasi dan wisata yang ramah terhadap eco-invest dan eco-wisata,” katanya.

Pihaknya memastikan gerakan ini akan terus berjalan hingga seluruh tuntutan dipenuhi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif