SOLOPOS.COM - Pegiat cagar budaya Klaten mengukur temuan tempayan dalam kondisi sudah pecah di Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Selasa (30/5/2023). (Istimewa/pegiat cagar budaya Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Warga kembali menemukan artefak di kawasan Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom. Artefak yang diperkirakan peninggalan era Mataram Kuno itu berupa tempayan yang di dalamnya terdapat logam.

Tempayan merupakan wadah yang terbuat dari tanah liat dengan penampakan perutnya besar dan mulutnya sempit. Tempayan itu ditemukan seorang warga ketika mengupas tanah untuk kepentingan pembuatan batu bata.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Tempayan ditemukan di lahan milik Pak Diran pada kedalaman 80 sentimeter dari permukaan tanah,” kata pegiat cagar budaya Klaten, Hari Wahyudi, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (2/6/2023).

Warga bersama pegiat cagar budaya kemudian melakukan pengupasan tanah di sekitar tempat temuan tempayan itu. Tempayan itu ditemukan dalam kondisi sudah pecah dengan bagian atas atau mulutnya berdiameter 20 sentimeter.

“Tempayan pecah menjadi empat bagian. Ketebalan tempayan hanya 0,4 sentimeter dan menjadi indikasi tempayan ini pada masa Jawa kuno dulu diperkirakan sebagai wadah untuk menyimpan biji-bijian,” kata Hari.

Di dalam tempayan itu ditemukan dua terak besi dan satu logam putih dalam kondisi digulung dan menyatu dengan badan tempayan yang pecah. Temuan logam itu merupakan temuan paling baru di wilayah Kropakan yang sudah ditemukan aneka artefak dan struktur bangunan yang diduga dari era Mataram Kuno.

“Untuk temuan logam di dalam tempayan ini merupakan temuan paling baru karena mengelompok dalam satu wadah walau wadahnya pecah. Jadi dalam tempayan ini ada dua terak besi dan sebuah logam yang digulung. Logam mungkin itu dalam lembaran tetapi digulung dan sangat keras, tidak tahu ini digulung menggunakan timah tetapi sangat keras. Kami tidak berani buka. Mungkin bekas mantra atau apa,” jelas Hari.

Hari memperkirakan terak besi dan logam dalam kondisi digulung itu mengarah pada benda-benda yang digunakan untuk ritual.

“Besi termasuk salah satu alat yang digunakan sebuah ritual pada masa Jawa kuno masa dulu. Kemungkinan benda lainnya sudah hancur, sudah larut terkena cuaca atau kondisi yang sudah lama,” ungkap dia.

Untuk sementara, tempayan beserta terak besi dan logam yang ada di dalamnya itu diamankan oleh warga bersama pegiat cagar budaya. Benda-benda itu dikumpulkan bersama temuan-temuan lainnya agar bisa digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

Berbagai artefak diduga sisa dari era Mataram Kuno hingga kini terus ditemukan di Dukuh Kropakan, Desa Mranggen. Benda-benda itu seperti guci, gerabah, manik-manik, serta fragmen-fragmen artefak lainnya.

Selain itu ditemukan struktur sumur yang diduga peninggalan era Mataram Kuno. Objek-objek itu ditemukan warga saat menggali tanah untuk kepentingan pembuatan batu bata.

Banyaknya temuan di Kropakan menjadi perhatian para peneliti BRIN. Beberapa kali para peneliti BRIN mendatangi Kropakan untuk melakukan pendataan.

Salah satu peneliti BRIN, Sugeng Riyanto, mengindikasikan kawasan Kropakan dulunya merupakan permukiman padat yang dilengkapi dengan bangunan peribadatan hingga kegiatan pertanian. Indikasi di kawasan itu pernah ada hunian pada era Mataram Kuno dengan ditemukan sumur kuno serta berbagai peralatan dapur.

Indikasi pernah ada tempat peribadatan di kawasan itu dengan ditemukan batu candi, peripih, serta arca. Sementara, indikasi ada kegiatan pertanian pada era Mataram Kuno dengan ditemukannya pipisan dan gandik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya