SOLOPOS.COM - Polres Sukoharjo menggelar Seminar Kebangsaan dengan tema Cooling Sytem Menjelang Pemilu 2024 di Wilayah Kabupaten Sukoharjo di Ballroom Mayasaba Hotel Brother Solo Baru, Sukoharjo, Rabu (1/11/2023). (Istimewa/Polres Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJOPolres Sukoharjo menggelar Seminar Kebangsaan dengan tema Cooling Sytem Menjelang Pemilu  2024 di Wilayah Kabupaten Sukoharjo, Rabu (1/11/2023). Seminar yang digelar di Ballroom Mayasaba Hotel Brother Solo Baru itu sebagai upaya mewujudkan Pemilu yang aman dan damai.

Kegiatan tersebut dihadiri Kapolres Sukoharjo yang diwakili Wakapolres, Kompol Ismanto Yuwono; Dandim 0726/Sukoharjo yang diwakili Kasdim, Mayor Inf. Muchlisin; Komisioner KPU Kabupaten Sukoharjo, Murwedhi Tunomo; Ketua Bawaslu Kabupaten Sukoharjo, Rochmad Basuki; ketua parpol dan atau yang mewakili; tokoh agama; tokoh masyarakat; mahasiswa; serta tamu undangan lainnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pada seminar tersebut juga menghadirkan narasumber dari Dekan Fakultas UIN Walisongo Semarang, Syamsul Ma’arif dan Dosen UNS, Akhmad Ramdhon. Wakapolres Sukoharjo, Kompol Ismanto, menyampaikan pagelaran pesta demokrasi 2024 telah memasuki beberapa tahapan dengan suhu politik yang kian menghangat.

“Untuk itu, kami gelar seminar kebangsaan dengan tujuan untuk menyamakan persepsi agar Pemilu 2024 dapat berjalan dengan aman dan damai,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Kompol Ismanto berharap dengan seminar kebangsaan ini dapat memberi perhatian khusus terhadap kemungkinan munculnya isu-isu agama yang digunakan dalam Pemilu 2024.

Sebab, mencermati perkembangan situasi kamtibmas selama tahapan-tahapan Pemilu berjalan, di beberapa kabupaten dan kota masih sering terjadi benturan dan konflik khususnya di level grassroot yang melibatkan masyarakat. Bahkan, sebagian aktor merupakan para tokoh agama dan tokoh masyarakat di masing-masing daerah.

“Dengan demikian, para tokoh memiliki beban moral untuk ikut serta menciptakan situasi damai, berupaya untuk meminimalisir ancaman konflik melalui gerakan moral yang penuh dengan nilai-nilai keikhlasan, tanpa tendensi dan ambisi, serta tetap menjadi milik semua golongan,” pinta Kompol Ismanto.

Kompol Ismanto mengharapkan dukungan semua pihak termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, melakukan upaya-upaya dialog, dan menyelesaikan masalah secara persuasif. Ia juga berharap Pemilu 2024 dapat berjalan dengan lancar, aman, damai, dan kondusif.

Sementara itu, Dosen UNS, Akhmad Ramdhon, mengatakan pada Pemilu 2024 masa kampanye akan menjadi ruang pendidikan politik yang semakin masif. Menurutnya infrastruktur yang sudah disiapkan, baik KPU dan Bawaslu akan mempertajam semua tahapan berjalan dengan baik. Ia menyebut kunci berjalannya tahapan tersebut adalah melalui komunikasi politik dari semua pihak.

Random menilai pada Pemilu 2024 mendatang kemungkinan masifnya hoaks akan tetap ada, namun berbeda dengan situasi politik sebelumnya. Mengingat pada 2019 lalu masyarakat diharapkan pada situasi media sosial yang masif. Namun menurutnya hal itu merupakan buah dari situasi politik pada 2014 dan 2019

“Di tahun 2024 sepertinya membentuk polarisasi yang berbeda karena kondisinya berubah. Paling efektif [menangkal hoaks] adalah media mainstream yang sangat menentukan bagaimana mengidentifikasi publik. Banyak pihak juga sudah mendorong adanya literasi digital sehingga generasi muda sudah bersiap dengan situasi politik semakin cerdas,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya