Soloraya
Jumat, 8 September 2023 - 14:18 WIB

1,5 Tahun 6 Santriwati Ponpes Jatipuro Karanganyar Alami Pelecehan Seksual

Indah Septiyaning Wardani  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelecehan seksual. (Freepik.com)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kasus dugaan pelecehan seksual yang menimpa enam santriwati pondok pesantren (ponpes)  di Jatipuro, Kabupaten Karanganyar terjadi sejak 1,5 tahun silam. Enam korban tersebut hingga kini masih trauma karena aksi tak bermoral pelaku yang merupakan pimpinan ponpes, BNR alias AB, 40.

Ketua Divisi Pelaporan dan Pendampingan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Karanganyar, Anastasia Sri Sudaryatni, akan memberikan pendampingan untuk pemulihan psikis enam santriwati tersebut dalam waktu dekat.

Advertisement

Pendampingan pemulihan psikis ini akan dilakukan dengan menggandeng psikolog. Lokasinya direncanakan di alam terbuka sekaligus memberikan ruang healing bagi para korban.

“Korban ini kan mengalami trauma yang dalam. Sehingga butuh pemulihan, utamanya psikisnya dulu. Kita rencanakan pendampingan di alam terbuka bukan di ruang tertutup,” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com, Jumat (8/9/2023).

Advertisement

“Korban ini kan mengalami trauma yang dalam. Sehingga butuh pemulihan, utamanya psikisnya dulu. Kita rencanakan pendampingan di alam terbuka bukan di ruang tertutup,” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com, Jumat (8/9/2023).

Anastasia mengungkapkan aksi bejat pelaku dilakukan terhadap enam santriwatinya sejak 1,5 tahun silam. Para korban tak berani melaporkan kasus ini karena adanya relasi kuasa. Para korban menghormati sosok pelaku seorang pimpinan Ponpes.

Dalam melakukan aksi amoral itu, pelaku mengajak para korban ke salah satu ruangan di pondok pesantren tersebut. Ruangan ini biasanya digunakan untuk tempat salat dan santai pelaku saat berada di Ponpes tersebut.

Advertisement

Dari ungkapan korban, dia mengatakan ada beberapa yang sudah disetubuhi pelaku. Namun ada sebagian hanya disentuh saja. Saat ini korban seluruhnya sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Mereka juga masih mendapatkan hak pendidikan untuk di daerah tempat tinggalnya.

“Semuanya masih sekolah. Ya di tempat tinggalnya,” katanya.

Seperti diketahui, kasus dugaan pelecehan seksual terhadap santriwati ponpes di Jatipuro, Kabupaten Karanganyar terbongkar berawal curhatan salah satu korban kepada teman dekatnya.

Advertisement

Dalam curhatan itu, korban mengaku menerima tindakan tak senonoh dari guru ngaji sekaligus pimpinan Ponpes.

“Korban ini cerita sama pacarnya. Korban juga tiba-tiba minta dijemput orang tuanya. Ingin keluar dari pondok,” ungkap Anas.

Saat itu, lanjut dia, korban tidak menceritakan kepada orang tuanya alasan ingin keluar dari pondok pesantren itu. Hingga akhirnya seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di Ponpes ini memanggil korban.

Advertisement

Dari keterangan inilah, diperoleh jika korban menerima tindakan pelecehan seksual dari AB. Hingga akhirnya kasus tersebut dilaporkan ke Polres Karanganyar dan langsung diambilalih Polda Jawa Tengah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif