SOLOPOS.COM - Pasangan suami istri buruh tani bersiap berangkat haji pada 2023 ini di kediamannya di Dukuh Sidorejo RT 011, Desa Puro, Karangmalang, Sragen, Selasa (28/5/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN-Banyak orang seperti tak percaya dan tidak menyangka bila pasangan buruh tani Atmo Sugito Sukimin, 67, dan Sugihartini, 64, warga yang tinggal di Dukuh Sidorejo RT 011/RW 003, Desa Puro, Karangmalang, Sragen, menjadi calon haji dan dijadwalkan berangkat pada 3 Juni 2024. Mereka pasutri yang tangguh dan ulet serta rajin menabung. Demi cita-citanya berhaji, Atmo dan Sugihartini menabung setiap hari selama 15 tahun.

Atmo dan Sugihartini merupakan keluarga sederhana dengan rumah seadanya di pinggir sawah, tepatnya di belakang Kolam Renang Dung Chuo Puro. Mereka terlihat sibuk menyiapkan bekal untuk berangkat haji ke Tanah Suci. Satu koper besar dan dua koper kecil sudah disiapkan. di setiap kopernya tercantum keterangan calon haji Indonesia. Obat-obatan sampai bekal mekanan pun disiapkan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Persiapan untuk pergi haji khusus dilakukan selama empat bulan terakhir. Mereka buruh tani karena tidak memiliki sawah. Mereka menyewa tanah setiap tahun sekali dengan harga bervariasi antara Rp7 juta-Rp10 juta per tahun untuk ukuran satu patok atau sekitar 3.500 meter persegi.

Lahan sawahnya tak hanya ditanami padi. Sugihartini kreatif memanfaatkan pematang sawahuntuk menanam palawija seperti kacang panjang, lombok, terong, dan sayuran lainnya.

Dari  hasil tanaman itu, Sugihartini bisa mendapatkan cuan dengan cara menjual sayuran itu ke Pasar Dulang, Wonokerso, Kedawung, Sragen, setiap habis Subuh. Tak hanya itu, hasil kebun di pekarangan juga bisa menghasilkan uang, seperti pisang, Kluwih, gori, dan aneka hasil kebun lainnya.

Sugihartini tak mau kalau hanya mengandalkan hasil bumi. Ia juga masih keliling dari dukuh ke dukuh atau kampung ke kampung untuk membeli  barang rongsokan yang memiliki nilai ekonomis seperti kertas, kardus, bahan plastik, besi, almunium, dan sebagainya.

“Saya beli rongsok dan langsung saya jual lagi ke pengepul. Saya hanya ambil laba sedikit yang penting laku dan berkah,” ujar Sugihartini saat berbincang dengan wartawan, Selasa (28/5/2024).

Atmo sebelumnya pernah menjadi tukang becak saat masih membiayai tiga orang anaknya. Setelah ketiga anaknya lulus sarjana, bahkan ada yang lulus magister (S2), Atmo menjual becaknya. Setelah sekian lama, Atmo kembali membeli becak tetapi bukan becak kayuh melainkan becak bermotor (betor) untuk membantu istrinya mengangkut barang rongsok yang dibeli dan dijual kembali.

Atmo menggarap sawah garapan seluas sepatok. Selepas Magrib, mereka masih menerima order jasa pijat untuk semua kalangan baik usia dewasa maupun anak-anak. Saat ada anak kecil yang rewel menangis atau tidak doyan makan, Sugihartini bisa mengatasi dengan didoakan memggunakan ayat-ayat Al-Qur’an dan doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW lewat hadis-hadis.

“Kami berharap dan berdoa berangkat selamat dari rumah sampai di sana [Tanah Suci], menjalankan ibadah haji dengan lengkap dan lancar serta kembali lagi ke rumah dengan selamat tanpa halangan apa pun. Selain itu, kami menyiapkan bekal pakaian, obat-obatan, dan makanan,” jelas Atmo.

Dia mengetahui kalau di Tanah Suci sudah disediakan makanan untuk jemaah haji. Atmo berjaga-jaga bila ada makanan yang kurang cocok, seperti kurang asin atau kurang manis sehingg membawa bekal makanan sendiri. “Saya berangkat sama istri. Kami sudah latihan berkali-kali untuk manasik, seperti di Embarkasi Haji Donohudan Boyolali, latihan manasik di Alas Karet Karanganyar, latihan di Sragen atau latihan di Kecamatan Kedawung. Kami juga berolahraga rutin,” jelasnya.

Meski hanya buruh tani di Sragen, Atmo mengakui naik haji itu bisa terlaksana karena 15 tahun menabung hasil bumi, penjualan rongsok, menggarap sawah, dan jualan sayuran. Mereka bisa mendapat penghasilan Rp30.000 per hari. Dari uang itu, jelas dia, dikelola istri.

“Saya mendaftar haji dengan istri pada awal 2012 dengan dana talangan Rp25 juta. Istri saya pernah tanya ke pegawai kapan calon haji berangkat? Dari pengelola menyampaikan 2026. Akhirnya pada 2023 lalu rombongan keluarga umrah. Sepulang dari umrah, Sugihartini mendapat kabar bahwa doanya dikabulkan Allah karena bisa berhaji pada 2024 ini,” paparnya.

Atmo melanjutkan untuk bisa berangkat haji,  Sugihartini dan Atmo masing-masing harus pelunasan sampai Rp35 juta per orang. Kabar dari anaknya itu memberi rasa kebahagiaan tersendiri bagi Atmo dan Sugihartini. Mereka senang dan siap berangkat berhaji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya