SOLOPOS.COM - Sapi-sapi yang dijual di Pasar Hewan Jelok, Cepogo, Boyolali, harganya belum naik hingga dua pekan menjelang Iduladha 2024. Foto diambil Selasa (4/6/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Harga sapi di Pasar Hewan Jelok Boyolali belum ada kenaikan signifikan, pada Iduladha tinggal sekitar dua pekan lagi. Beberapa pedagang di pasar itu pun mengaku heran karena biasanya harga sapi sudah naik sejak sebulan sebelum Iduladha.

Salah satu pedagang sapi asal Kiringan, Boyolali, Dwi Wahyudi, mengatakan harga sapi yang ia jual belum ada kenaikan. “Ini tinggal setengah bulan lagi Iduladha, tapi harganya belum naik,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di Pasar Hewan Jelok Boyolali, Selasa (4/6/2024).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ia mengatakan saat ini yang paling laku kebanyakan sapi dengan harga di bawah Rp21 juta per ekor. Itu merupakan harga normal jenis Freisian Holstein (FH). Pada tahun-tahun sebelumnya, harga sapi jenis itu bisa mencapai Rp23 juta per ekor.

Ia pun heran dan tak bisa memperkirakan kapan harga sapi akan mulai naik pada momen Iduladha 2024 ini. Biasanya, sebulan jelang Iduladha harga sapi sudah mulai naik sekitar Rp2 juta per ekor. “Harganya bagusan sapi zaman [ada wabah] PMK [penyakit mulut dan kuku], soalnya sapi sehat kan langka. Harganya bisa Rp24 juta,” kata dia.

Dwi menduga tak kunjung naiknya harga sapi karena faktor ekonomi yang menurun sehingga peminat kurban sapi lebih sedikit. Supaya sapinya tetap laku untuk kurban, Dwi mengaku selain berjualan di pasar sapi, ia juga berjualan dari rumah secara online lalu dikirim ke pembeli.

Ia mengatakan jumlah ternak yang terjual juga berkurang pada tahun ini. Berkaca pada 2023, Dwi bisa mengirimkan 12 truk sapi ke Jakarta. Satu truk berisi sembilan ekor sapi. Namun tahun ini, hingga dua pekan jelang Iduladha, ia baru mengirim empat truk.

Pada Selasa itu, Dwi hanya membawa tiga ekor sapi ke Pasar Hewan Jelok, Boyolali. Namun, sapi tersebut belum laku.

Situasi Ekonomi

Pedagang sapi lain asal Desa Jemowo, Tamansari, Lasono, juga dibuat heran karena harga sapi belum juga naik jelang Iduladha. Ia mengatakan tidak tahu penyebab pasti harga sapi belum naik hingga dua pekan jelang Iduladha.

“Daya beli masyarakat yang kurang. Bisa juga karena situasi ekonomi, yang biasanya beli sapi malah jual, apalagi ini mau musim anak-anak sekolah [tahun ajaran baru],” kata dia.

Ia berharap harga sapi bisa naik saat Iduladha semakin dekat. Kenaikan harga sapi jelang Iduladha telah dinantikan banyak pedagang sapi.

Sementara itu, pemilik Kakung Farm Musuk Boyolali, Drajat Tri Wibowo, mengatakan sebenarnya harga sapi potong berkualitas telah naik. Beberapa pembeli ternyata langsung datang ke peternak. Namun, ia tak memungkiri jumlah pembeli sapi menurun.

“Kalau dibandingkan tahun kemarin, untuk penjualan sapi jumbo menurun. Yang ramai itu kambing. Kemarin saya jual jumbo seberat 1,1 ton seharga Rp120 juta jenis Simental,” kata dia.

Drajat mengingat pada Iduladha 2023 bisa mengeluarkan 4-5 sapi jumbo. Sedangkan pada 2024 ini baru sekitar 2-3 sapi jumbo.

Ia mengatakan masyarakat lebih condong membeli kambing karena menyesuaikan kemampuan keuangan. Kenaikan harga kambing berkisar Rp500.000 per ekor. Rata-rata harga kambing yang bisa disembelih di harga Rp3 juta dengan harga normal Rp2,5 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya