Soloraya
Senin, 16 Oktober 2023 - 08:33 WIB

3.000 Warga NU Sragen Gelar Apel Kebangsaan di Bayanan, Ini Pesan Ketua PCNU

Tri Rahayu  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ribuan warga NU Sragen menggelar apel kebangsaan kader penggerak NU di Objek Wisata Bayanan, Sambirejo, Sragen, Minggu (15/10/2023). (Istimewa/Agus Endarto)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 3.000 orang warga Nahdlatul Ulama (NU) se-Kabupaten Sragen menggelar apel kebangsaan kader penggerak NU di Bayanan, Sambirejo, Sragen, Minggu (15/10/2023). Dalam apel kebangsaan itu, seluruh kader NU, baik kultur maupun struktur berkomitmen menjaga kedaulatan negeri dan memperkokoh persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Anggota Panitia Apel Kebangsaan Kader NU Sragen, Agus Endarto, kepada Solopos.com, Senin (16/10/2023), mengungkapkan apel kebangsaan kader penggerak NU itu mengambil tema Jihad Santri, Jaya Negeri. Dia menyatakan apel kebangsaan ini untuk menyambut Hari Santri Nasional 2023.

Advertisement

Dia mengatakan warga dan kader NU, baik kultur maupun struktur berkomitmen tetap menjaga kedaulan negeri, tidak mau terpecah belah dengan isu adu domba apa pun, dan tetap kokoh untuk persatuan NKRI.

“Kami memilih lokasi di Bayanan karena Bayanan merupakan Umbul Tirta Nirmala. Umbul itu merupakan jejak dakwah ulama Kiai Khasan Besari atau Kiai Anom Khasan Besari. Umbul itu yang memberi kemanfaatan bagi masyarakat Bayanan dengan mitosnya legenda gong bayan dan sumber mata air hangat,” ujar Agus.

Agus menyatakan peserta apel itu sebanyak 3.000 orang. Ribuan orang itu berkumpul untuk silaturahmi kader NU, baik struktural maupun kultural untuk menyambut Hari Santri Nasional 2023 dan memperkuat komitmen kebangsaan Pancasila dan UUD 1945.

Advertisement

Apel kebangsaan itu dihadiri Wakil Bupati Sragen H. Suroto, sejumlah kiai sepuh Sragen, Rois Syuriah PCNU Sragen, Ketua Tanfidziyah PCNU Sragen, dan tokoh NU lainnya.

Ketua Tanfidziyah PCNU Sragen, K.H. Sriyanto, lebih fokus menekankan penguatan pada internal kader NU dalam orasi di apel kebangsaan tersebut. Dia menjelaskan bagaimana warga NU melakukan hikmah pengabdian di dalam NU.

“Pengabdian di NU itu dilakukan secara terstruktur dan terukur mulai dari tingkatan PCNU, Majelis Wakil Cabang, Ranting, dan Anak Ranting,” ujarnya.

Advertisement

Untuk tataran eksternal atau di luar NU, Sriyanto mengingatkan NU menghadapi masa-masa di tahun politik. Dia berpesan warga NU harus mampu dan bisa menempatkan posisi serta lebih bisa bersikap dan bertindak yang teduh, menjadi pengayom unsur-unsur warga di Kabupaten Sragen.

Dalam kesempatan apel itu juga diumumkan adanya infak kader sebesar Rp70 juta. Dia mengatakan dana infak itu digunakan untuk internal NU, dalam hal ini PCNU.

“Dalam konteks politik, masing-masing personel NU diberi kebebasan dalam berpolitik. Namun, NU memiliki jalur struktur organisasi dari PBNU, PWNU, hingga PCNU. Sikapnya ya sesuai dengan garis komando PBNU,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif