SOLOPOS.COM - Warga memberikan suara saat pemungutan suara ulang di TPS 016 Karanggeneng, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, Minggu (18/2/2024) siang. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boyolali, Maya Yudayanti, mengungkapkan jumlah tempat pemungutan suara atau TPS yang menggelar pencoblosan ulang pada Pemilu 2024 ini lebih banyak dibanding Pemilu 2019 lalu.

Seperti diketahui, ada empat TPS di Kabupaten Boyolali yang melaksanakan pemungutan suara ulang (PSU), Minggu (18/2/2024). Keempat TPS itu, pertama, TPS 007 Mojolegi, Teras, yang menggelar PSU untuk pemilihan presiden-wakil presiden serta DPR RI. Ada 227 orang yang terdata dalam daftar pemilih tetap (DPT) TPS 007 Mojolegi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kedua, di TPS 016 Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, PSU digelar untuk memilih presiden-wakil presiden dan DPD dengan 227 pemilih. Ketiga, di TPS 002 Kedunglengkong, Kecamatan Simo, PSU untuk memilih presiden-wakil presiden dengan jumlah pemilih 238 orang sesuai DPT.

Terakhir, TPS 013 Urutsewu, Kecamatan Ampel, yang juga menggelar PSU untuk memilih presiden-wakil presiden dan anggota DPD dengan jumlah pemilih dalam DPT sebanyak 250 orang. Total ada 942 pemilih di empat TPS itu yang harus mengikuti pencoblosan ulang.

Maya mengatakan PSU dilaksanakan pada Minggu dengan mempertimbangkan itu adalah hari libur sehingga para pemilih memilih waktu lebih longgar.

“Tahun ini ada empat TPS yang menggelar PSU. Pada Pemilu sebelumnya hanya dua TPS, pertama di Pulisen [Kecamatan Boyolali] dan kedua Winong, Kecamatan Wonosegoro,” kata dia saat ditemui Solopos.com di TPS 007 Mojolegi, Teras, Minggu.

Ia menjelaskan penyebab keempat TPS tersebut menggelar PSU karena petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) belum menguasai betul terkait daftar pemilih khusus (DPK) dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb).

Kurangnya Pemahaman KPPS

Akibatnya terdapat kesalahan dalam pemberian surat suara. Terkait jumlah PSU yang meningkat apakah karena kurangnya bimbingan teknis untuk KPPS, Maya tak langsung membantah ataupun mengiyakan.

“Ya di tingkat pemahaman teman-teman bagaimana mengidentifikasi DPK, terus syarat untuk menjadi DPK seperti apa. Itu nanti akan menjadi bahan evaluasi. Ini terjadi tidak hanya di Boyolali, tapi di seluruh Indonesia, jumlah PSU 2024 mengalami kenaikan signifikan,” kata dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan mekanisme setelah penghitungan suara PSU selesai, logistik akan langsung dibawa ke kecamatan. Hal tersebut karena kotak suara lainnya sudah dibawa ke kecamatan.

“Jadi [dari TPS PSU] tidak mampir dulu [ke desa] tapi langsung ditarik ke kecamatan untuk dilakukan rekapitulasi serentak seluruh kecamatan mulai Senin [19/2/2024],” kata dia.

Sebelumnya, Ketua Bawaslu Boyolali, Widodo, menyampaikan PSU digelar karena ada kelalaian dari anggota KPPS di TPS bersangkutan. Ia mengatakan seharusnya orang luar daerah dan tidak terdaya di DPT TPS tersebut harus mengurus surat pindah memilih. Tidak bisa lantas masuk dalam daftar pemilih khusus (DPK).

“Itu kelalaian karena pemahaman teman-teman KPPS bisa dikatakan kurang update, kurang klir. Sebab ada yang berasumsi DPK 2024 ini sama dengan 2019 dan bisa hanya dengan KTP, padahal aturan mainnya sudah berbeda,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya