SOLOPOS.COM - Warga berebut makanan di angkringan/HIK saat pesta rakyat yang dihelat di Jalan Raya Sukowati saat peringatan Hari Jadi ke-278 Sragen, Kamis (23/5/2024) malam.(Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Pesta Rakyat yang digelar di sepanjang Jalan Raya Sukowati Sragen mulai dari simpang empat Poltas hingga Taman Krido Anggo dikunjungi 20.000 orang, Kamis (23/5/2024) malam.

Warga tumplek blek di sepanjang jalan yang disediakan 40 pedagang angkringan atau hidangan istimewa kampung (HIK) gratis dengan tiga panggung hiburan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dagangan yang disedikan 40 angkringan itu pun ludes dalam waktu kurang dari lima menit karena “diserbu” para pengunjung yang datang dari berbagai wilayah di Kabupaten Sragen. Antusias masyarakat yang hadir melebihi warga yang datang saat car free day (CFD) dan benar-benar di luar ekspektasi panitia.

“Ini benar-benar pesta rakyat yang datang 20.000 orang lebih. Mereka penuh berjejal dari Taman Krido Anggo sampai simpang empat Poltas. Tidak hanya pedagang gratis yang habis dagangannya tetapi pedagang lainnya yang berbayar pun laris semua,” ujar Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Sragen Tugiyono kepada Solopos.com, Jumat (24/5/2024) pagi.

Evaluasi yang dilakukan ke depan, kata dia, pedagang HIK gratis akan disediakan lebih banyak karena antusias pengunjung luar biasa. Dia menyebut peredaran uang di pesta rakyat itu pun mencapai ratusan juta rupiah.

“Prediksi awal hanya 6.000 orang pengunjung ternyata yang datang luar biasa. Pengunjung datang dari 20 kecamatan. Saya sempat tanya ada yang dari Sambungmacan, Gesi, bahkan dari Miri datang,” ujarnya.

Semua akses masuk ke jalan itu pun menjadi kantong parkir motor. Bahkan di pertokoan yang kosong jadi kantong parkir. Parkir mobil lebih jauh lagi seperti di sepanjang Jalan Diponegoro, Jalan Setia Budi, dan jalan-jalan di seputaran Alun-alun Sragen, Pemda, dan Taman Krido Anggo. Panggung hiburan berupa panggung musik lokal, mulai dari musik pop hingga musik campursari.

Bahkan ada cosplay tokoh-tokoh animasi dan pertunjukan barongsai. Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati ikut berjejal dengan para pengunjung sampai bajunya basah dengan keringat. Meskipun gerimis turun tak menyurutkan para pengunjung.

Seorang pedagang HIK asal Kalikobok, Tanon, Sragen, Rismadi, 44, mengaku sampai kewalahan melayani pengunjung yang merangsek dan berebut makanan gratis di gerobak angkringannya. Bahkan Rismadi dan istrinya harus memegangi gerobaknya supaya tidak terguling karena pengunjung yang mengambil makanan di HIK berebut dan berdesak-desakan.

Rismadi menyediakan 200 paket hidangan yang terdiri atas nasi bandeng 100 bungkus, nasi oseng 100 bungkus, gorengan 200 buah, sundukan 200 tusuk, teh/es teh 200 gelas.

“Awalnya saya buka dasaran pukul 17.00 WIB dengan menyiapkan 100 porsi dulu. Mulai pukul 18.50 WIB, mendadak warga langsung datang dan mengambili dagangan gratis itu. Mereka menggeruduk, sampai saya kewalahan. Sebanyak 100 paket awal ludes kurang dari lima menit. Saya kemudian mengisi 100 paket lagi pada pukul 19.05 WIB. Baru selesai menyiapkan, langsung diserbu lagi dan habis lagi dalam waktu kurang dari lima menit,” kisah Rismadi.

Semua nasi, gorengan, sundukan, dan es teh itu sudah dibeli Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen senilai Rp2 juta per angkringan, termasuk angkringan milik Rismadi. Biasanya Rismadi buka angkringan di timur Gedung Pemerintah Daerah (Pemda) Sragen. Ia sudah 11 tahun jualan angkringan di Jalan Ade Irma Suryani itu. Dalam semalam biasanya dapat penghasilan kotor Rp300.000. Dengan dibeli senilai Rp2 juta itu, sama dengan jualan selama hampir sepekan.

Hanya senada juga dialami Mini Ariyanti, 54, warga Puro Asri, Karangmalang, Sragen, yang membuka angkringan di depan SMPN 2 Sragen saat pesta rakyat, Kamis malam. Dia melihat warga yang berebut makanan angkringan itu seperti orang belum pernah makan di angkringan.

“Seumur-umur yang baru kali ini melihat orang berebut makanan saat saya buka pukul 19.00 WIB. Mestinya satu orang jatahnya satu nasi, satu gorengan, satu sundukan, dan satu es teh. Lah, itu satu orang bisa ambil lima dan ditertibkan tidak mau,” ujarnya.

Total ada 40 angkringan yang berasal dari 15 angkringan dari Diskumindag Sragen dan 25 angkringan dari Bank Jateng. Setiap angkringan dibeli dengan harga Rp2 juta. Mereka diberi uang muka Rp1,5 juta dan sisanya Rp500.000 dibayarkan saat buka di Pesta Rakyat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya