SOLOPOS.COM - Kasatreskrim Polres Karanganyar AKP Setiyanto saat memberikan keterangan kepada awak media terkait kematian warga Tegalgede, Senin (22/8/2022). (Solopos.com/ Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Polres Karanganyar resmi menahan lima tersangka kasus penganiayaan hingga menyebabkan seorang pelajar SMPN 5 Karanganyar, Wildan Ahmad, 14, meninggal dunia.

Kelima tersangka terbukti menganiaya korban saat latihan pencak silat di halaman SD Negeri 2 Cangakan pada Minggu (26/11/2023) sore. Dari kelima tersangka itu, dua di antaranya berusia dewasa dan tiga lainnya masih di bawah umur. Mereka dijerat pasal pengeroyokan dan UU Perlindungan Anak.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kasatreskrim Polres Karanganyar, AKP Setiyanto, mewakili Kapolres AKBP Jerrold  Hendra Yosef Kumontoy mengatakan dua tersangka yang berusia dewasa yakni BP, 21, warga Kecamatan Tasikmadu, Karananyar dan RS, 20, warga Tegalgede, Karanganyar yang merupakan pegawai swasta.

Sementara tersangka di bawah umur masing-masing berinisial AE, 17, pelajar SMA; HT, 16, pelajar SMK; MA, 15, pelajar MTs. Kelima pelaku merupakan senior korban. Mereka ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik menemukan cukup bukti mengenai aksi pengeroyokan hingga menyebabkan korban meninggal dunia.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan dan evaluasi, kami simpulkan telah terdapat cukup bukti yang bersangkutan diduga terlibat di dalam peristiwa itu,” kata Kasatreskrim kepada Solopos.com, Selasa (28/11/2023).

Dari hasil penyidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP), para pelaku melakukan tindakan penganiayaan terhadap korban dengan tangan kosong. Korban dipukul dan ditendang hingga tumbang dan meregang nyawa.

Kejadian itu terjadi saat korban mengikuti latihan silat pada Minggu (26/11/2023) sekitar pukul 15.00 WIB. Korban merupakan warga baru sehingga dibebankan untuk membawa empat siswa baru saat latihan. Namun karena korban tidak mendapatkan siswa tersebut akhirnya korban mendapatkan hukuman berupa doweran, semacam teknik pernapasan.

“Korban diminta melakukan kuda-kuda ambil menarik napas kemudian dipukul dan tendang oleh seniornya,” kata dia.

Tak kuat menerima serangkaian pukulan dan tendangan, korban pun jatuh dan ngorok. Hingga akhirnya oleh rekan yang lain diberikan pertolongan pertama dengan memberinya air. Setelah diberikan air minum dan di bawa ke teras kelas kondisi korban tambah parah saat dipegang tangannya terasa dingin dan detak jantung sudah tidak ada.

“Korban di bawa ke ruang IGD RSUD Karanganyar dan meninggal dunia,” kata dia.

Polisi telah mengautopsi jasad korban untuk memastikan penyebab kematiannya. Butuh waktu tiga pekan menunggu hasil autopsi keluar. “Sementara ini korban dianiya dan meninggal dunia,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya