SOLOPOS.COM - Siswa Kelas 9 SMPN 5 Karanganyar, Wildan Ahmad, meninggal dunia saat mengikuti latihan pencak silat, Minggu (26/11/2023). (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kabar duka menyelimuti pasangan Suparno, 56, dan Giyarti, 47, pada Minggu (26/11/2023). Putra ketiganya, Wildan Ahmad, 14, meninggal dunia dengan cara yang tragis.

Siswa Kelas IX D SMPN 5 Karanganyar itu meregang nyawa saat mengikuti latihan pencak silat Pagar Nusa pada Minggu sore.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Korban tergeletak jatuh tak sadarkan diri sambil mengorok setelah menerima tendangan dan pukulan para seniornya. Beberapa rekan korban sempat berupaya menolongnya dengan memberi minum. Kondisi korban malah tak membaik dan masih tak sadarkan diri. Saat dipegang, tangan korban terasa dingin dan detak jantungnya tak lagi terasa.

Sempat dilarikan ke IGD RSUD Karanganyar, nahas, nyawa korban tak tertolong. Saat itu waktu menunjukkan pukul 19.45 WIB.

Beberapa jam sebelumnya, tepatnya sekitar pukul 15.00 WIB, korban mengikuti latihan pencak silat. Lokasi latihan tak jauh dari rumahnya yakni di halaman SDN 2 Cangakan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. Anak bungsu itu merupakan siswa baru perguruan pencak silat tersebut.

Ada aturan bahwa siswa baru harus membawa empat siswa baru lain saat latihan. Rupanya korban tak bisa melaksanakannya sehingga mendapat hukuman.

Oleh seniornya korban diminta memasang posisi kuda-kuda sambil mengambil napas dan menahannya. Lalu di saat itu sejumlah seniornya melayangkan tendangan dan pukul ke arah korban.

Penganiayaan itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Tak kuat menerima sejumlah pukulan dan tendangan, korban pun jatuh tersungkur dan ngorok.

Kedua orang tua korban sempat mendatangi lokasi latihan begitu mendapat laporan Wildan tak sadar. Mereka lantas membawa korban ke RSUD Karanganyar. Namun nyawa korban akhirnya tak tertolong.

Aparat Polres Karanganyar langsung bergerak begitu menerima laporan adanya seorang pelajar meninggal saat latihan silat. Mereka langsung menangkap lima senior yang diduga melakukan penganiayaan terhadap korban.

Kelima pelaku yang ditangkap masing-masing BP, 21, warga Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar; RS, 20, warga Karanganyar; AE, 17, pelajar SMA di Karanganyar; HT, 16, pelajar SMK di Karanganyar; MA, 15, pelajar MTs di Karanganyar.

Kapolres Karanganyar, AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy, melalui Kasi Humas Polres Karanganyar, AKP Imam, Senin (27/11/2023), mengatakan para terduga pelaku ditangkap setelah polisi memintai keterangan saksi dan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Selain itu, polisi juga mengamankan barang bukti satu setel baju perguruan Pagar Nusa milik korban dan dua setel baju perguruan Pagar Nusa milik korban luka.

Meninggalnya korban jelas menjadi pukulan berat bagi Suparno, mantan kepala dusun setempat dan Giyarti, kepala taman kanak-kanak (TK). Anak bungsu mereka itu dikenal siswa berprestasi. Wildan pernah meraih juara 1 pertandingan fustal.

“Saya menyerahkan sepenuhnya ke polisi. Saya menunggu hasil dari autopsi bagaimana,” kata Suparno lirih saat dijumpai di rumah duka pada Senin.

Rencananya jenazah korban akan dimakamkan di Pemakaman Nyai Sentono Manggung, Cangakan, Senin pukul 15.00 WIB nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya