SOLOPOS.COM - Tim Pengawasan dan Evaluasi (Wasev) TMMD Reguler ke-120 meresmikan sumur bor untuk lahan pertanian di Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Rabu (22/5/2024). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO-Tiga sumur bor yang dibangun dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-120 di Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, guna meningkatkan produksi padi terutama saat musim kemarau. Satu hektare sawah ditarget bisa memproduksi sembilan ton padi saat masa panen.

Ketua Kelompok Tani Ngudi Mulyo Desa Wirun, Bernardus Surono, mengatakan salah satu kendala yang dihadapi petani adalah optimalisasi frekuensi masa tanam padi yang belum maksimal. Para petani hanya bisa memanen padi tiga kali dalam setahun saat musim penghujan. Saat musim kemarau, para petani kesulitan mendapatkan pasokan air terlebih pintu air Dam Colo ditutup selama sebulan untuk kegiatan pemeliharaan bangunan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Saat masa kemarau, kami harus merogoh kocek pribadi untuk biaya operasional mesin pompa air. Kira-kira senilai Rp700.000 untuk mengoperasikan mesin pompa air, terutama saat Dam Colo ditutup selama sebulan,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (22/5/2024).

Dengan dibangunnya sumur bor, lahan pertanian di Wirun, Mojolaban, Sukoharjo, tetap mendapat suplai air saat musim kemarau. Ketersediaan pasokan air menjadi kunci keberhasilan dalam menggenjot produksi padi. Sehingga, para petani bisa memanen padi tidak hanya tiga kali melainkan empat kali dalam setahun.

Terlebih, lahan pertanian di Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban merupakan salah satu daerah penyangga produksi padi daerah. “Lahan pertanian kelompok tani Ngudi Mulyo sekitar 55 hektare. Kami akan memanfaatkan sumur bor untuk memasok air ke lahan pertanian karena saat ini sudah memasuki musim kemarau,” ujar dia.

Sementara itu, seorang petugas penyuluh lapangan (PPL) Kecamatan Mojolaban, Sadinu mengatakan produksi padi di wilayah Desa Wirun sekitar 8,5 ton per hektare. Apabila bisa empat kali masa tanam padi, produksi padi diperkirakan meningkat hingga sembilan ton per hektare. Artinya, produksi padi di Wirun memberikan kontribusi maksimal untuk menjaga surplus padi di Sukoharjo.

Sadinu menambahkan upaya memperkuat ketahanan pangan daerah dilakukan secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana (sarpras) pertanian. “Kami optimis bisa menjaga surplus padi di Sukoharjo sebanyak 138.000 ton. Justru kalau bisa produksi padi meningkat,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya