SOLOPOS.COM - Ilustrasi PKL. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, KARANGANYAR — Penggunaan Lapangan Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar sebagai venue penyelenggaraan Piala Dunia U-17 ternyata masih menyisakan sejumlah persoalan. Masalah itu dari belum jelasnya kompensasi bagi pedagang kaki lima (PKL), warga setempat, hingga sewa lahan selama gelaran piala dunia berlangsung.

Kepala Desa (Kades) Blulukan, Slamet Wiyono, mengatakan Lapangan Blulukan untuk venue piala dunia U-17 sudah siap digunakan. Lapangan tersebut telah steril dari aktivitas PKL. Sebanyak 20 PKL terdampak penyelenggaraan Piala Dunia U-17 ini diliburkan sejak 30 Oktober hingga 10 Desember mendatang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Sudah diliburkan semuanya [PKL]. Lapangan sudah siap digunakan. Tinggal menyelesaikan pemasangan penutup keliling lapangan,” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com, Senin (6/11/2023).

Meski secara fisik penyelenggaraan Piala Dunia U-17 telah siap digelar, namun masih menyisakan sejumlah persoalan. Persoalan itu terkait kompensasi bagi PKL yang diliburkan hingga kini belum ada kejelasannya.

Pemerintah Desa (Pemdes) sudah berulang kali menyampaikan ke Pemkab Karanganyar. Namun sampai kini masih belum ada kejelasan apa-apa.

Padahal selama diliburkan, lanjut dia, para PKL memilih menutup usahanya. Mereka tidak memiliki rencana pindah sementara waktu ke lokasi lain dengan alasan tidak ada tempat yang memadai.

“Jadi kasihan para pedagang ini, mereka tutup usaha yang otomatis tak ada pendapatan selama satu bulan lebih,” kata dia.

Dikatakannya, pedagang harus kehilangan pendapatannya yang nilainya mencapai puluhan hingga seratusan juta rupiah selama diliburkan untuk penyelenggaraan Piala Dunia u-17. Apalagi satu PKL saja, dia menyebut ada yang omzetnya bisa Rp5 juta per hari.

Jika dihitung selama 30 hari tutup usaha, maka pedagang kehilangan omzet sampai Rp150 juta. Para pedagang berharap ada kompensasi dari pemerintah akan hal itu.

Perihal itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR). Namun sesuai penjelasan Kemen PUPR, kompensasi ranahnya ada di pemerintah daerah masing-masing.

“Sesuai Inpres dan Keppres pemda harus terlibat dalam penyelenggaraan Piala Dunia U-17, salah satunya soal kompensasi itu. Tapi sejauh ini belum ada kejelasan dari Pemkab,” katanya.

Sementara dari Pemerintah Desa (Pemdes), kata dia, tidak memiliki anggaran untuk penyelesaian kompensasi tersebut. Pemdes hanya akan membangunkan selter bagi PKL. Selter tersebut dibangun di selatan Lapangan Blulukan, selepas Piala Dunia U-17 berakhir.

Selain PKL, warga setempat juga meminta kompensasi atas dampak polusi selama proyek pembenahan lapangan berjalan. Warga sepakat meminta kompensasi berupa pengadaan inventaris kursi untuk lingkungannya. Permintaan inipun juga belum ada kejelasannya.

Di sisi lain, dia menambahkan pihak Pemdes Blulukan mempernyatakan kejelasan sewa penggunaan lapangan selama penyelenggaraan Piala Dunia U-17. Pemdes Blulukan berharap ada kompensasi atas penggunaan lapangan tersebut.

Apalagi lapangan sudah tidak bisa digunakan klub-klub sepak bola di wilayahnya sejak tiga bulan lalu, tepatnya saat proyek pembenahan dikerjakan menyesuaikan standar FIFA.

“Kami tetap berharap segera ada kejelasan mengenai persoalan-persoalan itu,” pintanya.

Camat Colomadu, Dwi Adi Susilo, mengatakan Lapangan Desa Blulukan akan digunakan sebagai venue piala dunia U-17. Berbagai persiapan menjelang gelaran pesta olahraga dunia ini telah dilakukan. Salah satunya perbaikan lapangan, termasuk sarana dan prasarana pendukungnya.

Dia mengatakan Lapangan Blulukan bersama tujuh lapangan lain dipilih untuk digunakan sebagai venue selama perhelatan Piala Dunia U-17. Seperti diketahui ketujuh lapangan itu di antaranya Stasion UNS, Stadion R Maladi, Lapangan Banyuanyar, Lapangan Sriwaru, Lapangan Karangasem, Lapangan Kampung Sewu, dan Lapangan Kottabarat.

Sebagaimana diketahui Federation Internationale de Football Association (FIFA) atau Federasi Sepak Bola Internasional ini telah mengecek lapangan Desa Blulukan beberapa waktu lalu.

Saat ini, lapangan milik Desa Blulukan dikelola AT Farmasi. Sebelumnya lapangan yang dulunya sering dipakai untuk pasar malam ini telah direnovasi pada 2021 lalu. Renovasi dilakukan mulai dari penanaman rumput baru, pemasangan lampu dan pembangunan tribune.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya