SOLOPOS.COM - Poster caleg jungkir balik terpasang di traffic light simpang empat Nguwer, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Selasa (28/11/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pada hari pertama masa kampanye Pemilu 2024, Selasa (28/11/2023), ratusan calon anggota legislatif (caleg) DPRD Sragen dari enam daerah pemilihan (Dapil) bergerak lebih masif. Segmen generasi milenial dan generasi Z menjadi sasaran utama kampanye karena persentasenya paling tinggi, yakni mencapai 49,51% dari total daftar pemilih tetap (DPT) Sragen yang sebanyak 760.294 pemilih.

Salah seorang generasi Z asal Desa Purwosuman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Amir Sahlan, 25, membuat poster caleg dengan kata-kata yang menggelitik. Bahkan karena unik, poster kecil itu diunggah netizen di Instragram @Sragenkita pada Minggu (26/11/2023).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Poster itu berisi kata-kata “siap jungkir balik demi rakyatdengan foto seorang pria yang dibalik tanpa nama, tanpaatribut partai, dan tanpa nomor urut. Pria itu memakai peci dan pakaian warna kuning dengan logo Partai Golkar di dada kanan.

Poster itu dibuat video oleh seseorang yang berhenti di traffic light simpang empat Nguwer, Sidoharjo, Sragen. Video berdurasi singkat itu hingga Selasa (28/11/2023) pukul 15.00 WIB mendapatkan like dari 2.243 netizen. Pada video lainnya di Instagram @Sragenkita dengan tulisan yang nyeleneh lainnya juga mendapatkan like 1.374 netizen padahal video itu baru diunggahkan pada Selasa, pukul 09.00 WIB.

Amir Sahlan mengaku menjadi anggota tim sukses caleg Partai Golkar dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sragen 1 (Sragen, Sidoharjo, dan Masaran) atas nama H. Marno. Amir sengaja membuat model poster yang tidak lazim untuk mendekati kelompok milenial dan generasi Z agar tertarik dengan sosok Marno yang juga Ketua Pimpinan Anak Cabang Partai Golkar Sidoharjo, Sragen. Amir mendapatkan ide itu secara acak dari teman-teman milenial dan sebagian mencari ide dari Internet.

“Ada 20 varian kata-kata yang dibuat. Setiap satu varian satu poster yang dipasang di seputaran Sidoharjo. Ya, jadi baru ada 20 poster. Ini masih terus jalan sambil menemukan ide kata-kata yang dekat dengan kalangan milenial dan generasi Z. Ide awalnya memang bagaimana mencari pemilih milenial dan generasi Z. Kebetulan Pak Marno itu juga memayungi anak-anak muda yang galau dengan masalah pekerjaan dan lainnya,” jelas Amir.

Poster dengan konten menarik dan unitk menjadi strategi sebagian caleg untuk mendekati kelompok milenial dan generasi Z. Amir melihat respons masyarakat terhadap poster kreatif itu cukup bagis.

Sejumlah tulisan menggelitik itu di antaranya, Pak Marno Dulu Baru Kamu; Iwak Bulus Mangan Pil, Wahaye Pak Marno Tampil; Biarlah Cintaku Kandas, Asalkan Pak Marno Jadi DPRD; Sudah Jomblo Nggak Milih Pak Marno, Terus Mau Jadi Apa????; Sudahi Galau mu, Mari Mendukung Pak Marno Bersama ku; Kok balasnya lama? Ga ada sinyalkah? Ga ada perasaan, Mending Pilih Pak Marno; Putus cinta itu tidak sakit, yang sakit itu udah putus tapi masih cinta, mending pilih Pak Marno, dan Siap Jungkir Balik Demi Rakyat (dengan foto yang terbalik pula).

Sementara itu, Marno mengeklaim warga Purwosuman ingin memiliki anggota DPRD dari wilayah mereka sendiri. Selain menjadi strategi kampanye, poster kreatif ini, menurutnya, menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat.

Tak sedikit masyarakat yang berhenti untuk sekadar mengetahui foto siapa, kemudian memotretnya. “Memang sengaja dibuat kecil, tanpa nama, tanpa nomor, dan tanpa logo parpol. Bahkan kader saya ada yang marah saat melihat poster dengan foto saya yang terbalik. Setelah dijelaskan itu bagian dari strategi kampanye, akhirnya kader saya tidak jadi marah,” kata Marno saat ditemui wartawan.

Ia sengaja menyentuh anak-anak muda agar bisa berdaya dan menciptakan pekerjaan sendiri dengan mendirikan usaha mikro, kecil, dan menengah. Marno yang aktif di bidang pertanian itu tidak ingin ada lulusan sekolah yang menganggur.

Pilih Tak Pasang Atribut Kampanye

Sementara itu, sikap berbeda diambil caleg PKB dari Dapil Sragen 1, Fathurrohman. Ia memilih tidak memasang atribut kampanye dalam bentuk apa pun, baik poster, spanduk, baliho, dan seterusnya. Alasannya, konstituennya kasihan kalau foto Fathurrohman dipasang pinggir jalan, kena angin, kehujanan, kepanasan, dan seterusnya.

“Itu kata masyarakat. Kebetulan saya punya delapan desa binaan. Saya lebih banyak diundang ke pertemuan-pertemuan warga yang sifatnya rutin. Untuk menggaet segmen milenial dan generasi Z, saya mengikuti trennya dengan main di media sosial. Saya punya Tiktok, Instragram, Twitter, dan launnya dengan nama sama yakni Fathur Kanggo Warga. Video-video ringkas di media sosial itu tinggal disebarkan ke kelompok karang taruna,” jelas Fathur, sapaan akrabnya.

Sejumlah caleg lain masih bermain secara konvensional dengan memasang baliho berukuran besar. Gaya ini banyak dilakukan para caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan sejumlah partai-partai lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya