Soloraya
Jumat, 15 Maret 2024 - 20:26 WIB

Aktivitas Pembangunan Masih Berjalan, Warga Kemuning Karanganyar Kembali Demo

Indah Septiyaning Wardani  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Kemuning, Karanganyar, menggelar aksi demo di kawasan perkebunan teh pada Jumat (15/3/2024). (Istimewa/Warga Kemuning)

Solopos.com, KARANGANYAR-Warga Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, kembali menggelar aksi demo di lokasi perkebunan teh setempat pada Jumat (15/3/2024).  Aksi ini bentuk kekecewaan warga atas masih berlangsungnya pembangunan di kawasan perkebunan teh.

Warga Kemuning, Galang, mengatakan geram hingga kini aktivitas pembangunan di perkebunan teh masih berjalan. Pembangunan dilakukan dengan cara manual. Sebagai bentuk kekecewaan itu akhirnya warga kembali menggelar aksi unjuk rasa di lokasi. Bahkan warga sempat membakar ban dan memblokade akses masuk Jalan Margo Lawu.

Advertisement

“Ini aksi mendadak yang digelar warga. Kemarin itu hanya alat berat yang dihentikan dan diangkut. Nyatanya pembangunan masih berjalan,” kata Galang kepada Solopos.com.

Kembali demo, warga Kemuning Ngargoyoso meminta Pemkab Karanganyar beraksi dan memenuhi tuntutan yang disampaikan warga. Warga khawatir eksploitasi kebun teh makin parah hingga berdampak terhadap kerusakan lingkungan. Dia mengatakan warga dilanda ketakutan akan terjadi bencana tanah longsor terutama setiap malam hari saat hujan deras akibat penggundulan lahan perkebunan teh.

Menurutnya ratusan hektare lahan kebun teh telah hilang, berganti dengan bangunan mulai untuk Jalan Margo Lawu, parkir, kawasan wisata jembatan Kaca Kemuning, resto, kafe dan lainnya. “Sedimentasi lumpur memenuhi badan sungai. Kondisi air warga juga keruh dan menjadi berubah coklat,” katanya.

Advertisement

Galang mengatakan ada beberapa tuntutan pertama menuntut Pemkab Karanganyar menghentikan perusakan kebun teh karena berdampak terhadap pelestarian lingkungan. Kemudian menuntut pengembalian alih fungsi kebun teh dengan reboisasi. Warga juga menuntut adanya pembentukan komite untuk pemulihan kebun teh, dan mendesak Pemkab menutup jalan wisata Margo Lawu. Jalan tersebut memberikan akses terhadap ekploitasi di perkebunan teh dengan bermunculannya resto, kafe dan tempat wisata.

“Aksi akan kami gelar terus sampai ada langkah nyata penghentian aktivitas pembangunan di perkebunan teh,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif