SOLOPOS.COM - Warga Kemuning menggelar aksi demo menuntut penghentian ekploitasi perkebunan teh di kantor Bupati Karanganyar pada Kamis (7/3/2024). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Ratusan warga di lereng Gunung Lawu di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar yan menggeruduk Kantor Bupati Karanganyar pada Kamis (7/3/2024). Warga yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Terdampak Perusakan Kebun Teh Kemuning ini menuntut pemerintah menyetop eksploitasi kebun teh di Kemuning yang kian masif.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, warga Kemuning datang menggunakan truk dan bus ke kantor Setda Karanganyar pada pukul 09.30 WIB. Mereka membawa berbagai poster dan spanduk bertuliskan “Hentikan Kejahatan Di Kemuning”, “Stop Ekploitasi Di Kemuning”, dan lainnya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Aksinya ini mendapat pengamanan ketat dari aparat kepolisian yang menutup pintu gerbang kantor Bupati Karanganyar.

Koordinator aksi, Wawan, mengatakan aksi demo diikuti 500 warga Kemuning dan sekitarnya. Warga ini yang terdampak eksploitasi kebun teh. Aksi ini sebagai bentuk kekecewaan warga makin masifnya alih fungsi lahan perkebunan teh Kemuning.

Alih fungsi lahan ini sudah terjadi sejak 2017, bahkan makin parah dalam dua tahun terakhir. Alih fungsi lahan diduga dilakukan oleh PT Rumpun Sari Kemuning (RSK) selaku pengelola kebun teh atau pemegang hak guna usaha (HGU).

“Kami sudah melakukan berbagai upaya dengan audiensi dengan pihak desa, kecamatan, dan PT RSK (Rumpun Sari Kemuning). Tapi selalu mentok,” kata Wawan.

Ironisnya, makin ke sini eksploitasi makin parah. Ratusan ribu batang tanaman teh sudah dicabut. Ratusan hektare lahan kebun teh hilang, berganti dengan bangunan mulai untuk Jalan Margo Lawu, lahan parkir, kawasan wisata jembatan Kaca Kemuning, resto, kafe, dan lainnya.

Ekploitasi ini dinilai berdampak terhadap kerusakan ekosistem kawasan Lereng Gunung Lawu. Secara ekologi, kebun teh menjadi daerah tangkapan air untuk Kemuning, Karanganyar hingga dimanfaatkan ke daerah lain di Soloraya.

“Dampak yang kita rasakan sekarang terjadi banjir bandang. Padahal seumur-umur di Kemuning tidak pernah terjadi banjir bandang,” kata Wawan.

Dampak lainnya, sambung dia, terjadi erosi dan sedimentasi lumpur yang memenuhi badan sungai. Bahkan kondisi air warga Kemuning menjadi keruh dan menjadi berubah cokelat seperti kopi susu.

Biasanya setelah hujan, air yang semula keruh akan kembali bersih. Namun setahun terakhir, kondisi air keruh berlangsung hingga berhari-hari. Tak hanya itu dampak paling buruk debit air mengalami penurunan hingga 20%. Dikhawatirkan dengan menurunnya debit air ini akan terjadi krisis air di Karanganyar.

“Jika eksploitasi tidak dihentikan akan berdampak besar bagi Karanganyar,” katanya.

Karena itu, warga Kemuning menuntut Pemkab Karanganyar menghentikan perusakan kebun teh karena berdampak terhadap pelestarian lingkungan. Kemudian menuntut pengembalian alih fungsi kebun teh dengan reboisasi.

Warga juga menuntut adanya pembentukan komite untuk pemulihan kebun teh, dan mendesak Pemkab menutup jalan wisata Margo Lawu. Jalan tersebut memberikan akses terhadap ekploitasi di perkebunan teh dengan bermunculannya resto, kafe dan tempat wisata.

“Kami menuntut perusahaan pengelola perkebunan teh PT RSK memenuhi hak karyawan yang di PHK. Ada 70 orang yang kena PHK belum menerima haknya,” imbuhnya.

Warga lain, Jumadi, mengatakan banyak menerima intimidasi oleh oknum atas aksi protes warga terkait alih fungsi  perkebunan teh Kemuning. Dia meminta Pemkab segera turun tangan mengatasi masalah itu. Jangan sampai masalah terjadi terus menurus. Warga telah berupaya penuh untuk menghentikan alih fungsi lahan kebun teh. Namun selalu mendapatkan intimidasi.

“Yang kami rasakan sekarang ini debit air menurun drastis. Biasanya bulan Februari sumber air itu melimpah, namun ini tidak. Ada penurunan sampai 20%,” katanya.

Warga mengancam akan melakukan aksi lebih besar jika Pemkab tak segera menyelesaikan persoalan tersebut. Banyak regulasi yang dilanggar dalam alih fungsi lahan tersebut.

Usai orasi, perwakilan warga bertemu dengan Pj. Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi, didampingi Pj. Sekda Zulfikar Hadid dan jajaran Pimpinan OPD terkait. Pj Bupati mengatakan akan menerjunkan tim teknis untuk mengecek ke lokasi.

“Hari ini saya akan cek ke lokasi. Tim teknis akan cek langsung untuk melihat dan mengurai masalah di sana,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya